16. Sekap

90 19 5
                                    

Hmpp...

Allisya yang biasa berjalan tenang di trotoar jalan kini merasa resah tatkala merasa seseorang membekap mulutnya dari belakang, tak hanya itu Allisya dapat merasakan beberapa orang yang berusaha menekan pembuluh darahnya.

Perlahan mata Allisya mulai berkunang-kunang, jalanan terlihat berbentuk abstrak, dan kakinya mulai terasa lemas bagai tak bertulang. Dalam setengah sadar Allisya merasa di seret masuk dalam sebuah mobil.

Sebelum kesadarannya melayang Allisya dapat mendengar suara tawa campur dengungan. Kepalanya setiap detik semakin berat hingga akhirnya mata Allisya tertutup.

Dia terbangun dengan kepala yang sangat berat, bola matanya pun terasa sakit. Ntah di mana dia di sekap, ruangan itu sangat gelap dan pengap akibat tidak ada celah sedikitpun.

"Hmmp!!! " Allisya berteriak berharap ada suatu keajaiban yang dapat menolongnya.

Mata Allisya berkaca-kaca bukan kerena ketakutan, matanya mulai menitikan air mata saat kulitnya terasa terkikis akibat tali tambang yang diikatkan mereka sangat kuat. Sesakit apapun yang dirasakan Allisya, dia tetap berusah untuk melonggarkan ikatan, setidaknya sampai dia bisa menyentuh jam tangan yang dia pakai.

Bahkan jika dilihat tambang itu mempunyai bercak darah sekarang.

Ceklek

Mata Allisya terbelalak, Allisya tidak habis pikir dengan 3 orang yang bersidekap dada disana, nekat sekali mereka.

"Lo cuma anak cupu yang beruntung, cantik? Gue masih jauh di atas lo. Pintar? Gue gak pernah dengar prestasi lo selama ini. Jadi, apa yang Andra lihat dari lo? Jelas-jelas gue masih lebih oke." Allisya mengerutkan kening mendengar apa yang di katakan Monica. Dia memberi pertanyaan yang sudah jelas terjawab oleh dirinya juga.

Jadi apa tujuan Monica sampai-sampai nekat untuk menyekapnya? Allisya tidak habis pikir.

Plakk

Dengan keras wajah Allisya tertoleh ke samping akibat tamparan yang Monica berikan. Allisya kembali memejamkan mata merasakan denyutan di pipinya.

"Gue benci lo!!" Tekan Monica mencengkeram pipi Allisya.

"Dan gue gak akan maafin lo!!" Teriak Monica memukul kepala Allisya hingga kursi yang di duduki Allisya hampir jatuh ke bekalang.

Kepala Allisya semakin sakit.

Melihat itu Gita dan Agnes menghampiri Monica, mereka menenangkan Monica agar tidak berlebihan.

"Gue gak bisa!! Dia cuma benalu yang mampir ke hidup Andra. Gue gak akan biarin 1 orang pun jadi pasangan Andra selain gue!!!" Teriak Monica memberontak dari cekalan Gita dan Agnes.

"Tenang, Mon. Jangan terlalu emosi, hal yang gak diinginkan bisa aja terjadi," peringat Agnes.

"Diam!! Lo gak tau perasaan gue gimana?!!!" Ntah dapat kekuatan super dari mana Monica hari ini, dia terlihat sangat kuat, Monica mendorong tubuh Agnes hingga terpental ke dinding.

"Agnes...!" Gita segera berlari mengecek keadaan Agnes, bukan apa mereka adalah sahabat dari kecil.

"Lo gapapa?" Agnes mengangguk kecil di sela-sela ringisannya.

Monica tidak sedetikpun berpaling menatap Allisya tajam, Allisya yang menyadari itu ikut melemparkan tatapan tajam. Monica belum tau saja siapa dirinya.

Allisya menaik turunkan bola matanya meminta Monica untuk melepaskan, tapi memang dari sananya Monica itu bodoh, dia tidak mengerti kode yang diberikan Allisya. Terpaksa Allisya berbicara dengan mulut yang di sumpal kain. Monica yang tidak mengerti yang dikatakan Allisya akhirnya melepas kain itu.

ADOLESCENCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang