duapuluhempat

2.4K 167 7
                                    

Ada yang nungguin nggak? Hehe
Happy reading ❤

Angkasa kembali ke rumah sakit pukul tujuh malam. Tadinya ia menolak saat disuruh kembali ke rumah untuk bersih-bersih dan makan. Tapi mami yang terus saja memaksa akhirnya ia pulang.

Setelah mami pamit pulang, Angkasa masuk ke dalam ruang rawat. Ia melihat Juli yang masih tertidur di atas ranjang. Kemudian ia bergerak mendekat, duduk di samping ranjang.

Angkasa memegang tangan Juli, menggenggamnya, dan mengecup punggung tangannya lembut. Tak lama ia menatap Juli yang perlahan membuka matanya.

"Hei,"

Juli masih belum sepenuhnya tersadar, ia beberapa kali mengerjap lalu kembali menatap Angkasa.

"Mas?"

Angkasa mendekatkan telinganya ke wajah Juli dengan wajah bingung, "Hah, apa? Kamu tadi bilang apa?"

Ia kembali duduk saat Juli mendorong wajahnya, "Mas?" Ulangnya lagi.

Juli mengangguk. Ia merasa bingung. Memangnya aneh ya? Tapi memang aneh sih. Tadinya Juli juga belum mau untuk memanggil Angkasa dengan sebutan mas. Tapi ya bagaimana lagi, harus Juli biasakan.

"Kenapa tiba-tiba manggil gitu?" Angkasa bertanya heran. Juli melihatnya sedang memegang dada dengan mata dibuat terkejut, "Aku sampai syok ini."

Juli memutar bola matanya jengah. Ia mengangkat tangannya dengan pelan untuk menepuk pipi Angkasa, "Lebaynya masih kebawa yah? Kirain udah ketinggalan di NTT."

Angkasa terkekeh. Ia kembali menggenggam tangan Juli, menempelkannya pada pipinya, "Beneran udah nggak apa-apa?"

Juli mengangguk pelan, "Hm. Besok pulang yah?"

Tentu saja tidak bisa. Angkasa langsung menggeleng cepat dengan mulut yang terbuka untuk mengeluarkan ocehannya. Tetapi dengan cepat Juli mengarahkan tangannya membekap mulut laki-laki itu.

"Iya udah nggak usah ngomel. Besok masih di sini sampai kamu puas." Angkasa tertawa, kali ini begitu keras sampai Juli kesal. Takut mengganggu kamar sebelahnya.

"Ssttt. Jangan berisik!"

"Geser, Jul." Angkasa berdiri.

Juli mengerutkan kening bingung, "Kenapa?"

"Mau tidur."

"Kok tidur di sini? Sana di sofa aja, malu sama suster nanti."

"Di sini masih muat, udah geser dikit dong. Capek nih habis perjalanan jauh."

Jul menghela napas pelan, ia menggeser sedikit tubuhnya. Angkasa langsung ikut bergabung dengannya di atas ranjang.

"Kamu jangan buka baju loh." Begitu kata Juli saat Angkasa sudah bersamanya. Mereka tidur saling menempel menatap langit kamar rumah sakit.

"Iya, sayang."

Juli sedikit risih karena Angkasa bergerak pelan, "Kok berubah?" Angkasa mengubah posisinya menjadi miring menghadap Juli yang tentu saja menjadi salah tingkah.

"Tadi nggak enak. Enakan gini." Sahut Angkasa sambil mengulurkan tangannya ke perut Juli. Oke, sepertinya Juli tidak akan bisa tidur nyenyak malam ini.

***

"Kok duduk?" Angkasa baru saja keluar dari kamar mandi. Ia masih mengenakan pakaian kemarin karena tidak membawa baju ganti.

"Hm." Juli berdeham.

Tak lama seorang suster masuk untuk membawakan makanan untuk sarapan. Ia meletakkan nampan itu dan pamit.

MomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang