Just Imagine

233 40 13
                                    

Bukan tentang masa lalu,  tapi tentang sebuah imajinasi.

💕💕💕💕💕

Khanza’s pov

“Kemana sih? Kemarin ku taruh disini.” Aku mengobrak-abrik lemari mencari bros berbentuk kupu-kupu yang menjadi favoritku. Aku tidak memakainya seminggu ini, apa aku lupa meletakkannya dimana?

Tidak.

Aku selalu ingat aku meletakkannya dimana. Semua letak barang-barangku sangat ku hapal di luar kepala. Aku berdiri dan melangkah ke lemari, siapa tahu aku salah meletakkanya kan?

Positif thinking saja dulu.

“Kau mencari apa?” aku mengabaikan suara seseorang yang ku yakin masuk kamarku tanpa meminta izin dan dengan seenaknya tiduran di tempat tidurku.

“Apa monster menelan semua suaramu hingga tak bisa bicara sekarang?” aku memutar bola mataku malas dan terus mencari, bahkan sekarang aku mengacak baju-bajuku. Baiklah, siap-siap Umma marah besar!

“Hey, Sasa kenapa kau tidak menjawabku?” aku berbalik dan menatap kesal seseorang yang tiduran di kasurku dan memakan apel di tangannya.

“Berhenti menggangguku, Mbak Olive!” Mbak Olive duduk dan menatapku.

“Apa kedatanganku mengganggumu?” aku memejamkan mata dan menghela napas panjang.

“Tidak, bukan begitu. Tolong jangan salah paham. Aku hanya sedang pusing mencari brosku yang hilang.”

“Kenapa kau tidak bilang? Ada di meja riasku. Kau lupa kemarin aku meminjamnya sebelum pergi dengan teman-temanku?”

Aku mendengus kesal, sudah ku duga pasti pelakunya kakak perempuanku ini. Tanpa kata aku meninggalkannya di kamarku untuk mengambil bros itu.

“Selalu saja tidak mau mengembalikan.”

Aku masuk ke dalam kamarnya dan menuju meja riasnya. Mataku tertuju pada deretan lipstick berbeda warna disana yang membuat kekesalanku lenyap begitu saja. Aku menggigit bibir bawahku, boleh tidak ya aku meminjamnya?

“Ambil saja warna yang kau mau. Aku baru membelinya kemarin. Kau tahu, warna-warna seperti peach dan coral sangat langka. Ambil saja, ini.”

Bukannya mengambil dua lipstick yang disodorkan Mbak Olive, aku malah memeluknya sangat erat. 
“Sasa sayang Mbak Olive.”

“Mbak juga, Dek.” Aku tersenyum merasakan pelukan hangat Mbak Olive. “Maaf ya, Mbak lupa mengembalikan brosmu.” Mbak Olive meletakkan lipstick di tanganku.

“Tidak apa, Mbak. Terimakasih.”

“Hari ini kau mau pergi kemana? Di Golden ada banyak sekali diskon make up.” Aku menatap Mbak Olive yang memakai handcream.

Aku dengan Mbak Olive memiliki ketertarikan yang berbeda, Mbak Olive menyukai seperangkat skincare dan make up, sedangkan aku lebih menyukai assesoris seperti bros, gelang, cincin, dan kalung. Meski begitu, aku dan Mbak Olive memiliki dua ketertarikan yang sama yaitu pakaian dan sepatu. Tak jarang kami memilih pakaian dan sepatu yang serupa.

“Aku tidak tertarik dengan make up, Mbak.”

“Oke.” Aku mengecup pipi Mbak Olive sebelum berjalan keluar dari kamarnya. Mbak Olive melambaikan tangannya padaku dengan senyuman lebarnya.

“Semoga harimu menyenangkan!”

#

Olive’s pov

Zalumin & Zafian Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang