[ Season 2: Eps 7 ]

815 123 9
                                    

"Forget"

.

.

Sudah beberapa jam berlalu, Yeji masih terlelap karena efek obat yang diminumnya tadi pagi. Yuna dan Lia sedang sibuk berdoa, sepertinya kejadian beberapa hari, bukan, minggu itu sudah membuat mereka trauma. Mulut mereka komat-kamit, mengucapkan kata-kata dan doa yang sama berkali-kali, intinya mereka hanya ingin selamat sampai Korea. Sementara Heejin, ia sedang sibuk membaca majalah yang disediakan oleh pihak pesawat. Ia duduk di samping Yeji, bertujuan agar ia bisa mengamati gerak-gerik Yeji apabila ia sudah sadar nanti, ia khawatir Yeji akan terkena shock mendadak karena teringat kejadian waktu itu. Heejin membaca majalah yang berada ditangannya sambil melirik Yeji sesekali, ia menghela nafasnya lalu menoleh menatap ke arah luar jendela yang menunjukkan pemandangan yang begitu indah, Heejin tersenyum simpul.

"Aku merindukan kalian.." lirihnya. Setelahnya ia kembali fokus pada kegiatannya, hingga mereka tiba di Bandara Korea.

.

.

"Yeji, ayo bangun. Lo mau terus tidur di sini?" panggil Heejin lembut, Yeji segera bangun dari tidurnya lalu terkejut.

"Hah, K-kita sudah sampai?" Yeji memeriksa tubuhnya panik, setelahnya ia menghela nafasnya, menyadari ia baik-baik saja sementara Heejin hanya bisa terkekeh pelan.

"Lo ini lucu banget sih, Ji" ujarnya.

"Y-ya, gue khawatir aja" katanya. Setelahnya Heejin berdiri, mengulurkan tangannya pada Yeji yang masih terduduk.

"Yuk turun, nanti kita ketinggalan" ajaknya, Yeji langsung menerima uluran tangan Heejin, kakinya yang masih sedikit nyeri itu membuatnya mendesis kesakitan.

"Shh.." desisnya.

"Sakit? Ayo gue bantu" tawar Heejin yang sudah mengalungkan lengan kanan milik Yeji di pundaknya, setelahnya ia mulai membopong Yeji perlahan keluar dari pesawat yang sudah terbilang cukup sepi. Heejin dan Yeji menghampiri Lia dan Yuna yang sudah didampingi oleh beberapa staff, salah satu staff yang melihat Yeji kesulitan berjalan dengan cepat membantu Heejin membopongnya.

"Yeji, kau baik-baik saja?" tanyanya.

"Ya, kaki ku hanya sedikit nyeri" keluh Yeji.

"Kalian pasti lapar, Pak Manager menyuruhku untuk mengajak kalian ke restoran dan makan" jelas salah satu staff dibalas anggukan paham oleh Lia.

"Baiklah"

"Kalau begitu, ayo kita berangkat sekarang. Barang-barang kalian sudah kami pindahkan ke mobil pribadi" jelas beberapa staff lagi-lagi dibalas anggukan oleh mereka. Mereka semua berjalan keluar dari bandara, sesuai ekspetasi, diluar sana sudah banyak sekali para fans dan media yang berusaha keras untuk menanyakan pertanyaan pada ketiga idol yang baru saja selamat dari maut itu. Heejin sempat kewalahan ,ia tak pernah mengalami ini, ia kesulitan berjalan. Untung sekali ada Lia yang dengan cekatan menariknya keluar dari kerumunan hingga akhirnya mereka berhasil masuk ke mobil pribadi mereka dengan selamat. Jantug Heejin berdegup kencang, baru kali ini ia bertemu dengan reporter sebanyak itu.

"Lo  pasti shock, ya? Maaf ya" sesal Lia, Ia juga tidak mengira bahwa akan banyak sekali reporter yang berdatangan. Heejin tersenyum tipis lalu mengangguk paham.  

.

.

.

"Ah kenyangnya..! Aku rindu sekali dengan kota ini" ujar Yuna dengan riang, mereka baru saja pulang dari restoran untuk makan. Sedari tadi Heejin hanya bisa diam, karena ia merasa bingung harus mengatakan apa. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju agensi, banyak orang yang sudah menunggu mereka disana termasuk Ryujin dan Chaeryeong.

'Hidden Love'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang