31. Batal?

4.5K 206 4
                                    

Happy Reading:*

Bintang berjalan menuruni tangga dengan malas. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 07.00 artinya bel sekolah telah berbunyi. Namun Bintang masih berada di rumahnya, bahkan belum sarapan. Ia telah sampai di meja makan, lalu duduk di tempat biasanya.

"Buruan makan Bintang! Kamu udah telat," omel bundanya.

"Sans," jawabnya kelewat santai yang membuat bundanya mendengus kesal. 

"Nanti cewek kamu ajakin kesini," ujar Angkasa.

"Iya," jawabnya lalu memakan sepotong roti.

"Bintang berangkat," pamit Bintang lalu menyalami kedua orang tuanya.

Senyum orang tuanya terukir indah, sepertinya hati Bintang sudah mulai luluh.

Bintang berjalan keluar rumah, lalu mengambil motor ninja merahnya, yang telah lama tidak ia gunakan. Akhir-akhir ini ia sering memakai KLX.

Telah sampai disekolah, gerbang sudah ditutup, tapi seperti biasanya. Pak satpam langsung membukakan gerbang untuknya, Bintang memasuki area sekolah lalu memberi sebungkus rokok pada pak satpam. Selalu saja begitu.

"Hati-hati ada bu Titin, nak!" ujar pak satpam memperingati.

"Iya pak!" teriaknya karena sudah melajukan motornya menuju parkiran.

Bintang berjalan santai menuju kelasnya. Lorong sudah mulai sepi, karena semua murid sudah memasuki kelas nya masing-masing. Mungkin hanya ada beberapa yang lewat karena kelasnya sedang jam kosong.

Bintang memasuki kelasnya. Lalu langsung menduduki bangkunya. Untung saja belum ada guru yang mengajar. Seingatnya sekarang adalah mata pelajaran pak Dadang. Jikalau Pak Dadang sudah datang sejak tadi, mungkin ia akan diserbu pertanyaan dan ia akan dihukum.

"Telat mulu kerjaan lo!" cibir Reno yang melihat Bintang baru saja datang.

"Masih baik gue dateng," jawabnya cuek.

"Untung pak Dadang belum dateng," sahut Elang.

"Bakalan ngomel pasti," ucap Bintang lalu tertawa. Ia sudah hafal sifat guru-guru yang berhadapan dengannya.

"Tuh dia udah dateng!" celetuk Gegha malas melihat Pak Dadang sudah berada di ujung Pintu.

"Makanya jangan diomongin," ucap Elang sok benar, padahal dia duluan yang membuka topik pembicaraan tentang pak Dadang.

"Lo duluan yang ngomongin, bego!" ucap Bintang seraya menonyor kepala Elang, yang membuat Elang berdecak kesal.

******

"Lang, ntar gue mau ngajakin Pelangi ke rumah, ada bunda sama ayah. Kira-kira, dia mau gak ya?" tanya Bintang pada Elang. Mereka berlima sekarang sudah berada di kantin.

Bintang lebih memilih cari usul pada Elang. Tahu sendiri kan jika ia bertanya dengan temannya yang lain. Bukannya memberi usul malah membuat rusuh dengan lebay.

"Mau lah! Mana ada cewek yang gak mau jika di ajak ke camer! Pasti seneng Pelangi!" ucap Elang dengan suara cukup keras membuat Gegha, Reno, dan Zitto menoleh.

"What the fuck!? Lo mau ngenalin Pelangi ke orang tua lo, Tang?! Serius?" tanya Zitto.

"Diem lo," balas Bintang ketus membuat ketiganya mengendus kesal.

"Tapi jangan bilang kalo mau ketemu bunda lo, nanti dia grogi," lanjutnya.

"Iye dah, ntar kalo ketemu gue bilangin," ujar Bintang.

"Emangnya tante Lisa serius?" tanya Elang heran.

"Serius kali. Keliatannya dari tadi pagi seneng banget," jawab Bintang.

BINTANG (GOLDEN) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang