Malam yang sedari tadi Reva nanti 'kan kini telah tiba. Sinar yang tadinya terang kini mulai meredup Dan digantikan oleh gelapnya malam. Matahari juga telah berganti tugas dengan bulan Dan bintang.
Kini nampaknya langit juga mendukung suasana hati Reva. Bayak bintang yang bertaburan di langit persis seperti hati Reva yang amat sangat berbunga-bunga. Sinar rembulan malam yang kini berjaga juga sangat terang.
Cocok. Reva berdoa semoga malam ini akan menjadi malam yang indah.
Kini gadis cantik yang dimaksud tadi sedang sibuk memilah pakaian yang akan ia kenakan nanti. Ahh, rasanya lebih repot dari tadi pagi.
Matanya sibuk meneliti penampilannya di cermin dengan salah satu baju yang ia tempelkan di tubuh depannya. Merasa kurang cocok, Reva melemparnya begitu saja ke kasur. Lalu ia menilai lagi baju yang lain.
Entah sudah berapa baju yang sudah ia keluarkan Dari singgasana mereka, yang kini berakhir berlabuh di kasur miliknya.
Reva menghela nafas saat belum juga menemukan pakaian yang cocok untuk ia pakai malam ini. Reva menoleh kebelakang, tepatnya pada kasur yang sudah di penuhi pakaian miliknya.
Lagi-lagi Reva menghela nafas menatapnya. Mungkin selepas pergi dengan Reza dia akan sibuk dengan kamarnya.
Reva memilih duduk sejenak di kasurnya, menatap lurus celana yang tergeletak di lantai karena ulahnya. Mengapa memilih baju rasanya sangat susah untuk malam ini?
Reva sudah mandi tadi, hanya tinggal berganti baju untuk pergi bersama Reza. Hingga lamunanya terbuyar saat pintu kamarnya diketuk.
Tok tok tok
"Reva?"
Bundanya ternyata, Reva pun bangkit dan membuka pintu kamarnya. "Iya, Bun?"
Mata bundanya melotot tak percaya melihat pemandangan yang menurutnya sangat- mirip bangunan yang baru saja terkena goncangan gempa yang berskala tinggi. Berserakan.
"Kamu baik?"
Reva menyerngit mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh bundanya. "Reva baik kok. Kenapa, Bun?"
Mata bunda Reva kembali menatap kamarnya, lalu meringis pelan. "Itu kamar kamu baik?"
Reva pun ikut menoleh kebelakang. Lalu menyengir. "Em, Reva bingung pilih baju. Rasanya nggak pas semua"
"Nggak pas? Nggak muat maksudnya?"
"Eh eh, bukan gitu. Maksud Reva itu bajunya kayak anu, apa itu namanya. Em, ah intinya nggak cocok buat malam ini" jelas Reva yang membuat bundanya geleng-gelrng kepala.
"Emang Reza mau ngajak kamu kemana? Palingan taman depan komplek doang" ujar bunda dengan kekehan diakhir kalimat nya.
Bibir Reva manyun seketika. "Bunda ish! Reva nggak tahu, Reza mau ngajak kemana. Intinya Reva mau malam ini tuh tampil perfect biar Reza nggak ilfeel sama Reva" jelas Reva kembali.
Bundanya tersenyum. "Ohhh, jadi ada yang mau jadi Putri malam ini?" Godanya.
"Ih, Bundaaaa"
Bunda Reva tertawa. "Iya-iya, bercanda doang kok. Sini bunda bantu pilihin. Sekalian bunda rias mau?"
Reva membolakan matanya. "Ri-as?" Bundanya mengangguk.
"Iya, nanti bunda rias yang cantik. Biar nak ganteng tadi terpukau sepukau-pukaunya"
"Ish, Bunda lebay!"
Bundanya terkekeh. "Yaudah, masuk dulu gih. Bunda mau ambil alat make up nya dulu di kamar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza dan Reva [COMPLETED]
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:)] "REZAAAAAAAAA..... TUNGGUIN REVAAAA" "REZAAA.. BERENTIII.." "REZAAA DENGER NGGAK SIH.." "AELAH REZAAA TUNGGUINNN" "REZAAAAAAAAAA...." "Apa?" "Hosh..Hosh..Hosh.. Re hosh zha hosh bre hosh enthi.." ujar Reva ngos ngosa...