A Day with Ryujin

2.4K 270 7
                                    

Hari baru dimulai, Yeji masih merasa bingung dengan sikap Ryujin yang tiba-tiba berubah drastis. Ia terus merasa bersalah.

"Gue salah ngomong apa coba ke dia? Kok dia tiba-tiba gitu" gumam Yeji. Tiba-tiba, pintu apartmentnya diketuk seseorang. Ya, semenjak ia kembali ke Seoul, Yeji memutuskan untuk tinggal di apartmentnya karena sang Appa dan Eomma belum bisa ikut ke Seoul karena alasan bisnis.

"Sebentar.. " ujar Yeji beranjak dari sofa rumahnya lalu menuju kedepan pintu dan membukanya.

"Chaeryeong?!" Yeji benar-benar terkejut dengan kedatangan gadis satu ini. Chaeryeong adalah teman satu sekolah Yeji, Ryujin, dan Yuna dulu. Mereka sudah lama sekali tak berjumpa.

"Hai Yeji! Kau ini jahat sekali! Kembali ke Seoul nggak ngasih kabar!" gerutu Chaeryeong karena Yeji tidak memberitahunya.

"M-maaf.. Handphone ku rusak, aku tak hapal nomormu. Aku bahkan memberitahu Ryujin melalui Inst'gramnya" ujar Yeji jujur. Chaeryeong mengangguk paham.

"Ayo masuk, jangan di depan pintu. Gak baik" ajak Yeji, Chaeryeong mengangguk mengiyakan ajakan Yeji. Akhirnya mereka berdua duduk disofa ruang tamu apartment Yeji.

"Lo tau dari mana alamat dan nomor apartment gue?" tanya Yeji heran padahal dia belum memberitahu keberadaan apartmentnya kepada siapapun termasuk Ryujin.

"Lo lupa ya? Ini apartmentnya sepupu gue, Lia. Ya jelas lah gue tau" ujar Chaeryeong mengingatkan, Yeji mengangguk polos. Ia baru ingat bahwa apartment ini adalah milik Lia.

"Oh iya. Sumpah gue lupa loh" ujar Yeji sembari menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Jadi ceritanya kemarin tiba-tiba salah satu pegawai di apartment disini bilang kalo dia kayaknya ngelihat lo ke apartment sini. Awalnya gue nggak percaya, tapi gue penasaran dan akhirnya gue nyoba deh kesini dan ternyata bener lo!" ujar Chaeryeong panjang lebar.

"Oh gitu.. Eh lo tau nggak soal Yuna sama Ryujin?" tanya Yeji. Chaeryeong tiba-tiba diam. Ia terlihat gelisah, ia menyimpan sesuatu yang tentu saja tidak diketahui Yeji.

"Kok diem..?" tanya Yeji. Chaeryeong menelan ludahnya, ia tak mampu menjawab. Tenggorokannya terasa begitu kering.

"E-em.. Lo nggak dikasih tau sama Ryujin?" tanya Chaeryeong hati-hati.

"Nggak. Kalo gue dikasih tau gue nggak bakal nanya lo, mereka kenapa?" Tanya Yeji, Chaeryeong tak bisa menjawab.

"K-kalo gitu.. Maaf. Gue juga gak bisa jawab" ujar Chaeryeong.

"Hah..? Ini ada apa sih? Selama gue nggak disini apa yang kalian tutupin dari gue?" tanya Yeji berbondong, ia betul-betul penasaran.

"Maaf.. Gue nggak bisa ngasih tau lo"

"Kenapa? Ryujin yang larang? Gue udah nggak penting lagi kah sampai gue nggak dikasih tau?" tanya Yeji diikuti rasa kecewa.

"Nggak bukan gitu. Ryujin nggak mau ganggu lo" ujar Chaeryeong.

"Gue nggak pernah terganggu, Chaer sekarang lo kasih tau gue, ada apa?" tanya Yeji tak sabaran.

"Maaf.. Gue sebenarnya kurang tau, tapi katanya mereka udah nggak mau berhubungan lagi.. " ujar Chaeryeong sedikit takut. Ia khawatir Ryujin akan memarahinya jika ia memberitahu orang lain, tapi ia lebih takut pada Yeji.

"M-maksudnya..? Mereka musuhan?" tanya Yeji lagi.

"M-mungkin gitu. Serius, Yeji. Gue nggak tau apa-apa. Yang gue tau mereka cuma musuhan, itu aja. Sisanya cuma mereka berdua yang tau" ujar Chaeryeong sejujur-jujurnya. Yeji menerawang mata Chaeryeong, tapi hanya ada kejujuran disana. Tak ada kebohongan. Yeji menghela nafas, tentu ia belum puas dengan informasi minimalis itu. Ia bahkan belum mengetahui apa alasan mereka menjadi bermusuhan. Yeji mengelus pundah Chaeryeong, menenangkannya yang sepertinya gelisah.

'Hidden Love'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang