[ Season 2 : Eps 15 ]

793 118 24
                                    

TyPo WaRnInG!!

Non Baku Area!

Budidayakan vote terlebih dahulu bos ^^

Asli ga tuh 6 up dalam 3 eps^^

HaPpY rEaDiNg~! <3

.

.

"Phobia" Bab I

.

"A-apa itu?"


"Bletak-!" suara benda terjatuh dari arah dapur yang masih gelap itu. Yeji menelan ludahnya ngeri, memberanikan kakinya yang gemetaran untuk mendekati lorong dapur. 

Tiba-tiba saja..

"Yeji eonnie?" Yuna menepuk pundak Yeji, membuat gadis itu reflek berbalik, tubuhnya tegang, ia ketakutan.

"Y-yuna.." lirihnya gemetaran, membuat Yuna khawatir.

"Oh, eonnie, jongmal mianhaeyo. Apa aku mengagetkanmu?" tanya Yuna cemas sembari mengusap dahi Yeji yang berkeringat. Yeji meneguk ludahnya singkat.

"Nde.. Gwaenchana~" katanya sedikit tenang, Yeji kembali menatap lorong dapur yang masih gelap tertutup bayangan mantan *PLAK* 

Maksudnya yang gelap karena sepertinya lampu dapur telah dimatikan. Yuna menatap kearah dapur bersamaan dengan Yeji.

"Ada apa, eonnie? Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Yuna setelahnya, ia menoleh.

"G-gue.. cuma pusing. Gue mau ambil minum" singkatnya, setelah itu Yuna berjalan, mencari saklar untuk menyalakan lampu dapur.

"Ctek" ruangan dapur terang seketika ketika Yuna menyalakan lampunya, ia berbalik menghampiri Yeji lalu tersenyum.

"Ya udah, ambil aja minumnya, eonnie. Nanti jangan lupa untuk mematikan lampunya lagi, ya?" kata Yuna, Yeji tersenyum kecil lalu mengangguk mengiyakan. Setelahnya, Yuna pergi, meninggalkan Yeji sendirian. Yeji menghela nafasnya, berjalan perlahan memasuki dapur. Ia mengambil air minum dengan cepat lalu mematikan lampu, dengan cepat dia berlari, meninggalkan dapur yang gelap itu dengan cepat.

Aneh.. Padahal Yeji tak ada phobia gelap sebelumnya..

***

Yeji lagi jalan kedapur, dia mau makan sarapannya karena dia udah laper pake banget. Tapi aneh, pagi ini kepala Yeji sakit banget, nggak kayak biasanya. Tentu saja, karena semalaman Yeji tak bisa tidur. Entahlah, otaknya gelisah, itulah mengapa kantung hitam gelap itu menggantung dibawah matanya.

"Selamat pagi, Yeji" hangat Heejin menyapa Yeji, Yeji tersenyum kecil lalu membalas dengan anggukannya.

"Pagi juga, Heejin" balasnya, Heejin mendekat, menarik dagu Yeji agar ia bisa melihat wajahnya jelas.

"Mata lo kenapa, Yeji? Lo nggak apa-apa kan?" tanyanya khawatir, Yeji tersenyum lalu mengangguk kecil sebagai balasan.

"Iya, gue nggak apa-apa kok" katanya tak ingin Heejin mencemaskannya.

"Aduh, lo kurang tidur ya? Ini, gue buatin lo susu coklat. Minum sampai habis, ya? Biar keadaan lo membaik" kata Heejin menyodorkan segelas susu coklat hangat pada Yeji, Yeji mengangguk lalu meminum susu itu hingga habis.

"Makasih, Jin" kata Yeji mengembalikan gelas itu kepada Heejin, Heejin mengangguk lalu mengelus lengan Yeji pelan.

"Nggak masalah, sudah jadi tugas gue sebagai dokter lo" kata Heejin bermonolog sebelum akhirnya Yeji berjalan menuju ke dapur untuk menyantap sarapan.

'Hidden Love'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang