Hari ini Allisya datang lebih awal bahkan di jam begini dirinya masih sendiri di dalam kelas. Allisya sengaja datang lebih awal dengan niat ingin meminta maaf jika mempunyai salah pada Nila mengingat kemarin Nila pergi dengan raut wajah yang tidak bersahabat membuat Allisya benar-benar yakin dengan opininya. Saat ini pun baru Nila yang bisa ia jadikan teman. Walaupun tidak duduk bersama dalam kelas.
Merasa ada seseorang yang masuk ke dalam kelas, Allisya melepas earphone barunya. Bahu Allisya sedikit menurun melihat siapa yang datang, padahal tadi dia sangat berharap yang datang itu adalah Nila.
Gadis itu menyimpan tasnya sembari menatap Allisya dengan senyum tipis lalu berjalan mendekati Allisya.
"Hai, lo anak baru itu yah? Kenalin gw Anin, wakil ketua kelas," Sapanya hangat mengulurkan tangan.
"Allisya," Balas Allisya dengan kikuk.
"Gue udah dengar persoalan kemarin, gila lo berani banget. Sayang ... kemarin gue gak hadir," ujar Anin menekuk wajahnya. Allisya hanya bisa menggaruk tengkuknya bingung harus menjawab apa.
"Kalau gue pikir seharusnya lo gak tolongin Nila kemarin soalnya– astaga udah setengah tujuh lewat. Allisya! gue keluar bentar yah pengen ambil absen di ruang guru," kata Anin berlari seraya melambaikan tangan.
Senyum manis terpampang jelas di wajah Allisya. Sekeluarnya Anin, Nila pun memasuki kelas dengan pandangan mengarah padanya. Dengan tak gentar Allisya mendekati Nila membawa sebuah coklat untuk diberikan sebagai tanda maaf.
"Nila...." panggil Allisya membenarkan letak kacamatanya yang sedikit merosot.
"Gue minta maaf yah kalau kemarin gue ada salah ucap. Gue gak sengaja lebih tepatnya gak sadar sih hehe.... " Ucap Allisya menunduk memegang coklat dengan kedua tangan.
"Nila jangan marah, pliss!" Pinta Allisya membesarkan pupil matanya.
Nila tersenyum gemas melihat tingkah Allisya yang terkesan Childish, mendengar Nila tertawa membuat Allisya melebarkan senyum.
"Lo maafin gue kan?" Tanya Allisya memberikan coklat.
"Iya-iya, udah gak udah pasang muka lugu lagi jijik gue liat kek gitu. Gue juga minta maaf kalau sikap gue kurang baik kemarin," jawab Nila mengambil coklat sembari terkekeh singkat.
"Hihi ... makasih Nila. Nggak, lo gada salah kok." Allisya memperhatikan gerakan Nila yang menyimpan coklat yang ia berikan di laci meja.
"Aduh gue lapar nih, lo mau ikut ke kantin gak?" Tanya Nila mengelus perutnya memutar.
"Gak deh, gue udah sarapan tadi di rumah," tolak Allisya. Setelah mengangguk paham Nila berjalan meninggalkan Allisya yang masih menatapnya riang. Setidaknya suasana hati Allisya sudah lega sekarang.
Allisya kembali duduk di tempatnya memasang earphone kembali sembari memperhatikan gambar komik yang ia baca lewat media handphone.
"Eh..." Ucap Allisya kaget saat merasa earphonenya ditarik kasar oleh Monica yang ntah datang dari mana yang pasti Allisya tidak sadar.
Allisya menatap Monica yang juga memandangnya rendah. Senyum miring terpampang jelas pada wajah Monica, matanya meneliti penampilan Allisya.
"Udah lama gue gak ngebully anak cupu," celetuk Monica mencengkeram dagu Allisya kuat-kuat.
Allisya meringis kesakitan merasakan tusukan tajam kuku monica pada rahangnya. Mata Allisya pun tanpa di sadari mulai memanas.
"Le-lepasin kak," ucap Allisya gagu, bagaimana pun Monica adalah kakak kelasnya, dia harus menghormati yang tua bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
ADOLESCENCE [END]
Ficção AdolescenteADOLESCENCE berarti Masa Remaja. Menceritakan sebuah masalalu itu tidaklah mudah. Akan lebih baik jika kau mengetahui tanpa mendengarkan. Kau akan lebih mudah mengerti. Aku__ _𝘼𝙡𝙡𝙞𝙨𝙮𝙖 𝘿𝙚𝙗𝙮𝙣𝙖 𝘼𝙣𝙙𝙧𝙚𝙖𝙨_ Akan menceritakan kisah hidup...