38. Kantin

3.9K 187 14
                                    


Happy Reading:)

Pagi ini Bintang berangkat bersama Ananta. Tidak bersama Pelangi. Karena Pelangi diantar oleh kakaknya, Bumi.

"Ihh tuh cewek! Kemarin sama Elang! Sekarang sama Bintang! Samperin napa Ra, Ngi!" ucap Fifi pada Rara dan Pelangi. Keempat cewek itu masih berada didekat parkiran. Karena tadi mereka mengantar Rara untuk mengambil sesuatu yang tertinggal di dalam mobilnya.

"Gue sih pengen nya juga gitu. Tapi kan gue bukan siapa-siapa nya Elang," Ucap Rara, sadar diri.

"Biasakan sadar diri dulu ya Ra," canda Luna dengan terkekeh.

"Iya lah! Ya kali langsung gue samperin gitu aja! Kan bisa berabe!" Ucap Rara.

"Samperin gih, Ngi! Greget gue Sama tuh cewek, gatel bener!" ujar Fifi menggebu-gebu.

"Udah lah, biarin aja! Toh, mereka juga temen deket. Wajar aja kali, kan lama nggak ketemu. Mikir yang positif-positif aja," ucap Pelangi yang membuat ketiga temannya menghembuskan nafas dengan berat.

"Serah lo, deh! Udah ayo ke kelas, gue belum nyalin tugas matematika," ujar Luna, lalu mereka berempat berjalan meninggalkan tempat itu.

*****

"Bintang! Kuy Kantin!" ajak Ananta ketika ia baru masuk ke kelas Bintang dan langsung menghampiri bangku Bintang dan teman-temannya.

Ananta berada kelas yang berbeda dengan kelas Bintang.

"Kuy!" balas Bintang lalu berdiri dan diikuti keempat temannya.

Mereka keluar kelas untuk menuju ke kantin.

"Eh, Tang ada Pelangi tuh!" seru Zitto di samping Bintang. Bintang mengikuti arah pandang Zitto, lalu menemukan Pelangi dan ketiga temannya. Sepertinya mereka juga ingin berjalan ke kantin.

"Pelangi!" panggil Bintang. Cowok itu  menghentikan jalannya sejenak. Bintang berhenti otomatis temannya juga ikut berhenti.

Pelangi yang merasa namanya disebut pun langsung menoleh ke arah suara tersebut.
Pelangi menemukan Bintang dan teman-temannya, gadis itu ersenyum, Bintang pun membalasnya dengan senyuman yang tak kalah manis. Pelangi melihat di samping Bintang ada Ananta.

"Sini!" teriak Bintang.

Pelangi pun mengangguk lalu menoleh kesamping, pada ketiga temannya.

"Mau ikut?" tanya Pelangi.

"Gak deh, Ngi. Lo aja, gue ke kantin duluan. Males kalo kesana ada mbak lampir," cibir Rara.

"Siapa yang lo sebut mbak lampir?" tanya Luna dengan bingung.

"Ananta kali. Siapa lagi coba?" balas Fifi dengan terkekeh.

"Heh! Gak boleh gitu! Kalo kalian gak ikut, gue kesana dulu ya?" pamit Pelangi.

"Oke!" jawab ketiganya bersamaan.

Pelangi pun berjalan kearah Bintang.

"Hai!" sapa Bintang dengan tersenyum.

"Hai!" jawab Pelangi.

"Udah kan Pelangi nya? Ayo, dah! Jangan pacaran melulu!" Cibir Gegha dengan kesal melihat keuwuuan di depannya.

"Iri bilang sahabat," balas Bintang dengan tertawa.

"Hina aja terus," ucap Gegha dengan kesal tetapi malah ditertawai oleh teman-temannya.

"Udah ayo!" Ucap Bintang lalu berjalan dan diikuti ketiga temannya.

Bintang berjalan ditengah-tengah antara Pelangi dan Ananta. Sejak kedatangan Pelangi. Ananta merasa tak suka dengan gadis itu, terlihat dari ekspresinya, ia langsung diam ketika Pelangi datang.

BINTANG (GOLDEN) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang