Selain berperan dalam sistem pencernaan,
Hati juga berperan dalam sistem berperasaan,
Dimana akan terasa sakit bila diduakan ataupun diabaikan._________________________________________
Kedatangan Reva di rumahnya disambut tatapan intimidasi dari bunda dan abangnya. Sudah dua kali Reva merasa seperti tawanan yang akan disidang setelah sahabatnya saat disekolah tadi pagi. Dengan sopan, Reva berjalan mendekati bundanya dengan wajah menunduk takut lalu menyalami bunda dan abangnya.
"Kemana aja lo baru pulang?" tanya Dino datar. Agh Reva benci saat kakaknya seperti ini.
"Pulang sama siapa? Ayah kamu nyariin kesekolah katanya ga ada? Kemana kamu?" tanya bundanya.
"Re-reva tadi pulang sama Niko bun" cicitnya takut. Dino tersentak. "Niko?! Wah lo gak diapa-apain kan sama cecenguk itu? Dibawa kemana lo? Biar abang selesain secara jantan sama si kiko itu"
"Eh! Bukan gitu bang! Niko baik sama Reva.. Tadi pagi nawarin buat pulang bareng, terus Reva iyain, terus pas pulang Reva liat Firda jadi kita ikutin Firda. Nah terus abis itu tiba-tiba kita dikejar anak motor gajelas.. Jadi buat ngehindarinnya lama. Gitu, kalo bukan karna Niko mungkin Reva gapulang sekarang" jelasnya dengan takut-takut.
Tunggu dulu! Dino menyerngit. Anak motor? Gajelas? Tadi kebut-kebutan? Apakah adiknya sekarang baik-baik saja?
Dino bangkit dari duduknya lalu menghampiri Reva yang berdiri terdiam sambil menunduk. "Tapi gapapa kan?" tanyanya melembut. Reva mendongakkan kepalanya menatap Dino lalu mengangguk.
Anggukan kepala Reva tak meyakinkan perasaan Dino. "Bun Reva biar abang ajak kekamar ya" izinnya terlebih dahulu. Karena Dino tahu, wajah Reva yang sedikit memerah, mata agak sembab, rambut yang sedikit berantakan mungin efek memakai helm. Apakah bisa dibilang baik-baik saja? Dino rasa tidak. Bundanya mengangguk mengizinkan.
Reva yang bingung hanya menuruti ajakan Dino untuk kekamarnya dengan anggukan kepalanya.
Sampainya di kamar Reva. Dino berujar bahwa ia akan turun kebawah terlebih dahulu untuk mengambilkan air putih sedangkan Reva, Dino menyuruhnya untuk membersihkan diri terlebih dahulu agar lengket dibadannya menghilang.
Baiklah, perasaan Reva tidak enak sekarang. Mungkinkah dirinya harus kabur? Situasinya sangat tidak mendukung sekarang. Sedangkan disini Dino pasti akan menyidangnya dengan berbagai pertanyaan.
Tak butuh waktu lama untuk Reva membersihkan diri dan memakai pakaiannya. Dan ternyata Dino sudah menunggu dengan duduk bersilah di kasur merah mudanya.
Dino yang tersadar mengode Reva agar menghampirinya. "Minum dulu" titahnya sebelum ia melayangkan berbagai pertanyaan.
Reva hanya mampu menuruti. Jika sedang dalam mode seperti ini sebaiknya Reva menjadi anak yang penurut. Reva pun mengambil gelas yang berisi air putih di meja nakasnya. Isinya ia tenggak hingga tinggal setengah. Dan kemudian duduk disamping Dino dan menghela nafasnya.
"Niko beneran ga macem-macem sama lo kan?" pertanyaan pertama Dino layangkan dengan tiba-tiba. Reva mengangguk.
Dino memungut-mungut. "Dimana lo dikejar anak motor ga jelas tadi?" Reva menggeleng. "Reva ga tau bang. Soalnya tadi Reva merem saking takutnya" ujar sekenanya dengan nada rendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza dan Reva [COMPLETED]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:)] "REZAAAAAAAAA..... TUNGGUIN REVAAAA" "REZAAA.. BERENTIII.." "REZAAA DENGER NGGAK SIH.." "AELAH REZAAA TUNGGUINNN" "REZAAAAAAAAAA...." "Apa?" "Hosh..Hosh..Hosh.. Re hosh zha hosh bre hosh enthi.." ujar Reva ngos ngosa...