Bag 47 (FB 1)

325 32 0
                                    

Flashback

"Kakak! Ayo sini masuk mobil!"

Dari balik kaca pintu mobil yang terbuka, gadis berseragam putih biru memanggil dari kejauhan seorang gadis berseragam putih abu-abu yang tengah asyik mengobrol dengan dua temannya dekat gerbang sekolah.

"Ih, Kak Dara! Dara!"

Yang dipanggil lantas menoleh ke arahnya dengan raut wajah kesal. Seorang anak yang baru saja memasuki masa remaja terdengar lancang ketika memanggil langsung nama kakaknya. Gadis dengan rok abu-abu dan kemeja putih yang menempel identitas nama "Dara" itu langsung berjalan mendekati mobil hatchback hitam yang sudah menunggunya. Di kursi kemudi, duduk seorang pria dewasa yang bersikap santai memaklumi emosi dua anak remaja yang akan ia antarkan pulang.

"Iih Niki, kalau di depan temen-temen aku itu sopan dikit kek. Gak ada kesopanan banget!" Dara langsung menegur adiknya saat baru saja duduk di kursi penumpang depan.

"Idih, kakak sih dipanggil dari tadi gak denger denger waktu dipanggil," Niki meledek dengan melipat kedua tangan dan memajukan bibir.

"Ya tapi punya etika dong!"

Mereka berdua saling beradu argumen layaknya pertengkaran sehari-hari yang terjadi antara kakak beradik.

"Udah,udah. Gak usah berantem. Nanti bilangin ke Mama loh." Seorang pria dewasa yang mengemudikan mobil mencoba melerai dua gadis remaja itu agar pertengkaran mereka terhenti. Hingga emosi diantara mereka sudah reda dengan sendirinya.

"Rese banget sih. Nanti lagi jangan jemput aku di depan sekolah ya, jemput di depan halte aja, Papa." Dara berpesan pada pria yang tengah mengemudi.

"Iya siap, cantik."

Hubungan Dara dan Niki terkadang akur, namun tak jarang juga keduanya harus bertengkar hanya karena masalah sepele. Namun bagaimanapun, mereka tetap saling menyimpan kepedulian masing-masing.

Sikap Dara dan Niki terlihat dingin pada pria yang saat ini telah hadir di hidup mereka. Tidak seperti layaknya seorang anak dengan ayah. Karena tidak mudah menerima Angga untuk menggantikan ayah kandung mereka yang telah tiada. Pria berusia 5 tahun lebih muda dari sang ibu. Baik Dara maupun Niki masih tak mengerti bagaimana pria yang terkesan menjadi benalu di keluarganya itu berhasil mencuri hati ibunya.

Sebagai anak yang lahir dari keluarga yang cukup berada, tentu dua gadis bersaudara itu merasa tidak mudah menerima seorang mantan perawat yang kini menjadi ayah tirinya. Ibunya seorang dokter senior di salah satu rumah sakit yang ada di kabapaten Sumedang sekaligus seorang pengusaha di bidang farmasi. Hidupnya senantiasa berkecukupan secara materi. Sang ibu menyuruh memanggil Angga dengan sebutan 'Papa'. Namun, Dara dan Niki terlihat kurang menyukai ayah tirinya. Mereka bahkan tidak mau menatap mata pria itu ketika memanggilnya dengan sebutan 'Papa'.

Setelah menikahi ibu mereka, Angga mengundurkan diri sebagai perawat. Pekerjaannya saat ini beralih membantu usaha apotek sang istri yang terletak tak jauh dari rumah mereka.

Hanya berselang tiga bulan setelah pernikahan ibunya yang kedua, berat badan Niki kian menurun drastis dan seringkali merasa kelelahan. Hingga semuanya berubah saat Niki didiagnosa mengidap leukimia atau kangker darah, stadium 3. Gadis yang baru saja menginjak usia 14 tahun itu harus dirawat secara intensif. Sang ibu yang setiap hari selalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai dokter, kini menjadi lebih sibuk ketika harus membantu merawat anak bungsunya di rumah sakit.

Kesibukan yang seolah berjalan 24 jam hingga sang ibu harus menitipkan Dara pada ayah tirinya. Karena bagaimanapun dia harus tetap bersekolah dan beraktivitas seperti biasa. Setiap hari Angga harus mengantar jemput Dara ke sekolah, memantau berbagai aktivitas kesehariannya, dan memastikan kondisinya tetap baik-baik saja.

About D ( Her Secret ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang