31

618 83 33
                                    

Eid Mubarak Icheese 🎉
Semoga amal ibadah kita selama Ramadhan diterima Allah SWT dan kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Aamiin.
Maafin Nisa yang banyak salah dosa ini. Maaf up nya tidak teratur dan sering drama. Makasih banyak sudah mencintai Z&Z.  Makasih vote dan komennya, kedua hal itu jadi penyemangat buatku.

Love you,
NISA

~Zalumin&Zafian~

Fian’s pov
16:00 WIB

Suasana rumah keluarga Om Sandi sangat ramai sekarang, lagu-lagu k-pop terdengar sejak siang tadi. Aku duduk di salah satu sofa yang memperlihatkan kedua pengantin yang duduk di pelaminan dengan bahagia.

Akad sudah dilangsungkan tadi pagi dan sekarang waktunya berpesta dengan teman-teman kedua pengantin. Melihat mereka membuatku kembali teringat pernikahanku dengan Kak Umin 3 tahun lalu.

Ah, waktu berjalan sangat cepat ternyata.

Terlihat tim sukses pernikahan Bagas dan Tata sibuk mengurus ini dan itu, sedangkan aku hanya duduk santai tanpa melakukan apapun selain makan. Semua orang termasuk kedua pengantin melarangku melakukan apapun, padahal tanpa mereka melarang aku memang tidak berniat membantu. Membayangkan diriku yang berjalan kesana kemari dengan perut besar seperti ini saja sudah melelahkan.

“Apa kau tidak merasa bersalah?” aku menoleh ke arah Citra yang menatapku sendu.

“Kenapa?”

“Kita tidak bisa melakukan apapun di pernikahan Kapten dan Alpukat. Padahal di pernikahan kita mereka berdua selalu aktif membantu.”

Aku menegakkan dudukku dan menatap Citra lekat-lekat. Citra berubah menjadi wanita hamil sensitif sekarang, aku harus hati-hati dengan ucapanku. “Tidak masalah, Citra. Kita berdua sudah membantu mereka, diwakili dua pria di sebelah sana.” kataku menunjuk Kak Umin dan Pak Sahal yang sibuk menata kursi.

“Lagipula, kedua sahabat kita yang baik hati itu sangat paham dengan kondisi kita saat ini. Jadi santai saja.” Citra mengangguk, tangannya terulur mengambil keripik pisang coklat di toples yang ku pegangi sejak tadi.

“Onty!” pandanganku teralih ke arah bocah yang usianya hampir genap 3 tahun.

Dia berlari ke arahku dengan senyuman lebar di wajah cantiknya. Di tangannya membawa jeli sekitar 4 buah yang tampak penuh di tangan mungilnya. Kia meletakkan jeli-jeli itu di pangkuanku, dia naik sofa dan duduk di sebelahku.

“Banyak sekali jelinya. Bagaimana jika nanti Kia dimarahi Mama karena makan banyak jeli?”

Kia menggeleng, “Ukan uwat Yaya. (Bukan buat Yaya)”

“Lalu untuk siapa?”

“Adek.” katanya menyentuh perutku dan mengelusnya. Aku tersenyum dan mengelus rambut lembutnya.

“Terimakasih Kakak Yaya.” kataku menirukan suara anak kecil mewakili Mismis. Kia tersenyum lebar, ia mendekatkan kepalanya di perutku.

“Ama-ama, Dek.” Kia mencium perutku membuat hatiku menghangat.

Kia memang sangat menyayangi Mismis. Sepertinya aku harus mengatakan pada Mbak dan Mas jika Kia sudah siap menjadi kakak.

“Kia sangat manis. Hiks.” Aku menoleh ke arah Citra yang menangis. Aku mengelus bahunya berharap dia tenang, walau ku tahu hanya Pak Sahal yang bisa menenangkannya.

“Ty napa angis? Adek au uga?” Kia bertanya pada Citra dengan wajah polosnya. “Tal ya, Yaya ambil.” Kia merosot dari sofa dan berlari masuk ke dalam untuk mengambil jeli.

Zalumin & Zafian Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang