R&R. 36

1.2K 79 5
                                    

"FIRDAAAAA" jerit Reva saat melihat sahabatnya itu menepati janjinya akan berangakat sekolah pagi ini.

Firda yang baru melangkah memasuki ruangan harus dikejutkan dengan teriakan semangat yang menyambutnya. Firda pun melangkah mendekat kearah Reva dan Siska.

"Hei! Apa yang udah gue lewatkan kemarin?" Tanya Firda.

"Banyak! Salah sendiri nggak berangkat"

"Tau lo! Sepi tau nggak ada lo. Gak ada yang bisa gue ajak berantem"

Firda memutar bola matanya malas. "Damar bisa" ucapnya yang membuat Siska bungkam.

Reva terkikik geli. "Oh iya, kemarin kan habis seneng-seneng sama pak ketu" godanya.

Siska berdecak sebal. "Ish lo mah Re". Sekarang gantian Firda yang terkekeh. "Enak kan diboncengin sama pak ketu"

"Dari mana lo tau?"

"Ada lah" ujar Firda dengan menaik turunkan alisnya.

Siska memutar bola matanya malas. "Penguntit"

"Dih ngapain gue nguntit in elo. Kaya nggak ada kerjaan aja"

"Kali aja lo saking ngefans nya sama gue. Apa-apa di kepoin"

"Idih najis"

Mereka pun tertawa bersama saat saling bertukar canda. Ah, rasanya Ruang kelas menjadi milik mereka bertiga. Seakan-akan ketiganya melupakan makhluk hidup yang ada di kelasnya ini.

"Oh iya Fir, Reva mau nanya tapi lupa mulu"

Firda pun menghentikan tawanya dan menatap Reva yang bertanya. "Tanya apa?"

"Waktu hari pertama Firda nggak berangkat sekolah, Reva liat Firda sama laki-laki di butik. Dia siapa Fir?"

Tubuh Firda menegang. Tingkahnya gelagapan bingung ingin menjawab seperti apa. "E-em, lo salah liat Kali"

Reva menggeleng dengan pasti. "Reva yakin kok itu Firda. Sama orang yang Reva nggak kenal. Firda keluar Dari butik sama dia terus masuk Mobil" terangnya.

"E-em"

Siska memencingkan matanya curiga. "Lo nggak berusaha nutupin sesuatu kan?" Ujarnya.

Firda semakin gelagapan sendiri. Bagaimana ini?. Sahabatnya sudah curiga, apa perihal ini akan ia bocorkan? Rasanya sangat jahat jika Firda memendamnya sendiri. Mereka sahabatnya, biar bagaimana pun mereka yang menemaninya dari dulu.

Firda menghela nafasnya. "Janji kalian jangan kaget" pesannya.

Siska dan Reva mengangguk menanggapi. Sebelum mengatakan rahasianya, Firda mencondongkan badannnya dan berbisik. "Gue dijodohin"

"HAH?!"

Pesan dari Firda diabaikan oleh Reva maupun Siska. Mereka terlonjak kaget kala mendengar penuturan dari Firda. Benarkah temannya yang tomboy ini dijodohkan?

"Ck! Gue kan udah bilang. Jangan kaget!" Decak Firda kesal.

"Mana gue kagak kaget. Gila aja cewek tomboy macem elo dijodoh-jodohin. Berasa jaman Siti Nurbaya" Firda memutar bola matanya malas mendengan ujaran Siska.

"Ini beneran?" Firda mengangguk menanggapi pertanyaan dari Reva.

"Married kemarin, tapi bukan berarti gue gimana-gimana karena nggak ngasih tahu ke kalian. Masalahnya ini udah jadi kesepakatan keluarga. Maaf kalo gue jahat sama kalian"

Siska maupun Reva terdiam. Jadi alasan Firda berubah menjadi pribadi yang lebih gampang bergaul dan berkomunikasi karena dia sudah menemukan takdirnya?

Reza dan Reva [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang