Bag 45 (Kabar)

367 34 3
                                    

Semua rombongan atlet basket putri SMAN 29 dan para pendukung kegiatan bersiap memasuki bus yang telah disediakan sekolah untuk menuju lokasi pertandingan. Wajah mereka berseri menyambut pertandingan dengan suka cita. Seluruh atlet putri memakai kaos Jersey dibalut jaket biru seragam yang membawa nama sekolah.

Sementara di dalam kelas, Pandu tampak gelisah tak bisa fokus pada seorang guru yang sedang menerangkan pelajaran. Segera ia meminta izin untuk keluar kelas demi menghampiri seorang gadis yang tengah bersiap berangkat menuju lokasi pertandingan.

"Andhin!"

Salah satu atlet putri yang bersiap menaiki bus langsung menoleh ke arah panggilan. "Pandu? Ada apa?"

"Semangat, semoga menang!" ucapnya mengepalkan tangan kegirangan, tak seperti Pandu yang biasanya.

Tingkahnya lantas membuat Andhin menutup mulut menahan tawa. "Duh, Pandu, biasa aja dong. Makasih ya, udah nyemangatin."

"Iya, hati-hati, Dhin! Semoga tim sekolah kita memang. "

Bersama rombongan klub basketnya, gadis berseragam jaket olahraga itu menaiki tangga bus dan menduduki salah satu kursi. Bus yang mengangkut rombongan atlet basket putri mulai melaju menuju lokasi pertandingan. Pandu yang masih berada di tempat semula melambaikan tanga kepada gadis yang baru saja ia beri semangat. Andhin tersenyum riang membalas lambaian tangan itu dari balik jendela.

Bus melaju menuju lokasi pertandingan yang akan diselenggarakan di salah satu GOR basket yang ada di kota Bandung. Semua atlet menempuh perjalanan mereka dengan suka cita. Sebagian mengisi waktunya dengan obrolan, candaan, atau hanya sekadar menikmati pemandangan perkotaan dari balik jendela kaca bus.

Melewati tempat yang membuat perhatian Andhin teralihkan. Sebuah ruko berlantai dua yang beberapa waktu yang lalu sering ia datangi untuk bertemu seseorang. Andhin teringat kembali pada sosok itu. Namun hari ini sedikit aneh, bengkel itu terlihat sedang tidak beroperasi. Suasana tampak sepi. Tidak ada Pak Monang ataupun Dara yang biasa terlihat beraktivitas di sana. Rasa gelisah tiba-tiba hinggap di benaknya. Namun Andhin mencoba menepis rasa itu dan kembali melanjutkan obrolan dengan kawan yang duduk di sampingnya.

Semua rombongan atlet telah sampai di tempat tujuan, yaitu gedung olah raga yang akan menjadi lokasi pertandingan mereka. Masing-masing dari mereka mengatur napas dan melakukan pemanasan ringan untuk mempersiapkan mental dan fisik sebelum pertandingan dimulai. Pak Edi---sang pelatih basket mulai mengumpulkan semua atlet putri yang akan bertanding untuk memberi penjelasan mengenai setrategi permainan mereka.

Tepat pukul 10 pagi, waktu pertandingan telah dimulai. Tim basket putri SMAN 29 telah berkumpul di tengah lapangan, berhadapan dengan lawan dari sekolah lain yang juga sudah menyusun posisinya masing-masing. Suara peluit dibunyikan wasit, setiap pemain mencoba menyuguhkan teknik permainannya demi mencetak poin sebanyak-banyaknya. Pertandingan berlangsung seru namun cukup menegangkan. Setiap tim berusaha mempersembahkan kemenangan demi bisa masuk ke babak pertandingan selanjutnya.

***

Melalui jalan alternatif lain, Angga mengemudikan mobil menuju lokasi di dekat jurang tempat Nadi menjatuhkan diri kemarin malam. Permukaan jalan yang tak rata cukup menyulitkan kemudi mesin mobilnya. Namun hanya ini yang harus ia lakukan.

Sejak tadi siang ia kesulitan menghubungi Wildan melalui panggilan pesan singkat hingga telepon. Pemuda itu seolah hilang tanpa kabar apapun. Mobil yang ia kemudikan melaju mengunjungi perkampungan penduduk yang tak jauh dari jurang sana. Kepada dua orang penduduk sekitar yang ia temui, Angga mencoba menanyakan dua anak muda yang sedang ia cari dengan menceritakan ciri-ciri mereka. Namun tak ada satu pun dari mereka yang menemukannya.

About D ( Her Secret ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang