"Aing juga masih belum tau euy dia itu siapanya," ucap Pandu sambil berjalan pelan. Dari belakang, Dito tiba-tiba merangkul.
"Eh Du, aing nebeng yah? Setengah jalan aja. Motor aing lagi diservis nih, masih belum bener. Boleh ya?"
Tanpa sepatah kata pun, Pandu mengiyakan meski suasana hatinya sedang kurang baik.
"Anterin gue sampe CityLink aja." Dito menumpang menaiki jok belakang. Sengaja ia memeluk sahabat yang akan mengantarkannya.
"Gak usah peluk-peluk kenapa sih?!" Pandu membentak hingga pelukan dilepaskan Dito.
"Hehe, kenapa sih? Habis berantem lagi ya sama Andhin?"
"Enggak juga sih."
"Halah, tadi aing lihat si Andhin kayak habis marah."
"Ya biasa namanya juga cewek."
"Idih belum jadian aja udah sering berantem, gimana udah jadian."
"Eh ku aing turunkeun siah!" Pandu mendadak menghentikan sepeda motor untuk mengancam menurunkan Dito di tengah jalan.
"Eh, eh, santai, Du. Cuma bercanda doang, ya ampun. Cewek emang gitu, coba kasih coklat atau apa. Nanti juga dia hepi lagi." Lantas Dito mencoba menghibur hingga sahabatnya luluh dan kembali melajukan sepeda motornya.
***
"Makasih, Teh. Udah anterin pulang. Aku duluan ya," pamit Andhin sembari menyerahkan helm yang dipinjamkan.
Si pemilik kendaraan tak langsung melepasnya pergi. Ia menyerahkan sebuah amplop putih. "Dhin, tunggu. Ini buat bayaran kemaren."
"Loh, aku kan gak minta bayaran."
Dara mengambil telapak tangan gadis berseragam sekolah itu, lalu menggenggamkan amplop itu. "Ambil aja. Pakai buat yang bermanfaat." Lalu memutar sepeda motornya untuk segera pergi.
"Teh, ini ambil lagi aja. Dari awal aku gak ngarep dikasih uang kok."
Langkah kaki Andhin sudah kalah cepat dengan skuter matik yang sudah melaju semakin jauh. Melewati lalu lintas yang cukup padat untuk pulang ke tempat dimana ia tinggal sekaligus bergelut dengan pekerjaannya. Benaknya masih kacau merasakan hari yang tak terduga. Karir musik yang ia bangun bertahun-tahun bersama 3 kawannya harus berakhir dalam sekejap.
Tiba di bengkel, ia berjalan melewati Ucok dan terlebih dahulu menyelipkan amplop putih yang terlipat dua ke dalam saku kemejanya. "Nih Cok. Uang dari manajer band-ku."
Yang diberi mengambil lagi amplop yang terslip di saku kemeja. "Eh Teh, buat apa uang ini?"
Dara yang hendak menaiki tangga rumah, berhenti dan menoleh ke arah Ucok. "Itu bayaran buat kru band. Ambil aja."
"Waahh makasih, Teh. Ini apa gak terlalu banyak?" ungkapnya, sambil menghitung lembaran uang di dalam amplop.
Melepas perhatian, Dara melanjutkan langkah menuju lantai dua ruko. Membuka pintu dan memasuki kamar di mana ia bisa berekspresi lebih bebas. Dilepasnya dua poster band yang menempel di dinding dan merobek-robeknya kasar penuh amarah. Melempar robekan kertas itu ke lantai hingga berserakan tak karuan.
Napasnya tersenggal-senggal. Tubuhnya kian lesu usai melampiaskan emosi hingga terduduk meringkuk di lantai. Menyandarkan punggung pada ranjang tidur di belakangnya. Pribadi yang selalu terlihat kuat kini rapuh tak berdaya dalam kesendirian. Air mata mulai mengalir kala ia mendongakkan wajah memandang langit-langit kamar.
Pandangannya lalu mengarah pada setumpuk foto polaroid di atas meja yang sebelumnya ia lepaskan dari pintu lemari pakaian (Part 13). Mengambil setumpuk foto itu dan melihat berbagai momen keakraban dirinya bersama seorang perempuan muda.
Air mata semakin deras mengalir. Batinnya terhanyut dalam kesedihan kala mengingat berbagai kenangan yang telah ia abadikan melalui sejumlah lembar foto yang tercetak.
"Babe, tolong datang satu menit aja dalam bentuk apapun. Gue bener-bener butuh lo," ucapnya lirih terisak tangis seraya memandang salah satu foto di tangannya.
"Gue udah salah ngambil keputusan lagi. Harusnya waktu itu gue nolak buat gabung lagi sama mereka." Dara kembali tenggelam dalam tangis kala melihat potret wajah perempuan yang bersama dirinya dalam lembaran cetakan foto berukuran 4 x 9 cm. Seolah hanya sosok itu yang ia butuhkan untuk mendengarkan keluh kesahnya. Namun apa daya, sosok yang ia harapkan saat ini tak bisa kembali hadir dalam hidupnya.
Next Chapter 🔽
![](https://img.wattpad.com/cover/218556734-288-k655470.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About D ( Her Secret ) ✔
Teen FictionCerita Wattpad dengan visual ilustrasi di dalamnya. Andhini tak menyangka, di masa remajanya ia akan dipertemukan kembali dengan seseorang yang sempat datang di masa kecilnya. Dia adalah Dara, yang kini bersembunyi di balik nama barunya, Nadi. Nadi...