39. Berubah?

4.3K 198 24
                                    

Happy Reading:*

Pelangi sudah menunggu Bintang di parkiran. Ia akan memberinya nasi goreng spesial buatannya sendiri. Sebenarnya tadi pagi ia cuma ingin membantu mamanya menyiapkan sarapan. Namun ia berfikir akan lebih baik ia membawakan bekal untuk Bintang. Pasti Bintang suka, sekali-kali lah.

Rombongan motor-motor besar itu sudah datang di parkiran. Bintang datang dengan Ananta dibelakangnya. Pelangi langsung berjalan ke arah mereka.

"Bintang!" sapa Pelangi dengan ramah. Namun Bintang malah diam saja. Bahkan menoleh pun tidak, hal ini membuat Pelangi jadi bingung.

Pelangi semakin mendekati Bintang. Ia berfikir bahwa tadi Bintang tidak mendengarnya.

"Bintang!" ucap Pelangi lagi sambil menyodorkan sekotak Bekal itu.

Hening. Tidak ada jawaban. Bintang dan teman temannya malah meninggalkan Pelangi sendirian di tempat itu. Pelangi semakin bingung. Bahkan teman teman Bintang yang lain pun juga seperti itu. Apakah ada yang salah?

Pelangi langsung mengejar Bintang.

"Bintang!!! Nih!" ucapnya lagi menghalangi jalan Bintang.

"Apaan,sih?!" jawab Bintang dengan ketus.

"Ini, gue buatin bekal nasi goreng! Spesial buat lo!" ucap Pelangi lagi dengan menyodorkan sekotak bekal tersebut.

"Kasih ke Gegha," jawab Bintang cuek.

"Ge, ambil!" ucap Bintang menyuruh Gegha.

Tak berfirkir lama Gegha pun mengambil bekal itu dari tangan Pelangi. Pelangi juga tak menolak, ia langsung memberinya pada Gegha begitu saja. Seperti ada yang berhenti, Pelangi mematung sesaat.

"Udah, ayo!" ucap Bintang lalu melanjutkan jalannya diikuti oleh teman-temannya dan meninggalkan Pelangi. Bahkan Bintang sudah merangkul pundak Ananta.

Pelangi masih termenung. Apa ada yang salah dari dirinya? Perasaan Pelangi tidak melakukan kesalahan apapun. Mengapa Bintang bersikap cuek dan dingin padanya? Pelangi merasa kan itu. Bahkan teman-teman Bintang juga tidak ada yang meresponnya. Biasanya jika Pelangi datang, mulut teman-teman Bintang langsung menggodanya, dan sekarang? Pelangi merasa tidak dianggap.

"Pelangi! Kenapa itu tadi Bintang kok gitu?" ucap Rara menepuk bahu Pelangi.

Rara tidak datang sendirian melainkan dengan Fifi dan Luna. Mereka sempat melihat interaksi antara Pelangi dan Bintang tadi.

Pelangi menggeleng pelan, ketiga sahabatnya juga bingung atas ulah Bintang dan teman-temannya.

"Pasti tuh orang kena peletnya Ananta!" cibir Rara.

Sejak kedatangan Ananta memang Rara sudah tidak suka. Elang jadi sudah jarang mengabarinya. Sedangkan Rara? Melihat Wajahnya Ananta pun katanya males banget.

"Gak boleh gitu, Ra!" tegur Pelangi.

"Biarin aja! Emang gue udah gak suka sama tuh orang!" sahut Rara.

"Udahlah dari pada ribut. Mending ke kelas, bentar lagi bel masuk!" ujar Fifi yang di angguki oleh Luna.

*****

"Ngapain lo, Ren?" tanya Zitto mengintip Reno yang sibuk memainkan ponsel milik Gegha.

"Kepo!" sahut Reno ketus.

"Busettt, biasa aja dong babi!" cibir Zitto kesal.

"Mana HP gue!" ujar Gegha lalu menyahut HP nya dari tangan Reno.

"Kirim dulu tuh! Udah gue pilihin yang cantik-cantik!" ucap Reno.

"Iya, nih! Sabar masih jamkot," jawab Gegha.

BINTANG (GOLDEN) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang