SURPRISE 🎉🎉

550 85 35
                                    

Happy Satnite 💕💕💕

🎉🎉🎉🎉

Author’s pov
-MAN 2 Kota Kediri-
13:00 WIB

Dengusan panjang terdengar dari seorang perempuan yang berdiri tepat di sebelah gerbang sekolah. Berulang kali ia menatap jam tangan yang melingkar di tangan kanannya ke jalan raya, ia sedang menunggu jemputan.

“Jangan cemberut, sebentar lagi Mas datang.” Ia menoleh ke laki-laki yang memakai seragam sama dengannya. “Makan.” Si perempuan membuka mulutnya, membiarkan laki-laki yang setahun lebih muda darinya itu menyuapkan cimol.

“Kebiasaan, Mas selalu datang terlambat. Pasti dia bermain dengan teman-temannya. Atau selama ini kecurigaan kita benar? Mas punya pacar?”

“Itu kecurigaan Mbak saja, jangan libatkan aku.” Si laki-laki menyuapkan lagi cimol agar perempuan di sebelahnya tidak banyak bicara. Bibir si perempuan mengerucut, namun masih saja mengunyah cimol.

“Khanza dan  Musa belum pulang?”

Keduanya menoleh ke sumber suara, terlihat seorang laki-laki yang merupakan teman sekelas Khanza tersenyum lebar. Ia berdiri di sebelah Khanza dengan motor scoopynya. Musa yang mencium sesuatu langsung pindah diantara Khanza dan teman sekelasnya. “Belum, Mas Hasbi. Masih menunggu jemputan.”

Musa memang terlihat tersenyum ramah, namun sebenarnya tidak. Ia sangat ingin laki-laki dihadapannya segera pergi dan menghentikan usahanya mendekati Khanza.

“Mau Mas antar pulang?” mata Khanza membulat sempurna mendengarnya, dalam hati ia merutuki keberanian Hasbi yang cari mati dengan salah satu bodyguardnya.

Senyuman di wajah Musa luntur, “Mas naik sepeda motor, mau boncengan bertiga?” nada suaranya berubah dingin.

“Ah, tidak. Tentu saja tidak. Mas antar kalian satu-persatu.”

“Itu sangat merepotkan, Mas.”

“Tidak. Mas tid-”

“Tidak perlu repot-repot mengantar mereka berdua karena saya sudah datang.” Kedua mata Hasbi mengerjap-ngerjap melihat seseorang yang berdiri di hadapannya.

Wajahnya dingin, begitu juga dengan tatapan matanya. Inilah seseorang yang harus ia luluhkan agar bisa mendapatkan Khanza. Kakaknya, Salman.

“Ayo pulang.” Salman melingkarkan tangannya di pinggang Khanza dan tersenyum. Khanza hanya mendengus, ia menurut ketika kakaknya itu melangkah menuju mobil yang terparkir di halaman.

“Terimakasih atas tumpangannya, Mas. Lain kali tidak perlu repot-repot.” Musa tersenyum ke arah Hasbi sebelum menyusul kedua kakaknya. Ia mengunyah cimol dengan santainya, mengabaikan siswi-siswi yang menatapnya dengan tatapan kagum. Ia membuka pintu mobil bagian tengah dan masuk ke dalam.

“Sudah ku bilang dia hanya teman, Mas.” Suara manja Khanza yang pertama kali Musa dengar saat masuk mobil. Ia memandang kakak pertamanya dan kakak keduanya yang berdebat. Selalu saja ini yang terjadi setiap kali Salman melihat Hasbi ada di dekat Khanza.

Musa menatap ke arah Hasbi, sebenarnya ia kasihan dengannya. Tapi ia tidak bisa berbuat apapun, ia juga tidak ingin Khanza berkencan dengan laki-laki lain selain dia, Salman, dan Abi.

Zalumin & Zafian Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang