30 • cinta alam

299 45 8
                                    

Long story short, hari ini Gian dan Samudera pergi (kencan) lagi bersama-sama setelah beberapa minggu sebelumnya tidak saling kontak.

Gian sama sekali tidak membalas pesan dari Samudera, dan Samudera tidak menyapa Gian saat ada acara di komplek, bahkan mereka tidak memberikan reaksi apapun saat Juan dengan terpaksa haha hehe setelah berusaha mempertemukan mereka berdua di Gym.

Sehingga akhirnya mereka bertiga berolahraga dengan kondisi yang sangat canggung.

Tetapi kejadian dimana Samudera tidak sengaja tersiram oleh Azkia membuat benih-benih diantara mereka menjadi tumbuh kembali. Devan dan Joshua bingung saat melihat Gian tersenyum lebar sambil mengaduk-ngaduk kopinya yang sudah dingin. Azkia bingung ketika melihat Samudera yang selalu bolak-balik melewati rumahnya saat ia sedang mengerjakan tugas di teras.

Kecuali Langit. Ia sudah tidak heran lagi melihat Samudera yang bertingkah gelagapan seperti perampok yang baru saja ketahuan oleh warga. Bedanya, Samudera sudah merampok hati Gian dan sama sekali tidak mau mengembalikannya pada yang punya.

Semua kejadian ini menemukan titik terangnya setelah Samudera menelepon di malam hari, menanyakan jika Gian memiliki rencana atau tidak besok hari. Karena Gian menjawab tidak, Samudera langsung memutuskan untuk mengajaknya pergi makan dan mengingatkan Gian untuk tidak kabur atau membuat rencana dadakan lain untuk menghindarinya.

Dan disinilah berdiri seorang Gian dengan rambut hitam mengkilap, pakaian rapi dan sepatu bersih (baru dicuci kemarin) sambil menunggu kedatangan Samudera di depan rumah. Ia tidak khawatir dengan Azkia karena anaknya sudah pergi sejak tadi pagi, memiliki rencana lain untuk mengikuti foto kelas sendiri tanpa harus diantar oleh Gian.

Gian sesekali mencium pergelangan tangannya, memastikan kalau parfum barunya tidak luntur. Karena tidak yakin, Gian kembali menyemprotkan parfum dengan aroma Sour Cherry di leher dan tangannya. Mimik mukanya tidak bisa menyembunyikan kalau ia sedang merasa sangat gugup.

'Gimana kalau Samudera enggak suka parfum yang ini?' gumam Gian dalam hati. 'Kalau ternyata kebanyakan semprot gimana?' Gian menepuk-nepuk lengannya keras.'Kalau dia malah demen aroma yang lama gimana? Kan udah habis anjir?'

Tiba-tiba saja ekspresi Gian berubah menjadi cemberut. 'Lagian ngapain dipikirin coba. Ini kan uang sendiri juga buat beli parfum baru.'

Gian juga kerap mengecek pantulan wajahnya sendiri di layar ponsel. Rambut miliknya sama sekali tidak berantakan atau berubah warna, tapi Gian selalu mengelus-elusnya supaya rapi. Penampilannya harus benar-benar terlihat bagus di depan Samudera, meskipun ia yakin Samudera sama sekali tidak akan memperhatikan hal itu.


(Spoiler, Samudera di sisi lain sangat tidak sabar untuk bertemu dengan Gian. Sudah beberapa kali ia hampir menyerempet orang selama perjalanan menuju rumah Gian, tapi jangan sampai Gian tahu soal hal ini. Ssst.)


Cuaca hari Senin lumayan panas, matahari bersinar terik dan komplek pun mulai ramai. Ada beberapa ibu rumah tangga pergi melewati rumahnya, menyapa Gian dengan pertanyaan seperti, "Lho mau kemana mas pagi-pagi gini? Kok udah ganteng aja?" atau sapaan ramah karena mereka harus terlihat humble. Gian membalas mereka dengan tidak kalah ramah dan sopan, karena ia tahu bagaimana tajamnya bibir-bibir merah itu jika Gian tidak bertindak sesuai dengan harapan mereka.

Gian memutuskan untuk memakan permen jahe yang sedari tadi diam di dalam sakunya. Meskipun rasanya agak aneh di mulut, Gian tidak peduli. Azkia akhir-akhir ini menyukai makanan yang memiliki rasa atau aroma jahe, sehingga beberapa barang di rumahnya ada yang berganti demi kebahagiaan anaknya. Mau tidak mau, toples permen yang awalnya berisi stroberi saja kini bercampur dengan jahe. Dan Gian mengutuk dirinya sendiri karena terburu-buru hingga mengambil lebih banyak permen jahe daripada stroberi.

loose steps | cheolhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang