Jika kau memang di takdirkan untukku
Apa pun itu masalahnya
Kau memang tetap milikku______________________________________
"Reva Reva. Si Diana kenapa?"
Reva yang tadinya sedang sibuk membaca bukunya kini perhatiannya beralih ke Lia. Reva menatap Lia dengan wajah yang menyerngit bingung. "Diana? Emang kenapa sama Diana?"
Lia yang malah ditanyai pun berdecak. "Gue nanya lo, lo malah nanya balik ke gue. Gimana sih. Tadi tuh gue berangkat sekolah lihat Diana keluar dari ruang BK, nggak pake seragam juga. Terus nih ya dia bawa-bawa surat gitu. Terus gue intilin eh tiba-tiba dia pulang keluar gerbang make mobil merah kebanggaannya itu. Kok dia nggak masuk kelas sih? Makanya gue nanya lo. Kali aja ada hubungannya sama lo"
Reva menyimak ucapan Lia dengan seksama. Karena Reva tak mengetahuinya dan merasa tidak memiliki hubungan apa pun dengan Diana, Reva pun menggeleng. "Reva nggak tahu. Reva juga nggak ngerti apa-apa. Nanti deh Reva coba tanyain ke Reza, mereka 'kan sahabatan. Lagi pun mereka mantanan"
Lia mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Yaudah deh, gue mau ke meja aja. Tas gue berat banget astagaa"
Reva terkikik geli. Pantas saja jika tas Lia berat, karena hari ini ada ujian sains. Dan itu membutuhkan tiga paket tebal untuk di pelajari, guru mapel mereka sudah memberi tahu jika jawaban nanti sudah ada di buku paket.
Reva yang tak mau memikirkan Diana terlalu dalam kini memilih untuk membaca bukunya kembali. Toh, sebentar lagi dia ujian kelulusan. Sudah saat nya dia menggiatkan diri untuk belajar.
Saat masih fokus dengan bacaannya, kefokusan Reva dibuyarkan oleh notif pesan yang ternyata berasal dari Reza.
Rezaa
Kantin
Bareng
Gue jemputEh?
Bareng?
Oke deh:))Reva membalas tiga pesan itu dengan senyuman yang mengembang sangat sempurna. Ahh, ia jadi teringat masa-masa dimana dia yang sering memberi pesan yang menurut Reza mungkin tidak penting.
Reva menggulir ke atas layarnya. Lantas berbagai percakapan yang berbeda waktu itu muncul. Reva terkekeh geli saat Reza hanya membaca pesannya yang berjibun itu. Rasanya sudah lama Reva tidak mengganggu Reza seperti itu lagi.
Memberi perhatian dengan berbagai pertanyaan yang sangat menggelikan, yang ternyata hanya di baca saja oleh Reza. Dan mungkin itu pun di skip oleh Reza.
Lagi-lagi Reva terkekeh memikirkannya.
Firda yang sepertinya mendengar suara kekehan dari Reva pun menoleh, dan menatap bingung Reva yang tertawa kecil sembari memandang ponselnya.
Karena bingung, Firda mencolek punggung Siska yang berada di depannya. Siska pun menoleh dan menatap Firda bingung. "Sis, Reva kenapa tuh?"
Pandangan Siska ia alihkan ke arah Reva yang masih terkekeh-kekeh menatap layar ponselnya. Lalu menatap Firda kembali. "Temen kita lagi kerasukan jin kasmara lagi. Palingan juga lagi chattan sama doi"
Firda menyerngit. "Dia punya doi?" lirihnya.
Siska yang mendengarnya menghela nafas kesal. "Lo pikir yang punya doi lo doang hah?! Mentang-mentang udah punya suami, sama temen sendiri kayak gitu lo. Nggak like gue" ujar Siska lirih juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza dan Reva [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:)] "REZAAAAAAAAA..... TUNGGUIN REVAAAA" "REZAAA.. BERENTIII.." "REZAAA DENGER NGGAK SIH.." "AELAH REZAAA TUNGGUINNN" "REZAAAAAAAAAA...." "Apa?" "Hosh..Hosh..Hosh.. Re hosh zha hosh bre hosh enthi.." ujar Reva ngos ngosa...