10 • kemanisan

404 56 8
                                    

Dimulai dari chat iseng Samudera yang mengajak Gian untuk pergi berjalan-jalan, berakhirlah mereka sekarang berada di dalam Burger King sambil memakan es krim.

Hampir seharian penuh mereka menghabiskan waktu dengan mengelilingi kota, bermain di Timezone, berbelanja baju untuk Azkia dan Langit (Gian merasa tidak enak pada anaknya yang sekarang sedang ujian), juga photobox berduaan untuk pertama kalinya.

Semua ini terasa seperti kembali lagi ke zaman SMA dimana semuanya seperti mimpi di siang bolong. Begitu manis dan tidak mudah dilupakan, sampai masker yang digunakan Samudera tidak berhasil menutupi seluruh senyumnya yang terpampang selama perjalanan.

Sekarang Samudera merasa dirinya sudah semakin beberapa langkah di depan Gian. Tidak sedikit usaha Samudera untuk menggenggam tangan Gian di depan publik dengan alasan 'takut dirinya tersesat di dalam mall', dan sesekali menatap Gian saat ia sibuk memesan makan siangnya.

Sedaritadi kasir yang melayani Gian pun paham mengapa Samudera selalu memperhatikan Gian, karena manusia di sebelahnya ini terlalu sempurna.

"Mas beneran enggak makan nih?" tanya Gian sambil meminum cola, "soalnya nanti aku mau beli makan malam buat Azkia. Jadi aku enggak masak."

"Nanti saya makan bareng Azkia aja kalau gitu."

"Kenapa mas?"

Samudera paling merasa lemah kalau Gian sudah berbicara seperti itu, apalagi sambil menatap Samudera lekat-lekat.

"Sekarang masih kenyang, tadi kan kita jajan banyak." ujar Samudera.

"Oh iya ya." Gian terkikik, "sekarang mas lagi sering ke gym?"

"Hm? Kamu tau darimana?"

"Yang ini jadi agak besar," Gian memegang lengan atas Samudera. "Kelihatan jelas kalau mas lagi sering olahraga. Apa jangan-jangan lagi bulk up bareng Juan ya mas?"

Samudera tidak bisa berkata apa-apa, tetapi pandangannya masih terarah ke tangan Gian yang masih menempel di bisepnya. Masih tidak percaya dengan fakta kalau Gian semakin pandai membuat perasaanya campur aduk. Seperti semen di dalam mobil molen.

"I- iya. Saya akhir-akhir ini sering ke gym yang di dekat Alfamaret itu dek." Ujar Samudera.

Wajah Gian menjadi ceria. "Deket dong! Aku sering beli dessert di toko sebelahnya yang baru, beneran enak banget. Aku sama Azkia sampai naik dua kilo waktu tau cheesecakenya mereka semanis itu."

"Jadi kamu ya dek?" Samudera tertawa ngakak, "ternyata kamu yang jadi bahan gosip di gym."

"Aku? Kenapa mas?" Tanya Gian sambil berusaha untuk tidak terlalu kepo.

"Kemarin Sebas cerita soal toko dessert punya suami dia yang lagi kelabakan. Ada yang order tiga full cheesecake, padahal mereka jualnya itu per potongan. Jadi mereka harus buat stok lebih banyak dari biasanya." Samudera tertawa, "tapi Sebas bersyukur karena semuanya jadi laku. Katanya gara-gara ada yang post di Instagram, ternyata kamu pelakunya."

Gian tersipu malu setelah mendengar cerita Samudera. Ia tidak menyangka kalau midnight cravingnya membawa keberuntungan, padahal saat SMA dahulu Gian sampai diusir karena menghabiskan stok kue.

"Tapi mas engga akan aneh liat aku kan?" tanya Gian tiba-tiba. Sesekali menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, berusaha untuk tidak merasa menyesal sudah bertanya.

"Lho, kenapa mikirnya kayak gitu?"

"Tetangga bilang aku kayak ibu hamil waktu tau naik dua kilo. Tapi dia bener mas, soalnya pipiku juga jadi tebel. Aku engga mau dibilang gemuk tapi kata-kata dia ada betulnya juga, cuma aku engga mau dibilang ibu hamil." Gian merengut, "kenapa sih pada enggak bisa terima aku lagi bahagia."

"Gian," Samudera menggenggam tangannya, "mas cerita kayak gitu karena seneng lihat kamu makannya banyak. Justru mas ada niat mau beli fruitcake dari situ buat kamu."

"Serius? Tapi kan yang itu agak mahal."

"Kalau Gian mau ikut gym, bilang aja ke mas. Nanti biar kita bisa pergi bareng-bareng."

"Tapi mas.."

"Tapi kenapa?"

"Aku engga bisa angkat dumbbell."

Samudera tertawa ngakak saat mendengar pernyataan polos Gian, sampai beberapa pengunjung menoleh ke arahnya. Ia benar-benar semakin merasa gemas pada Gian, sementara yang dihadapannya bingung melihat Samudera yang masih tertawa.

"Aduh, enggak apa-apa dek." Samudera terkekeh, "kamu kan bisa duduk aja sambil nungguin mas."

"Masa aku harus lihat mas keringetan?"

"Emangnya kenapa?" Samudera berusaha untuk tidak tersenyum.

"Enggak baik buat kesehatan jantung aku mas." Gian merengut, "sekarang mas jadi tega ke aku."

Samudera tertawa lebar sambil mengusak rambut Gian.

Keduanya menikmati waktu bersama hingga Gian baru sadar kalau ia harus mengantarkan naskah novel ke rumah Devan nanti malam. Mereka beranjak dari Burger King dan berjalan keluar menuju parkiran dengan kedua tangan yang masih berpegangan erat, tanpa ada tanda-tanda akan melepaskan satu sama lain.

Hidup memang manis, tetapi Gian lebih manis di mata Samudera.

。*゚+

akhirnya ada yang kembali setelah dua minggu lebih merasa sedih. siapa? aku! :D

( aku janji bakal sering update. ampun. )

jangan lupa buat stream left & right ya guiz ;) juga jangan lupa buat vomment ♡

thank you for 400+ reads༼;'༎ຶ ۝ ༎ຶ༽ love you all :( ♡

loose steps | cheolhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang