R&R. 40

1.2K 83 4
                                    

Reva memilih untuk pergi kerumah Reza. Karena, sedari tadi dirinya tak menjumpai Reza datang ke rumahnya. Dan disini lah dia berada. Di depan gerbang besar rumah Reza. Tapi, nampaknya rumah Reza yang jauh dari bayangan Reva ini sepi.

Kepala Reva ia gunakan untuk mencari seseorang di dalam rumah, pembantu mungkin. Yang bisa Reva tanyai tentang keberadaan Reza.

Reva berdecak lelah saat matanya sama sekali tak melihat tanda-tanda keberadaan seseorang di rumah besar itu. Hingga Reva dikejutkan dengan tepukan dipundaknya.

"Mbak, nyari siapa ya?" tanya Satpam yang tadi menepuk pundak Reva.

"Em, itu pak. Saya mau nyari Reza, bapak lihat dia?" tanya Reva dengan ramah.

Satpam tadi tampak berfikir sejenak. "Ohh, Den Reza? Tadi pagi buru-buru pergi Neng. Saya ndak tahu mau kemana"

Reva terdiam. Kemana perginya Reza? Bukannya sejak pagi Reza tidak datang kerumahnya?.

"O-oh, gitu ya Pak. Em, Disini orangnya nggak ada semua ya Pak?"

"Iya, Neng. Den Bima sama non Dona udah pindah rumah"

Reva mengangguk mengerti. "Em, kalo gitu makasih banyak ya, Pak. Saya pamit pulang aja"

"Iya, Neng. Hati-hati"

Reva mengangguk lalu mulai melangkah menjauhi pagar rumah Reza. Pikiran Reva berkelana memikirkan keberadaan Reza. Dimana dia?

Tak habis akal, Reva pun menemukan ide untuk menelpon Niko. Mungkin dia tahu keberadaan Reza. Dan lagi, Reva mungkin harus bertanya pada bundanya, mungkin saja saat dirinya kesini Reza berada di rumahnya. Mungkin.

Reva membuka tas kecil yang ia bawa guna mencari ponselnya. Lalu Reva mendial nomor Niko. Tak butuh waktu lama untuk menunggu. Niko pun mengangkat panggilannya.

"Halo, Re?"

Reva tersenyum senang. "Halo. Niko, lagi sama Reza nggak?" tanyanya to the point.

"Reza? Enggak tuh, kenapa emang?"

"Em, nggak pa-pa. Nanya doang. Dimas ada disana?"

"Tadi mabar sama gue. Tapi berhenti dulu pas lo nelpon"

"Ohh, maaf ya, Niko. Reva ganggu ya?"

"Nggak kok"

"Yaudah kalo gitu makasih ya. Bye"

Panggilan pun langsung Reva putuskan. Cepat-cepat dia mendial nomor yang berbeda. Bundanya.

Tutt Tutt

"Ada apa sayang?"

"Bun, Reza ke rumah nggak?"

"Loh? Bukannya kamu kerumahnya? Dia nggak kesini"

Badan Reva melemas. "Yaudah, Bun. Reva tutup ya. Assalamu'alikum"

"Eh? Iya. Waalaikumsalam"

Reva menghela nafasnya. Badannya melemas. Kemana Reza? Disaat dia berjanji akan menjemputnya dan menghabiskan hari bersama. Dia berkhianat? Apa kepercayaan dan kesempatan yang Reva beri kurang? Hingga Reza lagi-lagi membuatnya dilanda bingung dan bimbang seperti ini?

Reza dan Reva [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang