Pandangan Reza kini menyapu penjuru kantin, di nilainya tempat yang akan ia duduki bersama dua sahabatnya nanti. Karena Reza akan membahas perihal tadi pagi.
"Itu di sono kosong kali Za, yang biasa kita dudukin. Ngapain bingung milih tempat lagi?" omel Dimas.
Reza pun berdecak sebal mendengar ocehan Dimas. Tiba-tiba pandangannya terjatuh pada salah satu meja yang terletak di penghujung kantin. Sangat terpencil. Tak mau membuaang waktu, Reza pun menepuk pundak Dimas agar mengikuti pergerakannya.
Reza mendekati meja tersebut dan di ikuti oleh kedua sahabatnya.
"Ck! Mencil banget duduknya, nggak asik" decak Dimas.
"Diem bisa nggak lo?" ucap Reza yang jengah dengan segala keluh kesah temannya itu. Dimas tak menjawab, hanya saja dia memutar bola matanya malas Dan mulai menduduki bangkunya.
"Kayaknya lo mau ngomong sesuatu" tebak Niko.
Dimas menatap Niko, "Tumben lo gampang peka? Biasanya kan loading, dulu"
"Bangsat"
Reza tersenyum kecil melihat perdebatan kecil tersebut. "Gue mau ngomong yang tadi"
Dimas menyerngit. "Yang tadi yang mana?"
Plakk
Karena kesal, Niko pun menggeplak pundak Dimas dengan kesal. "Heran gue, napa lo hari ini kurang peka sih? Butuh akua?". Dimas berdecak lagi.
"Lagi mode bodoamat gue"
"Haha, kayaknya lagi berantem sama doi"
"Ck! Diem lo"
"Gue putus sama Diana"
Deg.
Empat kata, satu kalimat yang dapat membuat percakapan antara Dimas dan Niko terhenti. Keduanya memandang Reza bingung.
"Kok bisa?" Tanya Dimas.
Reza menghempuskan nafasnya dan menyenderkan punggungnya di kursi. "Mana betah gue sama istri orang" cakapnya.
Lagi-lagi Dimas dan Niko tertegun. Awalnya Niko sudah menduga bahwa hubungan antara Diana dan Reza akan berakhir, tapi yang dimaksud Reza istri orang membuat Niko menjadi binging.
"Istri orang gimana maksutnya?"
"Diana Pratiwi Clarettania, istri dari Kezano Aprilio. Tangan kanan geng Xevar. Dua tahun lalu mereka nikah" jelas Reza.
"Kok kita baru tahu?"
"Gue aja baru tahu, dia nutupin semuanya. Tapi gimana pun bakal tetep keliatan sama gue"
Mereka terdiam. "Kok bisa nikah muda? Di jodohin?" Tanya Niko.
Reza menggeleng. "Kenakalan remaja. Diana hamil, terus gugurin kandungannya"
Dimas terkejut. "Goblok emang" umpatnya.
"Gue juga ada berita" ujar Niko yang menatap serius kedua temannya.
"Tunggu-tunggu. Kenapa kalian banyak berita serius sih?" Cegah Dimas sebelum Niko melanjutkan ceritanya.
"Lo masih dibawah umur Dim, udah diem aja" ujar Niko. Reza berdecak sebal.
"Gak udah urusin cecurut satu itu, lanjut aja" ujar Reza yang dimaksudkan agar Niko melanjutkan ceritanya dan tidak meladeni pertanyaan dari Dimas.
Dimas memutar bola matanya malas.
"Abangnya Reva ngomong sama gue, kalo motor yang di kendarai anak motor pas ngejar gue itu motornya anak geng Xevar"
"Dari mana dia tahu?"
"Dia alumni sini, Dan asal lo tau dia juga mantan geng Xevar, waktu itu gue pasang alat vidio di jok belakang. Biasanya gue make itu pas touring doang buat nangkep view. Gue lupa copot alatnya. Dan untung semua nya ke rekam dengan sempurna"
Reza menganggukkan kepalanya mengerti. "Berarti abangnya Reva juga punya motor yang sama?" Tanya Dimas kepada Niko. Niko mengangguk menanggapi.
"Sekarang udah enggak, dia jual. Uangnya disumbangin ke panti. Udah jadi persetujuan anak Xevar angkatannya. Dulu Xevar bukan geng motor yang suka bikin onar. Tapi setelah angkatan kemarin semuanya berubah, ada dalangnya tapi bang Dino nggak mau cerita katanya privacy"
Dimas mengerti sekarang. "Berarti pas waktu itu gue liat Diana sama Keza dijalan mereka sekongkol?"
Niko mengangguk membenarkan. "Diana ngincer Reza, Dan Keza ngincer Reva" jelasnya.
"Dan bodohnya yang diincer malah nyerahin diri, nggak Peka emang" lanjutnya.
Reza yang merasa tersindir menghembuskan nafasnya kasar Dan memutar bola matanya malas. Reza merasa bahwa dulu dia sendiri yang mengklaim Diana secara tidak romantis dihadapan banyak orang, sama juga dengan dirinyalah yang mempermudah rencana Diana.
"Dan sekarang Reva gimana?" Tanya Dimas lagi.
Niko terdiam sejenak. "Bang Dino bisa mantau dia. Tapi gue nggak yakin kalo dia bisa jagain pas Reva sekolah. Secara dia kuliah juga, jadi disini kita harus bertindak"
"Gue takutnya dia kecolongan pas Keza bertindak di sekolah" lanjutnya.
Reza terdiam.
"Lo suka sama Reva?" Tanya Reza tiba-tiba. Niko menoleh menatap Reza Dan mengangkat alisnya bingung. "Udah berapa Kali lo nanya gitu?" Tanya Niko balik.
Reza terdiam lagi. Sedangkan Niko tersenyum kecil. "Kalo lo mau ngelirik dia silahkan. Gue nggak berhak atas Reva, gue bukan siapa-siapanya. Dan juga, dia cuman suka sama lo. Kalo gue maksa yang ada Reva tertekan"
"Mau buka hati buat neng Reva hm?" Tanya Dimas dengan Alis yang dinaik turunkan. Reza memandangnya malas.
"Dulu aja pas dia deketin lo ngejauh. Dan sekarang dianya udah berusaha jauh lo mau narik dia buat deket lagi? Perasaan anak orang lo tarik ulur nggak kasian?" Lanjut Dimas.
Reza memejamkan matanya. "Menurut lo gue harus gimana?" Ucapnya lelah.
Niko memandang Reza bingung. "Lo beneran udah suka sama Reva?" Reza terdiam. Dia Tak tahu perasaannya seperti apa.
"Gue nggak tahu"
Dimas menepuk punggung Reza. "Lo tuh playboy tapi masalah hati nggak tahu. Gini gue kasih saran. Mending nih ya, lo deketin aja dulu si doi. Habis itu lo tafsirin gimana perasaan lo kalo dideket dia. Lo tahu lah ya apa yang gue maksud" saran Dimas.
"Sekarang tinggal lo yang berjuang ambil hati Reva. Bukan Reva yang ngejar lo lagi. Hidup kadang dibawah Dan diatas. Dulu Reva yang selalu lo tepis mungkin sekarang Reva yang bakal tepis lo" lanjut Niko dengan kekehan diakhir kalimat panjangnya.
Reza menghembuskan nafasnya kasar.
"Lagian lo goblok banget sih Za. Reva tuh ya, cantik, polos, sederhana, putih, walaupun agak pendek sih, nggak gampang nyerah. Buktinya dua tahun ngejar lo tapi lo nya bodoamat dia tetep usaha. Salut sih. Nggak salah kalo Niko naksir sama dia"
Entah mengapa Reza merasa tidak suka mendengar ucapan Dimas saat dia mengatakan 'Niko naksir sama dia'.
Dan dia akui memang dirinya yang terlalu tolol. Menyia-nyiakan berlian demi sebuah sampah. Bego. Reza kembali membayangkan saat Reva selalu mendekatinya dengan senyum secerah Dan sehangat matahari lalu berakhir cemberut karena pernyataan tolakan Dari Reza. Dimana Reva yang selalu berusaha menarik perhatiannya dengan segala tingkahnya Dan Reza selalu membencinya. Dimana Reva yang selalu berusaha ada untuk Reza tapi Reza malah membuangnya.
Terbukti dengan kado yang tak pernah terlewatkan setiap tahunnya Dari Reva untuknya. Bodohnya Reza tak mau menghargainya.
Membayangkan cinta Reva yang bertepuk sebelah tangan, Pernyataan cintanya yang selalu berakhir sia-sia. Reza agak meringis kala memutar kembali ingatannya saat waktu Reva menyatakan cintanya di lapangan beberapa hari yang lalu. Dan berakhir menangis karena Reza yang memaki dan membentaknya dengan mulut pedasnya itu.
"Apa rencana lo selanjutnya?"
"Kayak yang tadi lo bilang, gue yang bakal mendekat" ujar Reza dengan pasti.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza dan Reva [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:)] "REZAAAAAAAAA..... TUNGGUIN REVAAAA" "REZAAA.. BERENTIII.." "REZAAA DENGER NGGAK SIH.." "AELAH REZAAA TUNGGUINNN" "REZAAAAAAAAAA...." "Apa?" "Hosh..Hosh..Hosh.. Re hosh zha hosh bre hosh enthi.." ujar Reva ngos ngosa...