R&R.14

1.2K 91 0
                                    

Hari ini, hari di mana bertambahnya umur sang pentolan SMA GERHANA. Areza Agung Putra. Anak dari pemilik yayasan SMA GERHANA.

Tak heran kalau pagi ini Reva yang sedang asik dengan langkah kakinya sesekali mendengar rumpian anak perempuan yang sedang membicarakan Reza. Sudah dipastikan kolong meja Reza banyak sekali coklat dan hadiah lainnya.

Sepertinya menjadi Reza itu menyenangkan.

Tampan, dikagumi banyak orang terutama kaum hawa, anak dari seseorang yang berada. Tunggu! Sepertinya Reva minder dengan dirinya yang hanya anak orang sederhana. Tapi bagaimana pun menjadi sederhana itu yang terbaik. Tak usah neko-neko. Hidup sederhana itu asik. Bisa bersyukur atas apa yang dimiliki. Itulah pikirnya.

Reva berjalan santai ke arah kelasnya. Dengan bersenandung kecil yang menambah kegembiraannya pagi ini. Reva juga tak lupa kado untuk Reza tersimpan rapi di tasnya. Ugh.. Reva jadi kepikiran itu. Bagaimana memberikan kadonya? Ya walaupun ini bukan yang pertama kalinya. Tepat saat kelas sepuluh dan sebelas Reva juga melakukan hal yang sama saat hari ulang tahun Reza. Reva tak bisa berbuat lebih. Tapi setidaknya dia bisa memberi orang yang ia sayang.

"Mira!" panggil seseorang dari belakang. Kalian tahu siapa dia?. Tanpa menoleh pun Reva sudah tau siapa yang memanggilnya dengan nama 'Mira'.

Reva menghentikan langkahnya. Wajah yang semula berseri-seri kini menjadi datar. Woahh Reva bisa datar juga ternyata. Reva pun berbalik menatap orang yang tadi memanggilnya.

"Ada apa?" tanyanya cuek.

"Em.. Gini boleh sepulang sekolah nanti kamu aku ajak main sebentar?" Ucap Keza. Masih ingat kan dengan Keza?. Reva memegang tali tasnya. "Mau apa lagi? Reva sibuk! Lagi pula pasti kalau pulang telat bunda pasti marah! Sana urus aja Claretta-mu itu!"

"Aku tahu itu salah aku! Lagi pula aku udah tanggung jawab Ra, aku tahu aku menjijikan dimata kamu aku tahu. Cuma aku ngajak kamu karna aku mau ngomong sesuatu sama kamu" ujar Keza.

"Sorry sebelumnya tapi Reva udah ada janji sama gue" ujar seseorang tiba-tiba. Reflek Reva dan Keza menoleh.

"Niko" cicit Reva. Keza menoleh kearah Reva apakah mereka memiliki hubungan?. Tapi bukannya Reva tertarik dengan Reza?.

"Reva nggak bisa ikut sama lo. Ya kan Re?" ujar Niko kepada Reva. Reva dengan ragu mengangguk. Reva berpikir mengangguk lebih baik dari pada harus berurusan dengan mantannya ini. Reva tak mau itu. Reva sudah muak!.

"Ok fine! Lain kali juga bisa" ujar Keza lalu berlalu dari tempatnya. Niko tersrnyum. "Kelihatan bangetkan kalo dia ngerencanain sesuatu" ujarnya.

Reva menyerngit. "Ngerencanain sesuatu?" Niko menoleh lalu mengangguk. "Ada yang lagi direncanain sama mantan lo. Gue pesen hati-hati sama dia" Reva masih diam tak mengerti. Apakah Niko cenayang yang sering dimunculkan di novel-novel?.

"Udah nggak usah dipikirin yuk gue anter kekelas. Bentar lagi bel" Niko membuyarkan pikirannya. Reva sontak menggeleng. "Ngga usah Niko, Reva bisa sendiri. Makasih ya.. Bye-bye" ujarnya seraya berlari menjauhi koridor yang cukup sepi itu.

"Jangan lupa nanti gue anter pulang!!" teriak Niko yang dibalas acungan jempol kanan dari Reva. Niko terkekeh melihatnya. Semoga tak terjadi apa-apa nanti. Firasatnya Nanti Reva akan menangis.

Oh no! Apakah dirinya benar-benar cenayang?.

***

"Assalamu'alikum temen-temen" sapa Reva ceria saat menghampiri Siska dan Firda yang sedang asik berbicara.

"Waalaikum salam. Nggak dateng pagi lagi sih Re! Kan gue udah bela-belain berangkat pagi biar ngga ketinggalan informasi pelukan kaya kemaren lagi. Eh elonya berangkat siangan" ujar Siska yang dapat dipastikan sedang kesal. Reva tertawa.

Reza dan Reva [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang