R&R. 29

1.2K 84 4
                                    

Keterdiaman keduanya kini mulai melanda. Reva benci sunyi. Karena Reva cerewet. Hingga deru motor ninja hitam juga mendekat ke halte yang dipijaki Reza dan Reva.

Siapa dia?

Orang yang menaiki motor tersebut menepikan motor besarnya dan mulai berteduh mirip seperti sepasang sejoli didepannya ini.

"Mira" ujarnya sok kaget.

Reva yang semula menunduk kini mengangkat kepalanya. "Eh, Keza" Ya siapa lagi kalau bukan Keza yang memanggil Reva dengan sebutan Mira?

"Gue duduk samping lo yah" ujarnya kemudian. Reva hanya mengangguk ragu dan menggeser badannya mendekat kearah Reza. Keza pun mendudukkan badannya di samping kanan Reva sedangkan Reza yang dari tadi hanya menyimak duduk di sebelah kiri Reva.

Diam-diam Reza memperhatikan kedua pasang yang statusnya mantan pacar disampingnya ini. Reza berdecih didalam hati. Emang dasarnya murahan ya gitu, mantan mendekat dibiarin aja- ujarnya dalam hati.

"Em, Mira. Kamu- eh, maksudnya lo- kenapa belum pulang?" tanya Keza.

"Ohh itu, abang nggak bisa jemput. Katanya ada jam tambahan" jawabnya. Keza mengangguk paham. Sedangkan Reza? Kini posisinya menjadi nyamuk sekarang. Ingin rasanya Reza lari dari suasana menjijikan ini. Kalau bukan karna hujan yang turun semakin lebat. Maka aksinya akan ia lancarkan dari tadi.

"Gue anter gimana?" lanjut lontaran pertanyaan dari Keza. Reva terdiam sejenak. Otaknya memutar jelas rekaman adegan beberapa hari yang lalu.

Ok fine! Lain kali juga bisa" ujar Keza lalu berlalu dari tempatnya. Niko tersrnyum. "Kelihatan bangetkan kalo dia ngerencanain sesuatu" ujarnya.

Reva menyerngit. "Ngerencanain sesuatu?" Niko menoleh lalu mengangguk. "Ada yang lagi direncanain sama mantan lo. Gue pesen hati-hati sama dia"

Dengan mengingat pesan singkat dari Niko. Reva memilih untuk menolak ajakan Keza diperkuat lagi dengan dugaannya tentang anak motor gajelas yang pernah membuntutinya.

"Em, Reva naik taksi aja deh" ujarnya. Keza menyerngit. "Kenapa? Dianter gue nggak bakal bayar kok"

"Bukan gitu. Cuman- em, ngga mau aja"

"Gapapa lah. Biar jadi ungkapan permintaan maaf gue sama lo"

"Nggak ada yang perlu dimaafin lagi. Semuanya udah Reva maafin. Dan sekarang tinggal Keza yang ngga usah ngusik kehidupan Reva lagi. Reva udah terlanjur kecewa Za" dengan perasaan jengkelnya Reva mengeluarkan seperempat unek-uneknya untuk Keza.

Dan kalian tahu? Sampai sekarang Reza masih setia menyimak dengan keterdiamannya.

"Gue malem itu khilaf Ra. Sumpah gue khilaf"

"Sampe bikin claretta hamil? Itu khilaf? Udah jelas waktu itu Keza sadar! Mau ngeles kayak gimana lagi?!" dan saat Reva mengucapkan kalimat tersebut. Reza terbelalak dalam keterdiamannya. Hamil?

"Dia yang godain gue. Gue udah pernah nyeritain semuanya ke elo"

"Maaf. Reva nggak mau sama orang yang dengan mudahnya membunuh bayi tidak berdosa karna kekhilafan ayah dan ibunya"

"Ra plis dengerin gue. Gue bisa ceraiin Claretta demi lo"

"Nggak ada wanita yang mau diduakan oleh lelaki Keza! Apa lagi kamu suaminya! Dan stop gangguin Reva!"

"Ra-"

"Kalo dianya nggak mau mending diem atau nggak pergi aja deh. Ganggu orang lain aja" celetuk Reza. Sudah cukup waktu untuk dirinya menyimak masalah keduanya. Reza sudah jenuh menjadi nyamuk.

Reza dan Reva [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang