"Ngeles aja lo kek bajaj" cibir Niko.
"Salah mulu gue, nih gue kasih lima puluh ribu, uang tutup mulut dari Reza." ujar Dimas yang meletakkan selembar uang biru tua di hadapan Niko. Niko hanya menatapnya.
"Buat lo aja"
"Ck! Gak boleh gitu dong. Ini kan jatah buat kita berdua, uang tutup mulut" ucap Dimas yang masih saja menggoda Reza dengan kata-kata 'uang tutup mulut'.
Kalau bukan sohib mungkin sudah Reza tendang ke Antartika. Sedangkan Reza hanya menatapnya datar.
"Terusin aja terus. Terus terus sampe nambrak tiang. Cuman diem gue" ujar Reza yang sudah terlanjur kesal.
"Terus terus mau jadi tukang parkir lo?!"
"Iya biar lo seneng umur gak ada yang tahu"
"Anjir"
Reza memutar bola matanya malas. Tak mengaidahkan Dimas yang sedang kesal, Reza pun memakan bakso yang tadi dibelikan oleh Dimas.
"Gila lo. Bakso tiga mangkok sama es jeruk tiga kembaliannya berapa?"
Dimas menyengir tak berdosa mendengar penuturan Niko. "Tadi kembaliannya gue kasihin abangnya. Terus tinggal seratus ribu ya gue bagi dua lah. Gue kan anak baik"
"Muka sangar masih mau nyengir kek kuda pony"
"Suka suka gue lah sewot aja lo"
"Bodo amat"
"Si amat udah nggak bodo lagi, karena pak Ringgo udah jadi guru bimbelnya"
"Ga nanya gue"
"Gue cuman ngasi informasi doang"
"Bego!"
"Lo tolol"
"Lo goblok"
"Elo!"
"Elo!!"
"Lah kok lo yan-"
"WOY ITU MAKANAN MINTA LO MAKAN BEGO!"
Santuy mamank. Ngegas amat
Bentakan Reza menyadarkan keduanya dan kini Dimas dan Niko terdiam dari pertengkaran adu mulut ala emak-emak komplek dan menatap Reza dengan kompak. Tatapan mata Reza menatap keduanya jengah. Dengan cepat Niko dan Dimas meraih mangkuk yang berisikan bakso, mie, kuah, dan bahan lainnya untuk dimakan sebelum singa mengaum lagi.
Bentakan tadi membuat seluruh penghuni kantin menatap kearahnya. Hingga Reva tadi yang berada didekat Reza cukup terkejut mendengar auman Reza.
"Kenapa tuh" lirih Siska dengan pandangan ke meja sebelahnya. Reva mengedikkan bahunya. "Mana Reva tahu. Tanya aja sana"
Siska menatap Reva dan bergidik ngeri "Yang ada gue kena semprot juga"
"Sstt" tegur Damar yang dari tadi belum beranjak pergi dari meja yang dikuasai Reva dan Siska.
"Apaan sih lo. Sana pergi ganggu aja"
"Pake segala ngusir lagi. Kangen gue nggak tanggung jawab loh ya"
"Bodo amat"
"Amat udah ngga bodo karena pak Ringgo ud-"
"KALIAN MAU REVA BENTAK KAYA REZA TADI HAH!!"
Dan sekarang tatapan mata penghuni kantin beranjak ke arah meja yang ditempati Reva. Reva yang sadar akan perbuatannya mematung lalu menunduk dengan semburat merah dipipinya karena menahan malu. Aduhh kenapa bisa keceplosan sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza dan Reva [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:)] "REZAAAAAAAAA..... TUNGGUIN REVAAAA" "REZAAA.. BERENTIII.." "REZAAA DENGER NGGAK SIH.." "AELAH REZAAA TUNGGUINNN" "REZAAAAAAAAAA...." "Apa?" "Hosh..Hosh..Hosh.. Re hosh zha hosh bre hosh enthi.." ujar Reva ngos ngosa...