22. Kenapa?

94 18 3
                                    

"Sebenci apapun kau dengan orang lain, tolong jaga ucapan mu terhadapnya. Kau tidak akan tau apa yang akan dia lakukan untuk membalas sakit hati yang ia rasakan."

°°°°°°

Tanpa di rencanakan Allisya dan Nila tiba di saat bersamaan di sekolah. Allisya tau banyak yang menatapnya tidak suka, tetapi Allisya tetap bersikap humble saja bersama Nila.

Nila juga sebenarnya sadar maka dari itu Nila selalu membuat lelucon receh menuju kelas agar Allisya tidak merasa tertekan.

"Laki lo tuh," tunjuk Nila pada Andra yang duduk di tepi lapangan bersama Saga dan Eza.

"Laki pala lo!!" Ketus Allisya memutar bola mata malas.

"Andai lo publikasikan ke semua orang pasti seru," desah kecewa Nila.

"Seru apanya, Andra punya banyak peminat di sini. Yang ada gue malah kena semprot mereka," ucap Allisya menerawang.

"Tenang gue bakal belain lo," ucap Nila menepuk dadanya bangga.

"Gue kena bully sama Monica aja lo gak pernah tolong gimana dengan mereka," sindir Allisya.

"Kan gue gak tau kapan jadwal Monica bully lo," alibi Nila.

"Iyain biar cepat."

Tiba-tiba seseorang datang dan dengan sengaja menumbruk bahu Allisya, tanpa merasa bersalah lantas ia menatap Allisya sinis berjalan begitu saja. Tanpa ia sangka Adik kelas itu berhasil memancing emosi Nila.

"Udah gakpapa, gue gak ada rasa sakit kok," singkap Allisya menahan Nila.

"Gak, All. Dia harus dikasih pelajaran! Setidaknya dia hormati lo sebagai kakak kelas."

"Gue hanya akan menghormati orang kalau orang itu telah berbuat baik sama gue!" Teriaknya mendengar ucapan Nila.

Mendengar itu Nila langsung menangkis tangan Allisya, ia langsung menghampiri adik kelas tadi dan mendorong bahunya. "Allisya salah apa sama lo? Kenal aja nggak! Gak usah sok jagoan deh!"

Merasa tertantang dia ikut mendorong bahu Nila sama kerasnya seperti tadi.

"Dan lo jangan ikut sok-sokan belain dia, lo gak usah muna deh!"

"Lo...!" Geram Nila.

"Gue ada salah apa sama lo?" Tanya Allisya datar.

"Salah lo? Salah lo karena mencuri uang pensi. Di mana dalam tumpukan uang itu ada hasil kerja keras gue untuk bayar. Lo kalau gada duit kerja dong! Jangan mencuri!" Sarkasnya dengan suara lantang membuat mereka menjadi pusat perhatian.

Sadar akan hal itu tanpa sadar tangan Allisya sudah terkepal di kedua sisi itu sama saja dia dipermalukan.

"Sekolah masih mencari pelaku sebenarnya, jadi belum ada konfirmasi pasti siapa pencuri sebenarnya," imbau Allisya.

"Sekolah memperpanjang kasus ini?" Tanya Nila dengan raut wajah kaget, membuat Allisya mengangguk bingung.

"Alah ... Lagian mana ada maling yang mau ngaku."

"Setelah semuanya terbongkar, lo harus bersiap diri meminta maaf!" Tandas Allisya menatap tajam.

"Nila Ayok!" Panggil Allisya kebawa emosi.

"Lo masuk duluan, gue ada janji dengan anak kelas sebelah." Nila melepas gandengan Allisya.

"Punya gandengan lo?" Tuduh Allisya.

"Kalo buaya, ada." Nila terkekeh, "masuk sana, kalau ada yang ganggu, lo tinggal telepon gue," ujar Nila sebelum pergi.

"Tiati, perasaan gue gak enak."

ADOLESCENCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang