!!warning!!
Part ini mengandung unsur 18+ mohon yang masih di bawah umur harap menjauh, author tidak mau kalian salah baca, kalau bisa langsung skip aja oke.
Setelah mendapat ajakan untuk bertemu di caffe yang terletak tak jauh dari sekolah SMAnya dulu, malamnya yuna menemui juna di balkon.
Tidak ada yang spesial dari pertemuan mereka, juna hanya menceritakan tentang papanya yang kembali menawarinya untuk langsung berkerja menggantikan posisinya, juna adalah pria yang lumayan pintar dalam bidang ekonomi, juna juga pernah mendapatkan peringkat dua saat kelas 10, memang tidak begitu mengejutkan tapi juna benar-benar termasuk ke dalam kategori pria rajin dan pekerja keras.
Malam ini sungguh indah, sinar rembulan yang di temani dengan gemerlap bintang membuat langit tampak lebih indah malam ini. Juna meloncat pembatas besi pembatas balkonnya untuk bisa lebih dekat dengan keberadaan yuna, setelah sekiranya juna berhasil yuna kembali memfokuskan pandangannya pada langit malam.
Kedua tangan kekar milik juna melingkar dengan sempurna di pinggang yang ramping milik yuna, sambil meletakkan dagunya di atas bahu yuna, bebauan badan yuna yang mencari ciri khas wanita itu yaitu bebauan vanilla yang membuat selalu merasa nyaman ketika di dekat yuna.
"Gue ga mau kehilangan lo.." ucap juna tiba-tiba.
Badan dan hati Yuna benar-benar menghangat ketika juna mengatakan itu, tapi kenapa jauh di lubuk hatinya ia merasakan sesuatu yang ganjal terhadap apa yang di katakan oleh juna, tapi apakah itu?
Rasa itu selalu menghantui yuna akhir-akhir ini, selalu membuatnya ragu akan hubungannya dengan juna, selalu membuat yuna merasa terancam setiap saat, yuna juga sangat mencintai juna ia tidak ingin berpisah dengan pria yang tengah memeluknya saat ini.
"Jangan pernah pergi dari gue yun, hidup gue hampa kalo ga ada lo.."
Tidak bisa di pungkiri kata-kata itu sungguh membuat yuna tersentuh dan meleleh, yuna pasrah dengan perlakuan manis dari juna, tapi apa daya karena rasa tidak akan pernah bisa berbohong yuna merasakan hal yang aneh pada diri juna bahkah itu sangat jelas.
Juna membalikkan tubuh yuna untuk menghadap padanya, menatap mata wanita itu yang ternyata sudah berkaca-kaca.
Juna mematung di tempat, melihat gerak-gerik yuna yang memang aneh sedari tadi membuatnya merasa bersalah, juna mendekatkan dirinya pada yuna.
Wajahnya sudah sangat dekat, tangan juna menangkup rahang yuna sedetik kemudian bibir mereka bersatu.
Ini adalah ciuman pertama untuk yuna, ini adalah rasa yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Semua ini baru untuk yuna, ketika hawa aneh menyelimuti sekujur tubuhnya, ketika dengan raflek matanya memejam karena gugup menatap mata juna di hadapan kita dalam jarak yang sangat dekat, ketika sesuatu benda kenyal mendarat di bibirnya, ketika benda itu melumat dan menggigit kecil bagian bawah bibirnya.
Ayuna tidak membalas ciuman dari juna, ia mulai membuka matanya melihat juna yang masih bermain dengan bibirnya sambil memejamkan mata.
Rasa ini memang aneh, rasa ini sangat baru untuknya, yuna tidak dapat membohongi dirinya sendiri kalau dia sangat menikmati permainan juna, karena merasa tidak ada pergerakan juna pun membuka matanya dan menarik pautan dari bibir mereka.
Sesaat ia menatap manik yuna ada rasa tidak tega, tapi juna sangat menikmati bibir yuna yang akan menjadi candunya, tangan yuna mengelus pipi juna menatapnya dengan mata yang kembali berkaca-kaca, kakinya berjinjit untuk menyetarai tinggi badan mereka yang sangat jauh berbeda.
Setelah sekiranya dapat yuna menatap manik mata juna sebentar lalu mulai memejamkan matanya dan dengan beraninya ia mencium bibir juna, melakukan apa yang di lalukan juna padanya tadi, sesaat juna terkejut tapi ia segera membalas permainan yuna.
Di sela-sela ciumannya yuna mengatakan. "Aku mencintai mu."
***
Janjinya dengan gwen terlaksana, tepat pukul tiga sore ia menemui gwen di tempat yang gwen rencanakan kemarin, kini keduanya sudah duduk di meja yang sama dengan berhadap-hadapan.
Tapi ada yang berbeda dari wanita itu, wajahnya pucat dan sangat tirus, tubuhnya mengurus, rambut yang nampak kusut, kantung mata yang mulai menghitam, tapat pada bagian keningnya terdapat sebuah luka yang di balut oleh perban dan kapas.
Yuna benar-benar terkejut melihat penampilan gwen yang berbeda dari biasanya, wanita yang selalu tampil anggun itu kini sangat berubah.
"Gwen apa kau baik-baik saja..?" tanya yuna khawatir melihat keadaan gwen saat ini.
Gwen malam tersenyum mendengar nada khawatir dari yuna. "Kau memang benar-benar wanita yang baik hati yun, aku yakin setelah aku Menjelaskan sesuatu kau akan kecewa padaku..."
Yuna mengkerutkan dahinya bingung, apa maksut perkataan gwen tadi. "Maukah kau berjanji satu hal padaku?" lagi-lagi yuna di buat penasaran dengan wanita di hadapannya ini.
Yuna mengangguk ragu. "Kau berjanji tidak akan pernah meninggalkan juna, dan kau tidak akan pernah berpaling dari juna.."
"Ya gwen aku berjanji.." wanita itu tersenyum tipis mendengar jawaban yuna.
Gwen merogo sesuatu dari dalam tasnya, lalu mengeluarkan sebuah amplop berwarna putih dan memberikannya pada yuna. "Apa ini, gwen?" tanya yuna yang mulai membalik-balikan amoplop putih polos tersebut.
Gwen hanya mengisyaratkan dengan senyuman dan matanya untuk bertujuan supaya yuna mambukanya dan membacanya, akhirnya dengan rasa penasaran dan hati-hati yuna membuka amplop tersebut.
Matanya membaca isi dari surat yang berada pada amplop yang di berikan gwen padanya, ia menutup mulutnya dan matanya melebar setelah membacanya, manatap wanita di hadapannya dengan keterkejutan.
"Kk-kau ham..bagaimaan bisa gwen?" nada bicara yuna bergetar menatap gwen dengan banyak tanda tanya. "Siapa yang melakukan ini padamu.."
Bukannya menjawab gwen hanya menundukkan wajahnya, menghelai nafas lalu menyeka air matanya yang tidak bisa terbendung saat melihat reaksi yuna yang begitu terkejut saat membaca bahwa gwen hamil, bagaimana jika ia memberi tahukan bahwa ayah dari anaknya ini adalah...
Tbc
Hai gengs! Tadinya author mau up pagi tapi ada aja halangannya, jadi malam ini aja ya up dua chapter kok jadi jangan khawatir author ga tega kalo harus gantung kalian karena author tau rasanya di gantung itu ga enak gengs hikdd:'(
Penasaran ga gengs?! Sumpah author jadi ngerasa ga enak nii, ada aroma-amora sad ending dan berujung dengan tangis pilu huaaaa gengs komen dong! Berikan tanggapan untuk ceritanya author yang satu ini.
Beneran ini mbak gwen hamil? Sama siapa ya kira kira? Yoo langsung aja ke chapter berikutnya.... See you.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dimple Girl (THE END)
Teen FictionKisah ayuna dan juna Berawal dari pertemuan yang tidak di sengaja, karena rumah mereka yang bertetanggan alhasil mereka berteman sangat baik hingga berujung dengan sebuah ikatan saling memiliki namun cinta mereka harus di uji dengan kehadiran cinta...