Dua sejoli itu memasuki area perbelanjaan umum. Disana Reva terlihat senang, bahkan dia sampai tersenyum-senyum. Bukan apa-apa, hanya saja Reva memang malam ini dalam mood yang sangat baik.
Apalagi mengingat saat tangannya kini di genggam erat oleh Reza. Itu membuatnya tambah melayang.
"Mau beli apa?"
Reva dengan senyumannya menoleh kearah Reza. "Apa aja deh" ujarnya semangat.
Reza tampak menimang. "Lo maunya apa?"
"Reva bingung kalo disuruh milih. Tadinya kemana aja, jangan kesini. Ujung-ujungnya Reva yang disuruh milih 'kan?!" sewotnya tiba-tiba. Dan itu mampu membuat Reza menyerngit.
"Lo nggak pernah kesini?"
"Enak aja! Reva pernah tau! Tapi 'kan paling sama bunda, atau nggak sama Siska sama Firda. Dan itu pun mereka yang nentuin mau apa kalau kesini. Reva mah ngikut aja" penjelasan Reva ditanggapi anggukan mengerti oleh Reza.
"Lagian juga yang waktu itu Reva liat Reza sama Diana makan berdua di mall juga disini 'kan" lanjutnya.
Dan itu mampu mengundang tatapan mata Reza untuk kembali menatap gadis cantik disebelahnya yang sedang ia gandeng itu. Bibirnya yang tadi tersenyum senang kini cemberut menahan kesal. Reza terkekeh menatap ekspresi Reva.
"Ohh, yang itu. Nggak sengaja gue lihat lo waktu itu. Gak tau juga lo tiba-tiba balik langsung lari"
Bibir Reva mencabik kesal. "Reva tuh cemburu tau!!" Reza menyerngit. Seketika Reva menutup mulutnya. Argh, Reva keceplosan.
Pipi Reva memerah dibekapan tangannya sendiri. Sedangkan Reza malah terkekeh karena kejujuran Reva yang menurutnya sangat menggemaskan.
"Cemburuan ya? Belom juga gue jadiin pacar" kekehnya.
Sedangkan Reva tak membalas, tangannya masih setia membekap mulutnya dengan mata terpejam. Dia malu.
"Udah yuk" Reza pun menggandeng tangan Reva kembali yang tadi sempat terlepas karena gadis itu membekap mulutnya. Dan membawanya kesuatu toko.
Di tengah perjalanan tak henti-hentinya Reva membatin karena kecerobohanya. Mengapa juga ia bisa keceplosan? Ahh, Reva sangat malu.
Hingga sampai disadari kini keduanya sampai di depan toko. Bunga. Reva terdiam di depan pintu masuk. Pikirannya bingung, mengapa Reza mengajaknya kesini?
Karena Reva yang sempat menghentikan langkahnya, sebab itu Reza juga berhenti melangkah. Dia menatap bingung gadis di belakangnya yang masih ya gandeng.
"Kenapa berhenti?" tanyanya.
Reva menatap Reza, lalu menggeleng dengan cengirannya. "Em, enggak pa-pa hehe. Yaudah masuk yuk" ajaknya.
Mereka pun memasuki toko tersebut. Disana banyak berbagai bunga kertas dan bunga-bunga buatan tangan lainnya. Mata Reva memandangi seriap jenis bunga buatan itu.
"Lo suka bunga?" tanya Reza tiba-tiba.
"Reva?" tanya Reva dengan menunjuk dirinya sendiri.
Reza berdecak, ia menonyor pelan kepala Reva. "Iyalah, siapa lagi?"
"Kirain siapa. Em, Reva suka. Tapi nggak terlalu suka banget"
Otak Reza mencerna sejenak jawaban Reva dengan pasti. Matanya menatap dalam manik Reva, mencoba memahami jawaban Reva yang menurutnya agak- awkawrd.
"Suka atau enggak?" tanyanya lagi.
"Reva tuh suka. Tapi nggak suka-suka banget. Sekedar suka aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza dan Reva [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:)] "REZAAAAAAAAA..... TUNGGUIN REVAAAA" "REZAAA.. BERENTIII.." "REZAAA DENGER NGGAK SIH.." "AELAH REZAAA TUNGGUINNN" "REZAAAAAAAAAA...." "Apa?" "Hosh..Hosh..Hosh.. Re hosh zha hosh bre hosh enthi.." ujar Reva ngos ngosa...