Prolog

3.3K 178 37
                                    

Seorang pria berjaket kulit dan berpostur tinggi mengetuk sebuah pintu rumah kontrakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria berjaket kulit dan berpostur tinggi mengetuk sebuah pintu rumah kontrakan. Pintu dibukakan oleh seorang pria berpakaian santai mengenakan kaos oblong dan celana pendek. Di tangannya menggenggam secangkir kopi. Tanpa banyak berbasa-basi, sang tuan rumah mempersilakan tamunya masuk.

"Bang, ngomong-ngomong, waktu itu mantan istrimu datang ke sini?" tanya seorang pria berjaket kulit.

"Iya, dia permasalahin anaknya lagi. Sampai nawarin apoteknya asal aku bisa bantu cariin anaknya. Polisi kerjanya gak becus sih. Nyariin bocah goblok yang hilang aja gak bisa, apalagi nyari buronan koruptor."

Mereka bedua lalu duduk beralaskan karpet yang merupakan tempat bersantai di dalam rumah.

"Terus, apa kamu terima tawarannya?"

"Sepertinya aku gak mungkin terima tawarannya. Kalau aku berhasil nemuin anak itu, aku bisa dipenjara lagi. Aku sudah bosan 4 tahun dipenjara."

"Kamu harus terima tawaran itu, Bang. Kita temukan anaknya, lalu kita terima surat-surat penting yang berkaitan dengan bangunan apoteknya itu. Kita jual cepat, lalu kamu bisa kabur secepatnya ke luar negeri," usul sang rekan dengan antusias.

"Kau kira gampang jual rumah dengan cepat?"

"Aku punya beberapa calon konsumen yang pasti mau beli bangunan beserta usaha apoteknya. Kita jual di bawah harga saja."

Si tuan rumah menundukkan wajah sambil memegang dahi. "Aku pun bingung harus cari anaknya di mana. Masih hidup atau enggak pun aku gak tahu."

"Kita cari sama-sama petunjuknya, pasti bisa dicari. Nanti coba temuin lagi mantan istrimu."

"Terlalu beresiko kalau aku bertemu langsung dengan anaknya. Dia bisa cerita semuanya."

"Gini, kalau misalkan anaknya berhasil ditemukan, kita bujuk dia secara baik-baik. Dan kalau masih gak bisa juga. Tenang, aku punya ini." Sang pria berjaket kulit menunjukkan sebuah senjata api yang diambil dari saku jaketnya.

Sontak rekan yang duduk di dekatnya bergeser mundur terlihat risih. "Hei! simpan lagi pistol itu! Kalau ada yang lihat bisa-bisa dipenjara lagi kita!" bentaknya.

"Pistol ini memang selalu ku bawa kemana-mana. Buat jaga-jaga aja."

Si tuan rumah membelalakan mata melihat ke arah pistol. "Gila! Memangnya kita harus bunuh anak itu?!"

🔽

About D ( Her Secret ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang