Juli bosan. Sudah hampir seminggu ia tak keluar rumah. Waktunya hanya dihabiskan untuk di kamar. Entah untuk apa.
Bulan ini seharusnya sahabat Juli yang berkuliah di luar kota juga sudah liburan. Tapi entah dimana mereka. Tidak juga memberikan kabar.
Juli menghela napas malas, hari ini ia memutuskan untuk keluar rumah. Sekedar pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhannya yang mulai habis.
"Mau kemana mbak?" Tanya Septian usai sarapan dari ruang makan.
"Ke supermarket bentar," jawab Juli pelan.
"Gue anterin?" Tawar Septian.
Juli menolak, "Nggak usah. Naik taksi aja." Septian mengangguk paham. Ia kembali ke kamarnya.
Usai menempuh beberapa menit untuk ke supermarket biasanya, Juli memilih beberapa barang sesuai kebutuhannya. Tak lama ia berjalan ke kasir untuk membayar. Kebetulan supermarket hari ini cukup ramai. Juli terpaksa menunggu untuk beberapa menit.
Di rumah Juli, teman-temannya datang memberi kejutan. Mereka datang tanpa memberi kabar terlebih dulu.
"Tante," sapa salah seorang dari mereka. Ibu Juli sedikit kaget lalu tersenyum.
"Eh, kalian! Ayo masuk-masuk." Ajaknya.
"Udah pada libur kuliah?" Tanya ibu ramah. Mereka memang sering main ke rumah saat masih SMA.
Ketiganya mengangguk, "Julinya ada kan, Tan?"
"Tadi ada. Cuma sekarang lagi ke supermarket. Tungguin aja di kamar. Tante mau masak dulu yah." Ibu membiarkan ketiga perempuan itu naik ke lantai dua lalu berjalan ke dapur.
Tidak lama Juli datang. Setelah ia menyalimi ibu, Juli berjalan ke kamarnya. Ibu lupa memberitahu kalau sahabatnya sedang di kamar.
Maka setelah membuka pintu, Juli dibuat kaget, "Surprisee!!!!!!" Teriak ketiganya.
"Kalian kapan datang?" Juli menaruh kantong belanjaannya di meja rias lalu menyusul ketiga orang tersebut di atas ranjang.
"Tadi subuh, lo nggak tau kita udah di sini lama?" Anggra melucu.
Becca menunjuk kening Anggra pelan dengan telunjuk, "Pliss deh Graa."
Anggra terkekeh disambut tawa ketiganya. Mereka kemudian berpelukan erat. Lama tidak bertemu tidak membuat mereka canggung sama sekali.
"Lo umpetin dimana si suami?" Thanya bertanya pelan kepada Juli setelah mereka melepaskan pelukannya.
Becca dan Anggra memutar bola matanya jengah. Juli mengendikkan bahu.
"Coba lo cari di kolong ranjang tuh, Nya." Becca menyahut pelan.
Thanya menggerutu kesal. Ia menatap Juli untuk mendapatkan jawaban.
"Lagi KKN." Balas Juli singkat.
Ada wajah kecewa dari ketiga sahabatnya itu. Padahal satu alasan lain untuk bertemu Juli adalah ingin melihat tampang suaminya.
"Eh, bentar." Thanya membenarkan posisi duduknya.
"Biasanya KKN tuh rawan lho, Jul." Ujar Thanya pelan.
Anggra menjitak kepala Thanya pelan, "Nggak usah kompor bisa nggak sih, Nya?"
Thanya mengaduh pelan. Becca merangkul pundak Juli.
"Udah, Jul. Nggak usah dipikirin tuh apa kata Thanya." Lanjutnya.
"Mending sekarang kita me time aja?!" Ajak Anggra bersemangat mencairkan suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Momen
RomanceJuli sama sekali tidak berpikir hidupnya berubah saat ia baru memasuki perguruan tinggi. Orangtuanya meminta untuk menikah dengan anak sahabat mereka. Karena Juli sangat menyayangi ayahnya, maka ia tidak bisa menolak. Angkasa sangat kaget saat salah...