The End of our story

1.7K 159 5
                                    

"Tok Tok Tok Tok.."

"Ryuddaeng..!"

Sesuai ucapannya kemarin, pagi ini Yeji datang mengunjungi rumah Ryujin. Tak lama, pintu dari rumah yang lumayan mewah itu terbuka, menunjukkan kehadiran seorang wanita yang masih terlihat muda, dengan pakaian simpel biru muda.

"Oh.. Eommanie.." sapa Yeji, membuat wanita itu terkejut dengan kehadirannya.

"Ya ampun, Yejjdeong? Sudah lama, ya.." ujarnya lalu memeluk gadis berambut caramel panjang sepunggung itu, melepaskan rasa rindunya.

"Iya, eomma. Yeji kangen banget sama eomma, beberapa hari lalu Yeji mampir ke sini, tapi eomma nggak ada.." gerutu Yeji dengan wajah cemberutnya membuat sesosok 'eomma' itu terkekeh lalu melepaskan pelukannya.

"Oh, itu karena eomma sedang pergi ke rumah neneknya Ryujin. Oh, ngomong-ngomong, apa kau menginap disini bersama Ryujin saat eomma tidak ada?" tanya Nyonya Shin menginterogasi, membuat Yeji canggung.

"H-he..? Iya eomma" jawabn Yeji canggung seadanya.

"Apa dia macam-macam padamu?" tanya sang eomma makin menginterogasi membuat Yeji bingung. Tiba-tiba, sosok gadis berambut pendek dengan kaus putih keluar dari dalam rumah itu, ia tampak terkejut saat melihat kehadiran Yeji dan eommanya diluar rumah.

"Ya ampun, eomma.." ujarnya mendekati Yeji dan eommanya.

"Ada tamu kok bukannya diajak masuk, malah ditahan di luar rumah. Suruh duduk dulu, kan bisa.." protes Ryujin yang kini sudah berdiri tepat disebelah Yeji sementara Nyonya Shin justru memperdalam tatapannya. Menunjukkan ekspresi curiganya, membuat Yeji meneguk ludah karena gugup.

"Baiklah, ayo masuk. Eomma sudah masak banyak makanan" ujar Nyonya Shin menghangat, akhirnya ia memasuki rumah, sementara Yeji dan Ryujin sedang bertatapan.

"Em.. Udah lama?" tanya Ryujin memulai obrolan lebih dulu.

"Baru kok.." jawab Yeji dengan senyum tipis.

"Maaf ya kalo eomma banyak nanya, dia emang kayak gitu" ujar Ryujin merasa tidak enak dengan Yeji yang di interogasi oleh eommanya.

"E-eh, iya nggak apa-apa kok" ujar Yeji tidak merasa keberatan sama sekali, Ryujin tersenyum sembari menghela nafasnya.

"Oke, yuk masuk" ajak Ryujin dibalas anggukan singkat Yeji.Mereka masuk kerumah itu, lalu menuju ke dapur. Disana sudah nampak banyak jenis makanan yang tersedia di meja makan, membuat Yeji sedikit melongo.

"Ayo, Yeji. Duduk dan makanlah, kita sudah lama tidak makan bersama" ujar Nyonya Shin dibalas anggukan Yeji. Yeji pun duduk di kursi, sementara Ryujin duduk di sebelahnya. Nyonya Shin dengan cepat menyediakan segelas air putih dan sepiring nasi untuk Yeji.

"E-em.. Eomma, biar Yeji sendiri aja yag a-"

"Nggak apa-apa, Yeji. Nggak perlu merasa sungkan, anggap saja eomma ini eommamu, dan rumah ini rumahmu" ujar sang eomma memotong sebelum Yeji selesai berujar. Yeji tersenyum manis.

"Terimakasih, eommanie.." ujar Yeji, sementara Ryujin mulai mengambil piringnya dan menyedok nasi.

"Aihh.. Jinjja, kadang aku sampai bingung, anak eomma itu aku atau Yeji.." gerutu Ryujin layaknya anak bocah, yang akhirnya membuat Yeji dan Nyonya Shin terkekeh.

.

.

.

"Eomma, aku ijin keluar ya sama Yeji" ujar Ryujin sembari membersihkan sisi bibirnya dengan tissue.

"Kemana?" tanya sang eomma. Interogasi tahap kedua dimulai..

"Ke taman dekat sini, eomma" ujar Ryujin.

'Hidden Love'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang