[ Season 2 : Eps 10 ]

914 120 22
                                    


"How I Met You"

!WARNING!

Bahasa non baku 

.

.

"Makasih ya, Jin buat makanannya" ujar Heejin tersenyum manis pada Ryujin yang masih mengunyah Jjangmyeonnya. Ryujin hanya merespon dengan anggukan dan senyum manisnya membuat Heejin terpesona.

"Anjir, gue kenapa sih?" batin Heejin yang salfok sama Ryujin.

"Eh, Jin. Btw gue boleh nanya?" tanya Heejin, Ryujin langsung natap dia penasaran.

"Iya, boleh. Mau nanya apa?" tanya Ryujin sambil manggut.

"Lo ketemu sama Yeji awalnya gimana si? Penasaran gue" tanya Heejin, Ryujin langsung flashback batin, nginget awal pertemuan dia sama Yeji.

"Ya.. jadi gini pertemuan kami.."

Flashback

.

.

"Hiks hiks.. Es krim ku"

"Halah cengeng banget sih nih bocah" sahut seorang anak lelaki yang kira-kira berumur 9 tahun itu.

"Iya nih. Cengeng banget, pulang sana ke gendongan eomma" suruh lelaki lainnya pada seorang gadis manis yang tengah menangis itu. Gadis itu adalah Yeji, Yeji ceritanya lagi jalan-jalan sama kakaknya, Hwang Hyunjin. Yeji baru aja beli es krim kesukaannya, tapi Hyunjin mendadak mau ke toilet jadi dia ninggalin Yeji bentar. Ya, jadi Yeji itu sebenarnya 2 bersaudara. Hyunjin anak sulung, dan Yeji sebagai anak bungsu. Kenapa di cerita ini gak pernah ada Hyunjin? Ya biar suprise aja gitu :V

"Kak, tolong balikin es krim ku dong" pinta Yeji berusaha menggapai es krimnya yang saat ini berada ditangan lelaki kecil bernama Felix itu. Yeji sudah berulang kali memohon agar lelaki itu mengembalikan es krimnya karena ia sudah lama sekali tidak keluar rumah. Bagaimana tidak? Orang tua Yeji memiliki pekerjaan yang tidak menetap, sehingga jarang sekali baginya untuk jajan maupun main keluar rumah. Tahun ini, keluarga Yeji akan kembali menetap di kota asalnya untuk waktu cukup lama, kurang lebih selama 5 tahun-an kedepan. 

"Kak.. Tolong" pintanya lagi, tiba-tiba lelaki lain mengambil es krim itu dan melemparnya ketengah jalan, Yeji menatap es krimnya yang sudah tak berbentuk di atas tanah, matanya kembali berair, sementara 2 lelaki dihadapannya tertawa puas.

"Ups.. Jatuh deh, maaf ya" ujar lelaki dengan nama Bangchan tanpa dosa. Yeji masih terdiam, berusaha menahan tangisnya.

"Yahh? Nangis, cemen banget"

"Sendirinya cemen, ngga ngaca?" sahut seorang wanita dari arah kanan, membuat ketiganya sontak menoleh. Yeji menatap gadis berambut panjang yang sepertinya seusia dengannya.

"Eh, anak kecil lainnya dateng. Kenapa? Mau nolongin? Nggak usah sok jadi pahlawan kesiangan deh lo" suruh Felix, gadis itu mendecih.

"Beneran cemen, nih? Masa' beraninya sama cewek? Nggak malu?" tanya gadis itu berani, kini gadis itu sudah berdiri di hadapan Yeji, sementara Yeji bersembunyi dibelakangnya.

"Sialan. Lo pikir lo siapa? Sok hebat banget"

"Gue nggak sok hebat. Cuma mau ngingetin kalo cari lawan itu jangan sama bocah" katanya, Yeji menghapus air matanya, merasa sedikit tersinggung saat gadis dihadapannya itu memanggilnya bocah.

"Oh, jadi lo mau gantiin dia? Boleh, sini" kata Bangchan menantang, Gadis itu mengangguk pasti lalu menyiapkan ancang-ancangnya.

"Oke, sini. Maju lo berdua" tantang gadis itu balik. Kedua lelaki itu maju, mulai melemparkan pukulan kepada gadis itu, tapi dengan gesit gadis itu menangkisnya membuat Yeji terkagum.

'Hidden Love'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang