36. Tentang Rasa

4.3K 208 12
                                    

Fhallawwwww

*Happy Reading')

"BINTANG, ELANG, GEGHA, ZITTO, RENOOOO!!!!" teriak Bu Titin yang memergoki mereka berlima sedang bolos di rooftop.

"Bolos aja terus kalian!!! Ayo ikut saya ke ruang BK!" lanjut Bu Titin yang masih berada di ujung pintu rooftop.

Kelima murid itu malah tidak peduli dengan teriakan bu Titin yang masih mengoceh sendiri. Mereka malah menganggap bu Titin tidak ada dan suaranya sebagai angin lalu.

"GAK PUNYA KUPING KALIAN?!" ucap bu Titin lagi makin garang karena tidak ada yang memperdulikan nya.

Kelima anak itu masih asyik dengan dunianya sendiri. Bintang dengan game di ponselnya. Elang dan Zitto sedang bermain sosmed di pknselnya. Gegha yang menikmati minuman yang dibelinya di kantin, serta Reno yang duduk duduk dengan memainkan rubik ditangannya.

Bu Titin makin kesal karena tidak ada yang menganggapnya dan memperhatikannya langsung saja ia mengambil ponsel Bintang, Elang, dan Zitto, serta menjewer satu persatu kelima murid tersebut dengan muka penuh murka.

"Aduhh! Bu! Itu game saya bisa bisa AFK!!!" ucap Bintang masih tak terima ponselnya direngut begitu saja.

"Saya tidak peduli! Sekarang ayo! Ikut saya ke ruang BK!" ucap Bu Titin yang membuat Bintang menghembuskan nafasnya gusar.

"Jangan jewer-jewer, dong bu! Lepasin dulu nih!" ucap Reno masih kesal karena bu Titin masih saja menjewer telinganya.

Bu Titin tak memperpanjang omongan Reno. Ia langsung melepaskan tangannya dari telinga milik Reno kemudian menatap mereka berlima garang.

"Berdiri kalian semua!" ucapnya dengan garang.

Bintang pun berdiri dengan malas dan diikuti ke empat temannya.

"Ayo ikut saya! Cepat jalannya! Apa mau saya jewer lagi!?" ucap nya mengancam yang membuat mereka meringis. Karena jeweran bu Titin bisa membuat telinga sampai memerah.

"Iya-iya, bu! Galak amat. Cepet tua baru tau rasa," cibir Elang.

"Udah jangan banyak omong! Ikuti saja perintah ibu!" balas bu Titin.

"Perasaan dari tadi ibu yang banyak omong," celetuk Zitto yang membuat keempat temannya menahan tawa.

"Diam kamu! Kalian semua ikut saya! Ayo cepat! Jalan duluan!" ucap Bu Titin lalu dengan malas kelima murid itu berjalan mendahului bu Titin.

"Ibu itu ganggu saya lagi nyantai tau gak," cibir Gegha pelan namun siapa sangka Bu Titin yang di belakang mereka mendengarnya.

"Ganggu-ganggu! Kamu ngapain bolos terus?!" balasnya dengan garang, ternyata guru itu memang mendengarnya yang membuat Gegha menggaruk tengkuknya tak gatal.

"Jalan cepat! Lama sekali kalian jalan aja kayak siput!" ucap bu Titin masih berada dibelakang mereka karena kesal jalannya sangat pelan.

Sesampainya di ruang BK mereka langsung duduk di sofa panjang tanpa rasa sungkan, padahal belum disuruh. Sudah kebiasaan. Toh ujung-ujungnya juga bakal disuruh duduk.

"Siapa suruh kalian duduk!" tanya bu Titin dengan garangnya.

"Biasanya juga duduk kali," cibir Reno kesal yang membuat Bu Titin menghembuskan nafasnya pasrah. Heran dengan murid muridnya ini.

"Ada apa ini, bu Titin?" tanya pak Dadang.

"Bolos lagi pak. Padahal tadi ada jam Bu Ita tetapi mereka semua malah bolos ke rooftop. Untung saya mengetahuinya," ucap bu Titin.

BINTANG (GOLDEN) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang