Special Edition 2

641 74 33
                                    

"Manman lucu dak?" - Salman. (3 y.o)

~Zalumin&Zafian Special 2~

Umin’s pov
-Sandi’s House-

“Pokoknya, setiap kali mau masuk rumah atau masuk kamar harus memakai hand sanitizer!” Aku menatap Bagas yang menjelaskan pada kami hal-hal yang dilarang selama berada di rumahnya.

Hari ini aku dengan Fian dan Salman mengunjungi Tata yang baru melahirkan kemarin. Mereka memutuskan melahirkan di rumah dengan metode water birth, itulah yang ku dengar dari Fian. “Sekali lagi kau mengatakan itu ku tumpahkan semua hand sanitizer di rumahmu.” Bagas melipat kedua bibirnya menatap horor Fian.

“Baiklah, maaf. Silahkan masuk.” Fian masuk ke dalam kamar setelah memakai hand sanitizer, ternyata di dalam sudah ada Citra.

Aku memilih duduk bersama Om Sandi dan Sahal di ruang keluarga dengan perhatian tertuju pada Hilal, Salman, dan Satria yang bermain bersama. “Duduklah, Bagas.” aku menatap Bagas yang sejak tadi mondar-mandir di hadapanku, sesekali menengok ke arah pintu kamar yang tertutup.

“Mereka tidak akan merencanakan sesuatu, kan?”

“Jangan berlebihan, tidak mungkin mereka merencakan sesuatu. Istrimu baru saja melahirkan” Bagas menatap ayahnya datar.

“Bisa saja, Ayah. Kita tahu ketika mereka bertiga bersama, pasti ada sesuatu yang mereka rencanakan. Memangnya Mas Umin dan Mas Sahal tidak ingat saat tiba-tiba mereka pergi ke Malang?”

Tentu saja aku ingat.

Beberapa bulan lalu, Fian tiba-tiba menghilang saat aku bangun tidur. Aku meneleponnya beberapa kali namun ponselnya mati. Setelah sholat Subuh aku menemukan sebuah surat dari istriku, dia berpamitan pergi ke Malang bersama Tata dan Citra dan memintaku menjaga Salman seharian penuh. Ia berjanji akan menghubungiku secepatnya, dan ia benar-benar meneleponku di siang hari.

“Bukankah itu ide istrimu?” aku mengangguk setuju dengan Sahal. Itu memang ide Tata, seperti yang dijelaskan Fian.

“Sahal benar, menantu Ayah yang merencanakan itu. Fian dan Citra hanya menemaninya saja.”

“Tapi tetap saja kan pada akhirnya mereka bertiga bersama. Aku tidak bisa membayangkan jika nanti tiba-tiba Tata meninggalkanku dengan bayiku, hanya berdua seharian penuh.”

“Itu tidak akan terjadi, percaya dengan Bunda.” Bunda Zahra datang dari dapur membawa cangkir teh dan beberapa toples makanan ringan.

“Tapi Bun-”

“Itu tidak akan terjadi. Istrimu baru melahirkan kemarin, mereka bertiga tidak akan merencanakan sesuatu.” Bagas menghela napas dan mengalihkan pandangannya.

Aku tidak percaya dengan apa yang ku lihat sekarang. Bagas yang biasanya pecicilan sekarang berubah menjadi seseorang yang overprotektif sejak istrinya hamil. Keadaan memang bisa merubah seseorang.

“Ayo silahkan diminum.”

“Ya, santai saja Bunda.” Aku menyenggol Sahal begitu merasakan aura negatif Bunda Zahra. “Ah, maksudku Kakak Zahra.” Aku mengambil cangkir teh yang menyesapnya untuk mengalihkan rasa gugup.

Zalumin & Zafian Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang