"Sekarang banyak orang jahat ya?"
Reza mengangguk. "Banyak"
"Tapi, Reza nggak ikutan jahat 'kan?"
Reza menyerngit. Menatap Reva sebelum akhirnya badannya ia condongkan kedepan Dan meraih tangan Reva. Karena jarak duduk diantara keduanya masih bisa dijangkau oleh Reza.
"Kalo gue jahatin lo. Tampar atau pukul gue pake tangan lo. Biar sadar"
Mata Reva mengerjab. "Emang Reza beneran mau jadi jahat?"
"Gue bakal jadi jahat kalo ada yang macem-macem"
"Siapa yang berani macem-macem?"
"Penjahat"
"Reza dong"
"Kok gue?"
"Kan Reza mau jadi jahat kalo ada yang macem-macem" ujarnya polos. Reza yang mendengarnya menutup matanya guna menstabilkan emosinya. Dilepasnya tangan Reva lalu ia sandarkan punggungnya di sofa.
"Reza kenapa?" Tanya Reva saat melihat Reza menghela nafas dengan sangat berat.
"Nggak pa-pa" ujarnya singkat. Reza sendiri bingung. Ingin mengatakam alasannya, namun bingung dalam menjelaskannya.
Reva hanya mengangguk mengerti saja. "Mau Reva ambilin minum?"
"Boleh"
Reva tersenyum manis. "Reza tunggu bentar ya, Reva ambilin dulu" ujarnya lalu bangkit Dari duduknya.
Reza hanya menatap punggung Reva yang akan menjauh lalu hilang di balik tembok dengan gelengan kepala heran.
"Cantik, polos, Pinter, tapi kadang loading lama" gumamnya.
***
"Re"
"Iya?" Reva yang sedang menuangkan minuman di gelas Reza kini terhenti. Pandangan nya menatap sang empu yang tadi memanggilnya.
Reza terdiam sejenak. "Tuang dulu" intrupsinya.
Reva pun kembali fokus menuangkan minumannya di gelas Reza Dan gelas miliknya.
"Kenapa?" Tanyanya saat dirinya sudah duduk di sofa.
"Nanti malem nggak ada acara 'kan?" Ucap Reza pada inti tujuannya mengajak Reva berbicara.
Atensi Reva menatap kalender yang tersimpan di nakas yang tak jauh dari sofa, Dan itu masih mampu dilihat Dan di baca. Kosong. Tidak ada lingkaran polpen untuk jadwal hari ini.
Pandangannya menatap Reza kembali. "Enggak, kok. Kenapa emangnya?"
Reza tersenyum kecil. "Karena tadi pagi gue kelupaan, gimana kalo nanti malem gue ajak keluar. Mau 'kan?" Ucapnya dengan sedikit berharap agar Reva mengangguk atau menerima ajakannya.
"Em," Reva belum sempat menjawab, di pandangnya dulu jam yang bertengger manis ditembok. Ah, Reva rasa, boleh juga.
Reva mengangguk.
"Mau?"
"Iya" ujar Reva sembari mengambil minumannya lalu meminumnya.
Reza hanya memperhatikan gadis di depannya itu. "Mau apa?"
Reva menghentikan kegiatan minumnya, lalu menyerngit . "Mau keluar, lah"
"Keluar apanya?"
"Keluar ya keluar. Tadi 'kan Reza ngajak Reva keluar, kok malah nanya" ucap Reva kesal. Sedangkan Reza terkekeh, niatnya ingin memancing tapi, ah sudahlah. Reva itu gadis yang polos bukan?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza dan Reva [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:)] "REZAAAAAAAAA..... TUNGGUIN REVAAAA" "REZAAA.. BERENTIII.." "REZAAA DENGER NGGAK SIH.." "AELAH REZAAA TUNGGUINNN" "REZAAAAAAAAAA...." "Apa?" "Hosh..Hosh..Hosh.. Re hosh zha hosh bre hosh enthi.." ujar Reva ngos ngosa...