Rasa kamu ke aku itu persis seperti kata konotasi
'Bermakna tidak sebenarnya'_________________________________________
"Kak Ros garang kakak kita opah penyayang itu utama..
Berpantun yang Jarjit suka Fizi penambah ceritaaa
Upin dan Ipin inilah diaaa
Kembar seiras itu biasaaa
Upin dan ipin ragam aksinyaa
Kau disenangi siapa juaaa
Upin dan ipin selama nyaaa
Betul betul betul"Nyanyian lagi kartun TK Upin Ipin menggema di kelas Reva sekarang. Siapa lagi kalau bukan Siska yang menyanyikannya? Reva yang sedari tadi melihat konser dadakan dari Siska hanya diam memperhatikan. Sedangkan Damar yang disana menggerutu kesal karena nyanyian Siska.
"Masih gue pantengin nih belom gue tabok" ujar Damar. "Untung aja gebetan, mimpi apa gue bisa suka sama cewe Upin Ipin" lanjutnya dengan suara yang rendah dari sebelumnya.
"Eh kurcaci tua! Mata lo minta gue tabok apa? Gue tau kalo seorang Siska Meldiana itu cantiknya nauzubillah ye, jadi biasa aja liatinnya" sewot Siska pada Damar.
"Sekate-kate lo kalo ngomong! Orang ganteng mirip Manu Rios gini lo kata kurcaci tua. Rabun lo?"
Perang bacotan ala Siska dan Damar mungkin akan terlaksanakan pagi ini.
"Iya kalo dia Manu Rios kalo lo Panu Layos!"
"Wah emang benar-benar minta ditabok ni anak"
"Berani lo sama gue?"
"Heh! Pake nanya lagi. Ya enggak lah"
Calon sepasang suami istri yang romantis karna ada bacotan yang menengahi. Haha. Mungkin jika mereka benar-benar menikah, Damar akan menjadi seorang suami yang takut terhadap istrinya.
"Yaudah makanya diem!"
"Iya gue diem nih! Em!"
"Nah gitu. Sehari jadi anjing penurut"
"Bangke" Siska memelototkan matanya kesal kearah Damar. Sedangkan Damar mencibir Siska dengan bibir yang digerakan menye-menye.
Reva yang sedari tadi hanya menonton, menjadi iri. Membayangkan dirinya dan Reza yang akrab seperti Siska dan Damar. Jangankan akrab sapaan Reva setiap pagi saja selalu diabaikan. Nasibnya untuk berjodoh sedang diuji mungkin.
Jam sudah menunjukkan angka dimana kegiatan belajar mengajar dimulai tapi sedari tadi Reva tidak melihat Firda. Dimana dia? Reva berencana menanyakan hal kemarin saat dirinya tak sengaja melihat Firda yang keluar dari butik pengantin.
"Siska, Firda kok belum berangkat?"
Siska yang sedang sinis-menyinis dengan Damar menoleh menaggapi Reva. Dilihatnya jam dinding yang tergantung di dinding kelas. Hampir masuk rupanya.
"Tadi pagi udah gue chat, tapi ngga ada tanda-tanda dia baca"
"Kemaren pas pulang sekolah Reva liat Firda. Dia sama cowok mapan keluar dari butik pengantin"
Siska terbelalak terkejut. "Mau ngapain dia?" Reva mengedikkan bahunya tak tahu. "Reva ngga tau. Firda sama si cowok kemaren pake mobil mewah"
Siska menggeleng ragu. "Masa cowoknya sih? Orang tomboy gitu mana punya pacar" ujarnya spontan. Reva mengedikkan bahunya.
"Wah perlu dipertanyakan ini" lanjut Siska dengan pergerakannya mengambil ponselnya guna menghubungi Firda.
Satu kali percobaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza dan Reva [COMPLETED]
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:)] "REZAAAAAAAAA..... TUNGGUIN REVAAAA" "REZAAA.. BERENTIII.." "REZAAA DENGER NGGAK SIH.." "AELAH REZAAA TUNGGUINNN" "REZAAAAAAAAAA...." "Apa?" "Hosh..Hosh..Hosh.. Re hosh zha hosh bre hosh enthi.." ujar Reva ngos ngosa...