Hari ini adalah hari ke tiga Gian menikmati cutinya selama seminggu. Ia dan Azkia duduk di ruang tengah sambil mengurusi kegiatannya masing-masing. Azkia sibuk mencatat pelajaran dan mendengarkan penjelasan materi dari guru menggunakan headphone miliknya, sementara Gian dengan bermalas-malasan rebahan di sofa.
Cuaca di luar lumayan panas dan menyengat. Gian memilih untuk diam di rumah akibat ia sudah berkeringat banyak setelah berdiri di teras selama dua puluh menit sambil menyirami tanaman. Azkia pun tidak memiliki niat untuk pergi jajan atau bermain dengan teman sekelasnya, meskipun kadang story Instagram Azkia dipenuhi foto temannya yang berpergian, bahkan sampai ke luar kota.
Saking panasnya, Gian menyalakan AC di ruang tengah untuk pertama kalinya di tahun ini. Ia tidur telentang di sofa seperti bintang laut. Tangannya sesekali mencolek bahu Azkia yang masih memperhatikan guru Ekonomi, dan malah terkekeh geli jika Azkia menepis tangannya. Gian seketika diam saat Azkia menatapnya dengan tatapan kesal. Ia benar-benar merasa bosan.
Keadaan di kantor pasti sedang ramai, karena ada kedatangan anggota baru yang membantu pekerjaan kantor. Sampai Devan sedari tadi membanjiri chatroom sambil mengabari perawakan dan juga sifat dari anak baru. Tetapi sengaja Gian mute karena Devan akan tidak fokus dalam bekerja.
Ketika asik berkhayal, sesuatu menghalangi pandangannya sehingga membuat Gian mengedipkan matanya cepat. Rambut depan Gian sudah hampir menutupi kedua matanya. Niat untuk bleaching dan mewarnai rambutnya dengan hot pink sudah lama ia dambakan, tetapi niat itu Gian buang jauh-jauh karena peraturan kantor yang diperbarui semakin ketat soal penampilan. Rambut burgundy miliknya saja sudah terkena omelan Ma'am, sehingga Gian terpaksa mewarnainya kembali menjadi hitam.
Lagipula jika Gian membicarakan hal itu pada anaknya, ia akan diomeli habis-habisan karena tidak mungkin Gian akan mengambil rapor milik Azkia nanti Senin dengan warna rambut senyala itu. Jika warna merah saja sudah mengamuk, bagaimana dengan hot pink? Pasti akan lebih mengamuk lagi.
Serba salah. Tahu gini nama Gian akan diganti saja menjadi Raisa.
Gian tenggelam dalam pikirannya sampai tidak sadar kalau anaknya ikut tidur telentang di lantai ruang tamu. Jari Gian menggapai pipi Azkia dan menarik-nariknya gemas. Ia senang anaknya tumbuh sehat, meskipun semasa kecilnya sering terjadi keributan kecil karena Azkia malas makan.
"Anaknya ayah lagi apa nih?" Gian masih uyel-uyel pipi Azkia, "mau makan kue enggak?"
Azkia menggelengkan kepalanya lucu. "Aku mau bobo siang di kamar ayah." Ia beranjak dari lantai, "nanti bangunin kalau udah makan malem oke." dan berjalan kucluk kucluk menuju kamarnya sambil membawa laptop juga headphone telinga kucing.
"Oke anakku." Gian memberikan jempol.
Azkia menutup pintu kamar, dan percakapan berakhir begitu saja.
Gian menghela nafas panjang sambil scrolling kembali laman Instagram miliknya. Mungkin ia akan membeli kue nanti malam. Gerakan jarinya terhenti saat melihat notifikasi baru dari Devan yang seharian sudah membanjiri chatroom dengan informasi baru dari kantor. Dugaan Gian seketika benar ketika melihat foto yang dikirim oleh Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
loose steps | cheolhan
RomanceGian menyukai hidupnya sebagai single parent dari anak laki-lakinya. Pekerjaan yang stabil, akrab dengan keluarga dan rekan kerja, dan memiliki anak yang pintar sudah lebih dari apa yang ia inginkan. Namun apa yang akan terjadi jika Samudera yang ba...