Hasil tak akan jauh dari usaha.
_______________________________________
"WOY YANG ADA DI KANTIN! IYA KALIAN SEMUA. AMBIL APA AJA SESUKA KALIAN, KITA-KITA MAU DITRAKTIR SAMA REZA NIHH!" Teriak Niko pada semua siswa maupun siswi yang berada di kantin sekolah. Dan hal tersebut mampu mengundang banyak pasang mata.
Mereka bertatap muka satu sama lain, sebelum akhirnya bersorak bahagia karena sebuah 'gratisan'. Langsung saja semuanya beranjak dari tempat duduknya, berlari menghampiri beberapa ibu kantin untuk memesan makanan dan minuman.
Berbeda dengan seluruh siswa yang berlarian kesana kemarin dengan bahagia, Reza malah berdecak sebal mendengar teriakan Niko.
"Kalo mau balas dendam tuh yang wajar dikit. Gue tahu lo nggak bisa bareng sama Reva"
Niko tertawa. "Sekalian, Za. Itung-itung syukuran. Dan apa tadi? Lebih wajaran dikit? Ohhh, contohnya kaya beliin gue mobil baru?"
Reza memutar bola matanya malas. "Iya mobil baru, Mobil ambulance"
"Buset" sahut Dimas dengan semburan tawanya. "mampus, Nik. Tinggal pilih rumah sakit apa kuburan?" Lanjutnya.
Niko berdecak. "Sebelum gue kena amuk Reza, lo gue amuk duluan"
"Lah? Kok lo sewot sama gue?"
"Muka lo bikin gue darah tinggi"
"Kalo mau ngajak war tuh langsung to the piont aja" Dimas menyingsingkan lengannya, lalu mengambil kuda-kuda.
Niko yang merasa ditantang pun juga ikut memasang kuda-kuda. "Ayok, siapa takut"
Reza hanya memandang keduanya dengan gelengan kepala sembari bersidekap dada, Reza terkekeh melihat kedua sahabatnya hanya mengeluarkan jurus-jurus yang entah apa itu namanya, tanpa menyerang satu sama lain.
'Efek patah hati Niko' batinnya.
Atensi Reza teralihkan ke arah pintu masuk kantin, disana terdapat tiga gadis yang tengah menatap bingung seluruh penjuru kantin, Reza kembali terkekeh. Mungkin mereka bingung mengapa disini ramai sekali.
Reza melambaikan tangannya, Dan itu mampu ditangkap oleh Reva dengan cepat. Dapat dilihat dari posisi Reza, Reva tersenyum menanggapi. Ketiga gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Reva, Siska, dan Firda itu melangkah mendekatinya.
Sesampainya Reva di samping Reza. Reva menyerngit menatap dua kutu kupret yang nampak seperti sedang kesurupan. "Reza, itu Dimas sama Niko kenapa?"
Reza menatap kembali dua sahabatnya yang masih asik dengan dunianya. "Gak usah diladenin. Hari ini emang jadwal mereka kaya gitu. Tugas kita cuman nonton doang"
Reva mengangguk. "Kenapa Reza nggak ikutan kaya mereka? Reza 'kan se paket sama mereka" tanyanya.
Reza gelagapan. "E-em, gue sama mereka beda"
"Sama. Kalian sama-sama cowok"
"Beda"
"Apanya yang bikin beda?"
Reza mengangkat sebelah alisnya. "Kok kepo?"
"Emang nggak boleh?"
Reza mengangguk. "Boleh, mau tahu apa perbedaannya?"
"Apa?"
Reza mendekat ke telinga Reva, lalu berbisik. "Statusnya" bisiknya.
Reva terdiam. "Iya gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza dan Reva [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:)] "REZAAAAAAAAA..... TUNGGUIN REVAAAA" "REZAAA.. BERENTIII.." "REZAAA DENGER NGGAK SIH.." "AELAH REZAAA TUNGGUINNN" "REZAAAAAAAAAA...." "Apa?" "Hosh..Hosh..Hosh.. Re hosh zha hosh bre hosh enthi.." ujar Reva ngos ngosa...