"Pake angkutan umum lagi aja ya"
"Enggak, kita pake taksi aja"
"Ish, Reza. Angkutan umum lagi ajaa" rengek Reva.
"Nanti kesorean, Re. Biar cepet juga. Lagian nanti kita mau jalan kan" ucap Reza menenangkan.
"Reza ngajak Reva jalan?"
Reza mengangguk. "Tadi kan gue udah bilang. Kita mau jalan". Reva menggeleng. "Tadi Reza bilangnya mau jalan-jalan sore"
"Ada bedanya?"
Reva terdiam sejenak. "Kalo bilangnya jalan doang kesannya kayak orang mau pacaran. Sedangkan jalan-jalan sore kesannya kayak kita mau seneng-seneng" ujarnya.
Reza memangut-mangut mengerti. "Yaudah pacaran aja"
Reva reflek langsung menatap Reza kaget. Lancar sekali dia berbicara seperti itu? Eh, tapi tunggu. Bukannya Reva dulu juga seperti ini? Ah, jadi begini rasanya jadi Reza saat dirinya tiba-tiba mengklaim sebagai pacar.
Sedangkan Reza malah terkekeh melihat ke kagetan Reva. Reza juga tahu kalau ini terlalu cepat, jadi lebih baik dia menikmati rasanya mengejar cinta.
"Nggak usah kaget gue cuman bercanda"
Reva memberengut kesal. "Baru tahu kalo Reza bisa bercanda" gumamnya pelan. Reza yang hanya mendengar suara kecil Reva lantas menaikkan sebelah alisnya.
"Lo ngomong apa?"
"Enggak, Reva nggak ngomong apa-apa"
"Masa sih"
"Iya"
Reza memangut-mangut. Lalu matanya Tak sengaja menangkap objek Mobil taksi yang ia harapkan tadi. Sebenarnya, Reza bisa saja menyuruh bodyguard atau memesan grab. Tapi rasanya Reza ingin mengenang moment bersama Reva seperti ini.
"Eh itu taksinya" Reza pun melambaikan tangan nya agar Mobil taksi itu berhenti. Saat sudah berhenti di depannya, Reza mempersilahkan Reva agar memasuki Mobil terlebih dahulu.
Dengan senang hati Reva memasuki Mobil dengan senyumnya. Hal sederhana, hanya di persilahkan memasuki taksi oleh Reza namun itu mampu membuat Reva senang.
Kesederhanaan yang indah.
Setelah Reza memasuki Mobil. Lalu taksi itu pun melaju ke arah tujuan yang sudah Reza beritahu tadi.
***
Senyum Tak henti-hentinya Reva kembangkan. Rasanya sangat bahagia bisa duduk di jok motor Reza seperti ini lagi. Tangan Reva memeluk erat perut Reza. Dan itu atas perintah Reza tadi.
Sebenarnya, Reva agak ragu. Namun, karena paksaan dari Reza akhirnya Reva pun menurutinya.
"Kita mau kemana, Za?" Tanya Reva.
"Nanti juga tahu"
Reva cemberut. Gadis itu berdecak sebal. Reva memilih untuk diam dan menyenderkan kepalanya di bahu Reza. Reza yang merasakan pundaknya berat pun melirik ke arah spion motornya.
Seketika senyum Reza mengembang di balik helm full face nya.
Tak butuh waktu lama, motor yang di kendarai Reza berhenti di parkiran sebuah taman. Reva yang merasakan motor Reza berhenti lantas mengangkat kepalanya dengan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza dan Reva [COMPLETED]
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:)] "REZAAAAAAAAA..... TUNGGUIN REVAAAA" "REZAAA.. BERENTIII.." "REZAAA DENGER NGGAK SIH.." "AELAH REZAAA TUNGGUINNN" "REZAAAAAAAAAA...." "Apa?" "Hosh..Hosh..Hosh.. Re hosh zha hosh bre hosh enthi.." ujar Reva ngos ngosa...