Untold Story 2

275 53 7
                                    

Umin's pov
18:00 WIB

My Ice Cream ❤

Mungkin 30 menit lagi
Sekarang sudah segmen terakhir

Aku menelan ludah membaca pesan dari istriku, pandanganku teralih ke sumber keramaian di depanku. Malam ini aku dan Fian datang memenuhi undangan pernikahan Pak Hasan dan Bu Halimah. Tapi, bagaimana jika pekerjaan istriku belum juga selesai hingga sekarang?

Haruskah aku masuk ke sana sendirian?

Ya, aku tidak mungkin menunggu istriku hingga selesai sendirian disini.

Sebenarnya tadi aku menjemputnya seperti biasa dan kami kemari bersama. Namun tidak jadi karena shooting Fian harus mundur 2 jam karena hujan. Fian bilang hari ini hari kedua percobaan shooting outdoor untuk programnya, K-Pop Corner. Ku pikir hari ini akan sama seperti kemarin yang selesai shootingnya tepat waktu.

Ting

My Ice Cream ❤

Kakak masuk saja dulu
Lebih baik menunggu di dalam kan?

Baiklah, Kakak masuk dulu

Oke
Sekarang sudah mulai take
Aku akan datang segera

Kakak tunggu
Hati-hati di jalan
I love you 😘

Love you more 😘😘😘😘
😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘

Aku tersenyum membaca balasannya, tumben sekali di penuhi emotikon seperti ini. Baiklah Umin, ayo tunggu istrimu di dalam saja. Memang lebih baik daripada menunggu di mobil. Setidaknya di dalam ada para dosen se-fakultas yang menemaniku mengobrol sembari menunggu Fian datang.

Aku keluar dari mobil dan menguncinya setelah memasukkan ponselku ke dalam saku. Aku menatap pantulan diriku di kaca mobil dan merapikan kemeja batik yang ku kenakan.

Puas memandangi ketampananku yang tak akan luntur termakan usia, aku berjalan masuk ke halaman rumah yang disulap menjadi lokasi pernikahan. Melihat janur melengkung di depan membuatku mengingat pernikahanku dengan Fian. Tak terasa sudah satu setengah tahun saja usia pernikahan kami. Ya meskipun sampai saat ini kami belum merencanakan anggota baru dalam keluarga kecil kami, aku dan Fian sangat bahagia.

"Eh, Pak Adnan sudah datang. Sendiri saja, Pak?" aku sedikit terkejut saat mendengar pertanyaan dari Ibunya Bu Halimah.

"Tidak, istri saya akan menyusul nanti." kataku sebelum buru-buru masuk menuju kursi-kursi untuk para tamu.

Bukannya apa-apa, aku hanya menghindari pertanyaan-pertanyaan yang tidak ingin ku jawab.

"Pak Adnan!" Aku menatap Pak Malik yang mengangkat tangan kanannya ke atas dengan senyuman lebar.

Teriakannya itu membuat beberapa dosen menatapku dan ikut melambaikan tangannya ke arahku. Aku tersenyum dan duduk tepat di sebelah kiri Pak Malik yang kosong, di sebelah kanannya ada istri juga anak ketiganya yang berusia 2 tahun. Di sebelah kiriku ada dosen baru yang masuk 2 bulan ini, namanya Delia.

"Hlo, Bapak datang sendiri?" tanya Bu Salma sembari menyuapi putrinya.

"Seharusnya datang dengan siapa?" seseorang di sebelah kiriku menatap dosen-dosen bergantian.

"Tentu saja dengan istrinya, siapa lagi memangnya." Aku mendengar nada jengkel di perkataan Bu Salamah. Sebisa mungkin ku abaikan ekspresi terkejut si Delia ini. Tapi aku heran kenapa dia terkejut? Meskipun dia baru bekerja, ku pikir Bu Salma sudah memberikan edukasi padanya mengenai nama seluruh dosen di fakultas beserta statusnya. Sepertinya tidak begitu ya.

Zalumin & Zafian Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang