Setelah lift yang Reva naiki berhenti dan terbuka. Reva langsung berlari keluar dan mencoba untuk menghindari kejaran Reza. Dia tahu bahwa Reza masih mengejarnya. Entah apa tujuannya, bukan kah Reva tidak penting? Dia bukan siapa-siapa bukan?
Dengan air mata yang masih mengalir, Reva berlari ke pinggir jalan raya, berharap ada taksi yang melewatinya.
Tapi sepertinya waktu tidak berpihak pada Reva, sebelum Reva menemukan taksi untuk membawanya pulang. Kini Reza sudah nampak berlari keluar dari gedung apartemen.
Reva yang menoleh lalu mendapati Reza yang berlari pun kalap. Ia clingak-clinguk berharap agar kendaraan yang berlalu lalang tidak terlalu ramai. Dan kini suasana mungkin sedang berpihak pada Reva. Keadaan jalan raya tidak terlalu padat. Dengan segera Reva menyebrang jalan dengan langkahnya.
Seketika di belakang sana, wajah Reza nampak melemah saat melihat Reva malah berlari menjauh saat melihatnya.
Saat Reza hampir menyebrang dan menyusul Reva, satu mobil melintas dengan kecepatan tinggi. Dan itu mampu membuat Reza terkejut dan reflek memberhentikan langkahnya.
Hampir saja.
Jika Reza tidak cepat tanggap. Mungkin dia sudah terlempar jauh dan terkapar di aspal jalan dengan kondisi yang mengerikan. Reza menatap kesal mobil tadi yang ternyata sudah menjauh.
Lalu atensinya menatap kembali keberadaan Reva. Sial, Reza tertinggal jejak Reva.
***
Sedangkan disini lain, kini Reva berlari tak tenth arah. Entah kemana kakinya membawa tubuhnya berlari. Reva tak habis pikir dengan Reza. Mengapa bisa dia membuatnya berharap?
Kepercayaan yang Reva beri ternyata disia-siakan?
Kaki Reva sekarang menapaki sebuah taman yang tak jauh dari gedung apartment. Dengan sesenggukan, Reva menduduki bangku taman.
Bayangan kemarin sore, Reza yang membuatnya termakan harapan palsu lagi terputar. Dimana Reza yang membuatnya memberi kepercayaan, Reza yang berjanji akan berusaha berjuang, Dan Reza yang meminta maaf karena dulu pernah menyia-nyiakan nya.
Apa itu hanya omong kosong?
Apa itu hanya ucapan manis semata?
Reva menggigit bibir bawahnya pelan sembari memejamkan matanya. Rasanya hatinya kini bagai diremas sesuatu. Melihat Reza yang bersikap manis pada perempuan lain saat dia membuat orang lain berharap lebih.
Bagaimana cara Reza memperlakukan perempuan lain didepannya dengan sopan Dan sangat lembut. Memang Reva hanya melihat secara singkat, tapi Reva bisa menangkap perlakuan special Dari Reza.
Mengapa rasanya tidak rela?
"Hiks" satu isakan yang lolos Dari bibir Reva membuat air matanya kembali mengalir.
Kedua telapak tangan Reva ia gunakan untuk menutup wajahnya, membekap isakannya agar tak terdengar menyedihkan.
Hingga Reva merasa bangku panjang yang ia duduki sedikit bergoyang karena ada yang mendudukinya.
Reva membuka tangannya yang tadi ia gunakan untuk menutupi wajah cantiknya. Mata sembabnya menatap ke arah samping.
Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza dan Reva [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:)] "REZAAAAAAAAA..... TUNGGUIN REVAAAA" "REZAAA.. BERENTIII.." "REZAAA DENGER NGGAK SIH.." "AELAH REZAAA TUNGGUINNN" "REZAAAAAAAAAA...." "Apa?" "Hosh..Hosh..Hosh.. Re hosh zha hosh bre hosh enthi.." ujar Reva ngos ngosa...