Capt-17 Grobmutter?

1.6K 91 0
                                    

"Do Fahmi kok nekat ngelakuin itu sih."Ujar Ardian kini dia dan teman-temanya sedang berada di apartement Lardo.

"Katanya dia frustasi karena diputusin cewenya."

"Wagelasehh gara-gara cewek sampe kek gitu,ngeri gue."

Lardo mengedikan bahunya."Gue juga ngga paham dengan jalan pikiran dia,dia udah cemarin nama baik Adler dan sekolah CCH."

"Untung itu sekolah punya lo do jadi semuanya bisa diselesain dengan baik."

"Itu punya bokap gue bukan punya gue."

Bram memutar bola matanya malas."Iya deh serah lu bos."

Tiba-tiba ponsel milik Ardian berbunyi,semuanya melirik kearah Ardian.

"Ponsel gue bunyi."Ujar Ardian sembari mengambil ponselnya dari saku celananya.

"Ada misi baru dari Amerta grup."Itu isi pesan dari Amerta grup,perusahaan terbesar di Amerta.

"Dari siapa yan lo kok bengong."Ujar Bram yang melihat Ardian melamun.

"Dari Amerta grup gaes,kita ada misi baru."Ucap Ardian memberitahu pesan yang dia terima.

"Wow amazing udah lama kita ngga ngelakuin misi gue rindu bunuh orang."Ujar Radit berbinar.

"Bukanya lo kemarin baru bunuh wanita club yah."Ujar Lardo santai.

Radit menepuk jidatnya."Iya gue lupa bro,gue bawa matanya yang bagus banget lo pada mau ngga."Ujar Radit sembari menunjukan mata wanita yang kemarin dia bunuh.

Bram bergidik ngeri saat melihat mata berlumuran darah."Jauh-jauh dari gue itu bau banget."Ujar Bram sembari menutup hidungnya.

Radit memutar bola matanya malas."Lebay lo Bram,mata ini bisa buat tambah-tambah koleksi gue dirumah."Ujar Radit sembari menyimpan mata itu di dalam tasnya.

Radit memang suka menyimpan bagian-bagian tubuh korbanya,jangan tertipu dengan tampang lucu Radit karena dia itu seorang pshycopath yang kejam dan haus darah.

"Serah deh kembali ke topic,jadi kita harus ke Amerta buat jalanin misi itu."Ujar Bram.

Lardo mengangguk."Kita akan kesana besok hari minggu,kita akan tinggal dirumah lama milik Keana,nanti gue bilang ke dia."Ujar Lardo,otak Lardo memanglah sangat cerdas dia bisa menemukan jalan keluar dengan cepat.

"Kita harus ajak Keana kalau begitu."Ujar Ardian.

"Gue setuju,ngomong-ngomong tuh anak kemana yah."Ujar Radit yang sedari tadi tidak melihat Keana.

"Dia ada urusan katanya."Ujar Lardo.

Radit mengangguk."Oh ya self-injury lo masih sering muncul ngga?."Tanya Radit kepada Ardian.

Self-Injury adalah penyakit gangguan kejiwaan dimana dia sangat suka melukai diri sendiri dan dia juga sangat senang jika melihat darahnya menetes.

"Gue ketergantungan sama pisau dan sejenisnya,gue ngga bisa nahan diri buat ngga ngelukain diri gue sendiri."Jawab Ardian cuek.

"Lo harus ke psikolog kalo ini dibiarin lo bisa bunuh diri lo sendiri."Ujar Lardo memberi saran.

"Ngga males gue ketemu orang-orang yang so tau."Ujar Ardian,dia memang tidak suka dokter dan sebagainya karena mereka hanya bisa menasehati yang kesanya mereka so tau.

"So tau bagaimana psikolog udah sekolah tinggi-tinggi lo bilang dia so tau?otak lo dimana bro."Ujar Bram.

Ardian memutar bola matanya malas."Gue ngga peduli hobi gue emang kaya gitu gue ngga bisa berhenti."Ujar Ardian malas.

GEHEIMNIS[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang