"Udah gue bilang kan. Gak usah ngurusin orang lain. Pikirin aja diri lo sendiri" ujar Reza.
Reva menghela nafas lalu mengangguk. Pergerakan Reza mengintrupsi agar keduanya melanjutkan langkahnya. "Em, Reva boleh nanya?"
Reza mengangguk dengan pandangan lurus kedepan. "Motor Reza kemana? Kok tadi naik angkutan umum?"
"Bengkel"
"Loh? Bukannya kemarin sore motornya masih ada ya? Kapan dibawa ke bengkelnya? Malem?"
"Tadi pagi"
Reva menganggukkan kepalanya mengerti. Mengapa lelaki di sampingnya ini mudah sekali berganti karakter? Kadang dingin, bobrok, cuek, pemarah, dan lain sebagainya.
Reva memberhentikan langkahnya lagi. Pandangannya menatap Reza yang lebih tinggi darinya. "Kenapa Reza mau deketan kayak gini sama Reva? Biasanya juga selalu marah-marah kalo Reva yang deketin. Dan itu- em, Reza suka sama sweeternya? Bukannya waktu itu Reza buang yah?" tanyanya yang diakhiri suara yang memelan.
Reza menatapnya. Dirinya juga tidak tahu mengapa alurnya seperti ini? Bukannya dulu ia selalu menepis kehadiran Reva? Mengapa sekarang malah dirinya yang terlihat mendekat? Reza bingung ingin membalas jawaban tadi seperti apa. Karena dirinya belum mengetahui sebabnya.
"Em, gue. Gue suka" ucapnya gugup.
"Suka? Suka apa?"
"Suka ora-eh, sweeternya"
"Ohh, bagus deh. Jangan buang lagi yah, pake terus kalo suka. Lebih lagi kalo suka sama Revanya" ucap Reva lancar tanpa gangguan kegugupan. Terbiasa mungkin.
Reza menatapnya dengan pandangan yang sedikit sulit diartikan. "Maaf waktu itu gue nggak ngehargai pemberian lo" ucapnya menyesal dengan pandangan yang masih sama. Menatap wajah Reva.
Reva tersenyum dan mengangguk. "Iya nggak papa kok. Lagi pula waktu itu ada Diana, Reva tahu kalo Reza mau jaga hubungan kalian. Jadi, sans"
Reza masih menatapnya dengan diam. Tanpa ingin menanggapi ucapan Reva. "Jagain Diana ya, dia perempuan kayak Reva juga. Kalo di sakitin juga bisa nangis. Reva juga gitu, maaf tadi kelepasan hehe bercanda doang kok"
"Rez-"
"REZA!!" ucapan Reva terpotong saat Diana yang tiba-tiba memanggil dari arah belakang. Tatapannya menatap Reva tajam.
Diana berlari mendekat dan merangkul lengan Reza. "Lo lagi! Ngapain sih gangguin pacar gue mulu?! Saking nggak lakunya apa hah?!"ucapnya berang.
Reva tak menjawab. "Heh! Mana mulut lo?! Di tanya diem aja. Takut hah?! Lo tuh-"
"Diana!" seragah Reza dengan menghentakkan rangkulan tangan Diana. "Nggak usah nyalahin orang tanpa tahu aslinya"
"Kamu belain dia?"
Reza diam
"Kamu kenapa sih? Mulai suka sama cewek ini?!"
Lagi-lagi Reza diam.
"Oh. Atau kamu sekarang udah kena rayuan dia ya? Dirayu gimana kamu? Dia bisa ngasih apa ke kamu? Cewek jalang gak tau diri ini cetil kayak gimana sama kamu?"
"Diana! Cukup ya!" bentak Reza.
"Kamu kok kayak gini sih Za?"
"Lo yang kenapa kayak gini! Kemana aja pas gue nggak ada? Ngelayap sama cowok lain? Jangan pikir gue nggak tahu lo ya! Kita temenan udah cukup lama. Dan gue tau lo"
"Kok kamu nuduh aku sih?"
Reza tersenyum remeh. "Gue? Nuduh lo? Yang ada lo nuduh dia!" ujarnya sembari menunjuk Reva yang sedari tadi masih terdiam dan menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza dan Reva [COMPLETED]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:)] "REZAAAAAAAAA..... TUNGGUIN REVAAAA" "REZAAA.. BERENTIII.." "REZAAA DENGER NGGAK SIH.." "AELAH REZAAA TUNGGUINNN" "REZAAAAAAAAAA...." "Apa?" "Hosh..Hosh..Hosh.. Re hosh zha hosh bre hosh enthi.." ujar Reva ngos ngosa...