R&R. 18

1.2K 98 0
                                    

"Mau kerumah pohon?"

"Ada rumah pohon juga?"

"Ada dong! Mau liat?"

"Boleh ayo"

Mereka berdua menyusur semak-semak taman membelah semak-semak dan ranting pohon yang terlihat sengaja dibuat untuk menutupi sesuatu. Benar saja. Semak-semak dan ranting pohon yang sengaja di patahkan menutupi sebuah jalan kecil. Sepertinya ini akan menyenangkan.

Niko mengulurkan tangannya pada Reva berniat membantunya untuk melangkahi semak-semak yang sudah disingkirkan. Apa ini hanya semak-semak buatan? Sepertinya begitu.

Bagaimana bisa ini dipindahkan begitu saja?

Niko yang melihat wajah heran dari Reva terkekeh. "Pinter kan gue" ujarnya.

"Kok bisa sih?"

"Bisalah, Niko gitu loh.." ucapnya menyombongkan diri seraya menyugar rambutnya kebelakang. "Yuk lah" ajaknya lalu memasang kembali semak-semak dan rantingnya seperti semula.

Perjalanan mereka adalah menyusuri jalanan tanah yang kecil. Hampir seperti jalan setapak. Tapi ini tidak menyeramkan. Desamping kanan dan kiri ada banyak pohon mangga dan beberapa tanaman bunga. Apa ini kebunnya? Reva tertegun melihatnya.

Ini indah...

Tak butuh waktu lama mereka menyusuri jalan kecil tersebut hingga akhirnya Reva dikejutkan dengan pemandangan luar biasa menurutnya. Karena Reva belum pernah menjumpai pemandangan alam yang seperti ini.

Tatapan mata Reva terkunci pada rumah pohon yang dikelilingi banyak keindahan. Dapat dilihat ladang persawahan di samping rumah pohon, banyak bunga di bawah rumah pohon, disebelah kiri ada banyak kebun sayur, dan dibelakang rumah pohon juga terdapat pohon buah.

Ini benar-benar indah.

"Bagus nggak?"

"Reva belum pernah liat yang seperti ini sebelumnya" Niko tertawa pelan. Tak heran jika Reva tersanjung, bagaimana bisa ada tempat senyaman dan sesejuk ini dipusat kota yang dapat diartikan tempatnya orang sibuk lalu lalang.

"Ini sebenarnya perkebunan oma gue. Jadi gue dikasih warisan di sebelah sini, dan karena iseng makanya gue jadiin tempat kaya gini. Sebelumnya belum ada yang gue ajak main kesini bahkan sahabat gue sekalipun"

Reva menoleh. "Reza Dimas belum pernah?" Niko mengangguk sebagai jawaban. "Pasti privasi ya?" tanyanya lagi.

Niko terkekeh pelan lalu mengangguk. "Iya, tapi nggak sama lo. Gue mau bagi dikit privasi gue ke elo gapapa kan?" Reva tersenyum senang mendengarnya.

"Mau keatas?" dengan semangat Reva mengangguk antusias.

Dapat dilihat dari atas rumah pohon banyak ladang persawahan disebelah kanan. Udaranya segar, semilir angin sore menambah kesegaran di rumah pohon itu. Mereka menikmati pemandangannya.

"Jadi gimana?" tanya Niko tiba-tiba. Reva yang semula tersenyum mengamati pemandangan persawahan menoleh bingung.

"Apanya?"

Niko menyelipkan anak rambut Reva yang tertiup angin hingga menutupi wajah manisnya. Niko tersenyum tulus. Dan itu membuat jantung Reva berdegup.

Reza dan Reva [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang