(Bang Reza)
***
Nenek tersebut berjalan menjauhi bangku yang diduduki Reva. Reva hanya menatap punggung nenek tua dengan pemikiran yang bingung dengan maksud ucapan tadi.
Sampai seseorang pemuda yang menggunakan sweeter yang sangat Reva kenal duduk di sebelahnya. Dan itu mampu mgengejutkan Reva dan membuatnya kembali mematung.
Persis seperti sweeter yang pernah Reva beli untuk ia berikan kepada Reza. Apa jangan-jangan?-
Itu Reza?. Pemuda itu menoleh, Reva benar-benar terkejut. Dugaannya benar. Itu Reza. Tapi? Mengapa Reza menaiki angkutan umum? Tumben.
Reva yang tertangkap basah meneliti Reza pun menunduk malu. Tiba-tiba otaknya memutar kembali ucapan nenek tua tadi.
"Dari sini jodohmu sudah terlihat. Dia akan menghampirimu"
Mata Reva membola. Apa maksud nenek itu Reza? Tapi tak mungkin bukan? Reva berpikir positif, mungkin nenek tadi hanya bergurau. Tak mungkin bukan jika nenek tua tadi adalah cenayang atau peramal?
Reza yang tadi menoleh karena merasa diperhatikan oleh seseorang disebelahnya juga turut terkejut saat melihat Reva lah yang duduk di sampingnya. Kebetulan mungkin. Pikirnya.
Tak mau memikirkannya Reva acuh tak acuh dan mengedikkan bahunya, lalu Reza memainkan pinselnya dengan mode miring. Apa lagi kalau bukan bermain game?
Reva sedari tadi masih sebuk dengan pikirannya yang dipenuhi pertanyaan siapa nenek tua tadi. Reva menghela nafasnya untuk mencoba berfikir positif kembali.
Sesekali Reva mencuri pandang ke arah Reza. Kejadian kemarin sore saat dirinya dibonceng oleh Reza teringat jelas sekarang, membuat pipi Reva bersemu. Reva menunduk menyembunyikan rasa malunya karna rona merah tadi.
Apalagi melihat isi dari kado pemberiannya di ternyata diterima setelah waktu itu terbanting mengenaskan di lapangan. Reva senyum-senyum sendiri memikirkannya. Tak menyangka bahwa pemberiannya benar-benar dipakai oleh Reza.
Bolehkah Reva berteriak?
Bolehkah Reva bersorak bahagia?
Oh astaga. Itu terlalu berlebihan. Dan sekarang Reva memilih diam dan meredam semua rasa bahagianya.
Tak lama kemudian bis yang ditumpangi berhenti di depan halte bis yang kemarin Reva pijaki untuk menunggu jemputan dari kakaknya. Reva bangkit dari duduknya hendak melangkah turun. Sedangkan Reza masih asik dengan dunianya. Reza tak sadar saat bis sudah berhenti.
Game kadang bisa membuat kita lupa segalanya.
Reva yang menyadari tak ada pergerakan dari Reza pun menoleh menatap Reza yang masih bergelut dengan peperangan. Jika Reva membiarkannya apa Reza akan terbawa bis ini? Dengan bimbang Reva menarik nafasnya sebelum menyadarkan Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza dan Reva [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:)] "REZAAAAAAAAA..... TUNGGUIN REVAAAA" "REZAAA.. BERENTIII.." "REZAAA DENGER NGGAK SIH.." "AELAH REZAAA TUNGGUINNN" "REZAAAAAAAAAA...." "Apa?" "Hosh..Hosh..Hosh.. Re hosh zha hosh bre hosh enthi.." ujar Reva ngos ngosa...