Karakter penampilannya memang sangat berbeda dibandingkan dahulu. Kulitnya lebih kecoklatan, rambutnya terurai panjang, penampilannya lebih tomboy dengan kaos oblong dan ripped jeans yang ia kenakan. Namun begitu, ia masih terlihat cantik.
Andhin masih mengingat sosoknya dan mencoba memanggil nama itu. Memastikan bahwa seseorang yang ia lihat saat ini adalah orang yang sama dengan yang ada di ingatannya.
"Kak Dara?"
Wanita yang sedang mempersiapkan peralatan bengkel sedikit terkejut dan menoleh ke arah Andhin. Sepertinya dia sudah lupa dengan wajah gadis yang sedang memanggilnya.
"Iy-ya, siapa ya?"
"Kamu udah lupa? aku Andhin, Kak. Dulu waktu masih SD, aku pernah ketemu sama Kakak."
"Andhin? Eh kamu udah gede sekarang ya. Waaahh." Ia bangkit berdiri dan menyerahkan sementara pekerjaannya pada salah seorang karyawan pria.
Dara kembali muncul dengan segala perubahan yang ada. Dahulu ia hanyalah seorang gadis biasa seperti remaja lainnya. Sekarang ia terlihat lebih berkarakter dan tumbuh mendewasa.
Mereka saling menempelkan pipi kanan dan kiri sebagai bentuk salam. Dara terpukau melihat tinggi badan Andhin yang sudah hampir melampauinya. Di usia Andhin yang masih belasan saat ini, masih ada kemungkinan tinggi badannya bisa bertambah.
"Kamu udah kelas berapa, Dhin? Sekolah dimana?"
"Aku udah kelas 11 kak di SMAN 29 sana."
"Wah, lumayan deket dong. Kapan-kapan mampir ke sini aja."
"Kakak ke mana aja waktu itu?"
"Ya gitu deh, aku harus pindah rumah. Kamu udah tinggi lagi ya, bentar lagi tingginya nyusul aku nih. Dan makin cantik."
"Hehe, iya. Padahal waktu itu aku udah bawa risol kesukaan Kakak loh. Cuma Kakak udah gak datang ke sekolah lagi."
"Ah masa? Kalau aku tahu kamu udah bawain risolnya, aku pasti datang dulu nemuin kamu."
Sementara Pandu bak dianggap tidak ada di tengah interaksi dua perempuan di hadapannya. Ia hanya duduk terdiam di kursi tunggu, menatap datar mereka sembari menunggu sepede motor miliknya selesai direparasi.
"Eh Pandu, kenalin, ini temen lama aku, namanya Kak Dara. Jadi waktu aku masih SD dia udah SMA," Andhin mencoba memperkenalkan Dara kepada Pandu untuk sekadar mengikat perkenalannya masing-masing.
Sang teman sebangku bangkit dari tempat duduk untuk memberi salam meski dengan senyum canggung. "Eh, Teh. Kita belum sempat kenalan ya."
Perhatian Dara kembali pada Andhin. "Dia udah sering servis motor di sini kok. Cuma kita belum tahu aja nama masing-masing. Ayo sambil duduk dulu atuh."
Wanita pekerja bengkel itupun melanjutkan pekerjaan membantu salah satu karyawan yang tengah memberbaiki skuter matik milik seorang siswa SMA. Melepaskan busi motor yang basah akibat air hujan yang masuk untuk ia keringkan agar proses pengapian mesin bisa berjalan lancar seperti semula.
Sembari memperbaiki mesin kendaraan, mereka bertiga saling berbincang santai hingga sepeda motor milik Pandu selesai diperbaiki.
Usai sepeda motor siap digunakan kembali, Pandu mengajak teman sebangkunya untuk kembali menaiki sepeda motor. Namun Dara tak mau melewati pamitnya begitu saja. Ia melangkah mendekati Andhin sebelum mereka benar-benar berpisah di tempat itu. "Eh, Dhin! Kapan-kapan main kesini aja. Aku sering ada disini kok."
"Pastinya Kak. Aku pulang duluan ya. Daahhh..."
Hari ini memang hari yang menyebalkan untuk Andhin, namun di hari ini juga adalah hari yang sangat menyenangkan setelah kembali bertemu dengan sosok yang sempat hilang. Tak disangka, Dara berpindah ke kota yang sama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About D ( Her Secret ) ✔
Fiksi RemajaCerita Wattpad dengan visual ilustrasi di dalamnya. Andhini tak menyangka, di masa remajanya ia akan dipertemukan kembali dengan seseorang yang sempat datang di masa kecilnya. Dia adalah Dara, yang kini bersembunyi di balik nama barunya, Nadi. Nadi...