30. Camer?

4.7K 231 16
                                        

Happy Reading:*

Bintang sedang merebahkan dirinya di atas kasur. Rasanya seharian ini sangat lelah, padahal hidupnya hanya monoton tak ada apapun yang istimewa selain dengan Pelangi dan teman-temannya. Ia memikirkan keluarganya, akhir-akhir ini membaik dan menghangat, ayah dan bundanya jadi sering pulang ke rumah. Bintang tak tahu alasannya. Yang terpenting ia senang. Mungkin kedua orang tua nya sudah sadar. Syukurlah.

Pintu bercat warna hitam itu terbuka, terlihat dari tambahan cahaya dari ujung pintu. Menandakan seseorang datang. Bintang tak peduli, ia masih saja terbaring menatap langit langit kamarnya, tak berminat melihat ataupun melirik siapa yang datang. Palingan juga bi Inah. Batinnya.

"Bintang," panggil orang itu dengan suara berat.

Bintang yang mendengar suara yang berbeda itu pun langsung bangkit dari rebahannya. Ia menoleh pada pemilik suara itu tadi lalu mengerutkan dahinya.

"Tumben," ucap Bintang bingung.

"Tumben kenapa?" sahut Angkasa mengerutkan dahinya. Ya orang itu adalah angkasa, ayah Bintang.

"Kesini, ke kamar Bintang maksudnya," jawab Bintang.

"Oh, papa mau ngomong," jawabnya gagu, karena sudah lama ia tak masuk ke dalam kamar putra nya ini.

"Ngomong aja,"

"Bentar lagi kamu ulang tahun yang ke tujuh belas," ujar papanya.

"Terus?"

"Rayain lah, sweet seventeen."

"Biasanya juga dirayain, tapi ama temen-temen doang. Ayah sama bunda, jelas sibuk ngurusin perusahaan," ucap Bintang lantang.

Angkasa hanya menghela nafas. Mungkin kali ini ada kesempatan emas baginya.

"Ya udah, rayain. Ayah sama bunda janji bakalan dateng," ucap Angkasa.

"Oke aja,"

"Udah, ayo turun. Makan malam. Sudah ditunggu Mamamu di bawah," ucap Angkasa.

"Duluan aja, bentar lagi Bintang nyusul," ucap Bintang yang di angguki oleh Angkasa, lalu Angkasa keluar dari kamar Bintang.

Bintang menerbitkan senyum kecilnya, tanpa sadar senyum itu dihasilkan dari keluarganya. Sudah lama ia tak seperti ini.

Ia lalu bangkit dari duduknya lalu segera menuju ke lantai bawah.

Sesampainya di meja makan, Bintang langsung duduk, lalu segara makan yang telah disiapkan oleh mamanya.

"Bintang?" sapa bundanya.

"Kenapa? " jawabnya.

"Denger-denger kamu punya cewek, sudah tiga bulan lagi pacarannya, kok gak dikenalin sama bunda?" tanya bundanya.

Bintang yang tadinya makan dengan santai langsung tersedak, pasalnya baru kali ini ia diberi pertanyaan tentang cewek.
Buru-buru Lisa mengambilkan minum untuknya.

"Kenapa Bintang? Pelan-pelan," tegur bundanya.

"Shock dia, baru aja ditanyain soal gituan udah kesedak. Katanya playboy akut," ledek Angkasa yang membuat Bintang memutar bola matanya malas.

"Tumben nanya gituan? Tau dari mana kalo Bintang punya cewek?" tanya Bintang.

"Ya jelas tau, lah! Kamu kan playboy! Tapi baru kali ini katanya kamu tobat gara-gara satu gadis. Bawa, gih ke rumah, penasaran siapa yang bikin kamu jadi tobat," jawab ayahnya.

"Tau dari mana itu semua?" tanya Bintang penasaran.

"Elang lah, siapa lagi coba?" jawab Angkasa dengan santai.

BINTANG (GOLDEN) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang