👻💕 kelihatannya

222 44 5
                                    

jangan lupa vote dan komennya ya teman-teman.
selamat membaca

-------

-------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





















Chenle kembali ke kafe sendirian, tanpa Yuri. Hal itu mengundang tanda tanya di kepala Bimo.

"Le, Yuri mana?" tanya Bimo.

"Gatau bang. Masih di kampus kali," jawab Chenle malas dan langsung masuk ke dapur belakang.

Bimo mengernyit. Sedetik kemudian dia mengangkat bahu acuh.

"Kenapa tuh anak?" tanya Wisnu usai mengantar pesanan ke meja pelanggan.

"Entah. Lagi bad mood kali," kata Bimo seadanya.

James dari meja kasir menyahut, "Perasaan tadi sama Yuri baik-baik aja kok."

"Mungkin bukan karena Yuri nya, tapi karena dia lagi emang gamau diganggu, James," kata Wisnu menghampiri James.

"Bener tuh, James," sambung Bimo menganggukkan kepala setuju.

Chenle tidak tahu bahwa abang-abangnya sempat membicarakan dirinya. Dia meletakkan tas nya di ruang ganti lalu beralih ke dapur belakang.

Dadanya sedikit nyeri. Fakta bahwa Yuri bertemu dengan Hyunjin—ketika bertengkar dan memeluk Hyunjin dari belakang adalah hal yang seharusnya tidak usah dia dengar.

Dia tidak mengerti bagaimana bisa Yuri ada disana, padahal jelas-jelas Chenle mengantarkan Yuri ke FKIP? Jarak dari FKIP dan FT juga lumayan jauh? Tadi pagi Yuri juga menghindari kehadiran pemuda berbibir tebal itu, lantas mengapa Yuri dengan gampangnya—tanpa berpikir panjang memeluk Hyunjin begitu saja?

Pikiran Yuri memang sulit dipahami oleh Chenle.

Tia melirik sedikit kearah Chenle. Wajah masam cowok itu tentu saja menarik perhatian Tia karena tidak biasanya wajah Chenle tampak demikian.

"Kenapa?" tanya gadis itu dengan tangan masih sibuk memotong cabai. Sejak dia bekerja disini makanan jadi masuk list tambahan menu. Dulu, kafe ini hanya menjual kopi dan kue saja untuk disajikan, namun setelah ada Tia yang dulunya juru masak sekarang semuanya berubah.

Chenle menggeleng samar. "Apa yang bisa gue bantu, kak?" tanya cowok itu mengalihkan pembicaraan.

"Lo cerita sama gue kayaknya cukup membantu deh," ujar Tia menyalakan kompor dan menuang sedikit minyak makan. "Tadi pagi kayaknya seneng banget nganterin pujaan hati kok sekarang malah lesu banget."

"Kelihatan ya?" Chenle meringis sembari menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Tanya coba sama abang-abang lo yang di depan, muka lo kelihatan lesu apa kagak," Tia melihat sebentar kearah Chenle sebelum kembali ke aktivitasnya memasak mie goreng. "Baru kali ini seorang Chenle masuk ke kafe dalam keadaan bermuram durja. Apalagi kalo barengan sama Yuri."

Sweet Chaos (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang