Prolog

894 153 150
                                    

"Kasih gue kesempatan? Gue janji, gue bakal gunain kesempatan itu dengan baik. Percaya deh, gue itu gak seperti yang lo pikir," Pinta seorang lelaki kepada gadis yang duduk di depannya.

"Gak ada yang perlu gue kasih. Gue lebih nyaman dengan kehidupan gue sekarang," ujar Sang Gadis menatap arah luar kafe.

Lelaki itu menghirup napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan, ntah ini telah ke berapa kalinya ia ditolak. Gadis di depannya ini memang sangat tertutup. "Dengan hidup yang kayak gini lo bilang nyaman? Gue gak habis pikir dengan gaya hidup lo-"

"Lo bukan gue, jadi jangan bersikap seolah lo tau yang yang gue rasa," ucap gadis itu memotong.

"Maka dari itu izinin gue masuk kedalam hidup lo biar gue bisa rasain juga apa yang lo rasa, kita bisa berjuang bersama." Tatapan dalam dan tangguh sang cowok sedikit menghangatkan hingga hampir meluluhkan hati sang gadis.

"Lo kenapa sih mau sama cewek kayak gue?" Tanyanya menatap sinis.

"Cinta tidak butuh penjelasan bukan!"

"Omong kosong."

"Segitu tersiksanya lo sama masalalu sampai-sampai lo gak mau terbuka dengan orang lain." sang cowok tersenyum sendu.

"Apalagi yang harus ku percayai. Bagiku, semua orang telah bersekutu dengan penghianatan dan keegoisan mereka sendiri. Bukan hanya mereka bahkan dunia pun ikut andil dalam hal ini, dan aku benci untuk kembali melihat kenyataan."

"Gue. Gue orang yang bisa lo percaya. Gue bukan orang yang sama seperti mereka, percaya sama gue, Al." Sang cowok menatap dengan penuh keyakinan.

Mendengar apa yang digumam kan gadis itu membuatnya sesak seolah ikut merasakan kepahitan hidup yang di jalani gadis muda cantik ini.

"Allisya!"

Gadis yang di ketahui bernama Allisya itu melirik tangan sang cowok yang mencegahnya untuk berdiri dan dengan sekali hentakan ia melepaskannya.

"Masalalu biarkan menjadi masalalu!" Seru cowok itu.

"Lo gak tau cerita masalalu gue. Penghianatan nya kayak apa dan sakitnya kayak apa. Lo gak tau semua itu...!" Kata Allisya mulai naik pitam.

"Kalau gitu ceritain semuanya ke gue," jawab Sang Cowok.

Allisya terkekeh sinis. "Bahkan ceritanya gak bisa habis dalam satu hari."

"Gue bakal siap dengerin," kekeuh Cowok itu.

"Keras kepala!" Cerca Allisya beralih merogoh tasnya mencari sebuah buku untuk ia berikan kepada cowok yang duduk menatapnya lekat.

"Semua tokoh cerita dalam buku ini adalah masalalu gue. Kerennya karena gue sebagai penulis dalam cerita ini padahal cerita ini tentang gue." Allisya tertawa. Menertawakan diri sendiri lebih tepatnya.

"Gue yakin setelah lo baca semuanya, lo bakal menjauh sama gue. Tapi ingat, se-benci atau se- jijik apapun lo sama gue, Jangan lupa buat balikin buku itu." ucap Allisya sebelum berdiri meninggalkan cowok tadi yang terdiam mematung.

"Cinta yang akan selalu menang"

°°°°°

09 may 2020

ADOLESCENCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang